Sabtu, 31 Juli 2010

ANGKLUNG INTERAKTIF

ANGKLUNG INTERAKTIF MERIAHKAN 50 TAHUN RI-TUNISIA

Tunisia, 28/7 (ANTARA) - Acara puncak perayaan 50 tahun hubungan diplomatik RI-Tunisia dimeriahkan dengan permainan musik angklung interaktif yang disaksikan 250 undangan di Pusat Kebudaayan dan Olahraga untuk Pemuda El Menzah 6, Tunis, Tunisia, Selasa malam.

Dipandu Lia Laila Sari, para undangan, termasuk Menteri Kebudayaan dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah Abdelrouf El Basti serta kalangan diplomatik seperti Dubes China di Tunisia dan Dubes Finlandia serta Rumania, dengan mudah ikut memainkan lagu "Brother Jocab" dan "Cant Help Falling in Love."
Sebelum malam kesenian untuk memperingati 50 tahun hubungan diplomatik RI-Tunisia itu, Duta Besar RI untuk Tunisia bersama Ibu Ani Ibnu Said mengelar "cocktail party" dengan sajian martabak, risoles, dan mi goreng yang banyak diminati undangan.

Menteri Abdelrouf El Basti mengatakan partisipasi Indonesia dalam berbagai even festival musim panas yang digelar di Tunisia selalu mendapatkan respons positif yang terbukti dari liputan media massa lokal yang cukup luas mengenai penampilan kesenian dan diharapkan Indonesia kembali berartisipasi dalam berbagai even pada tahun berikutnya.

Abdelrouf El Basti mengatakan masyarakat Tunisia ingin menggali lebih banyak lagi budaya asli Indonesia yang banyak dan beragam. "Saya sangat terkesan dengan irama musik bamboo yang dapat membawakan lagu lagu Bahasa Arab dengan cita rasa khas Indonesia," ujar Abdelrouf El Basti.

Sementara itu, kelompok musik tradisional "Saung Angklung Udjo" di bawah pimpinan Taufik Hidayat Udjo sangat terkesan dengan besarnya perhatian masyarakat Tunisia terhadap kesenian tradisional Indonesia dari Jawa Barat.

"Saya lihat hampir seluruh undangan mengikuti dan bermain musik angklung interaktif dan hal itu merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi kami," katanya, bangga dengan perhatian pemerintah pada kesenian Angklung dari kelompok Saung Udjo dengan memberikan fasilitas untuk tampil di berbagai negara.

Taufik Hidayat Udjo yang menyelesaikan Program S1 Ekonomi di STIE Dharma Agung itu mengakui dengan adanya kemungkinan disahkannya alat musik angklung sebagai warisan bukan benda oleh UNESCO pada bulan November mendatang akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri.

"Jangan sampai kesenian Indonesia juga diakui oleh Malaysia kalau pemerintah tidak memperhatikan perkembangan dan pelestarian kesenian tradisional angklung," ujarnya.

Sementara itu Tim kesenian Liga Tari Krida Budaya Universitas Indonesia yang diketuai Mayyada Almasjhur menampilkan Tari Pendet dari Bali ditarikan oleh Asih Mayasari sebagai tari pembukaan.

Selain itu tim kesenian mahasiswa Indonesia juga menarikan Tari Zapin Gasing dari Jambi dibawakan Rossa KSP, Asih Mayasari, Era Para Restina, Sanya Nataya Emil dengan iringan musik Nasrul Zein yang menjadi vokalis dan Gambus, serta Fadhlan Al Abraar, Mayyada Almasjhur dan Sitanti Pujiharti, serta Mardiko pada marawis, dan Taufiqurrachman pada dol.

Ada pula tari Piring dari Sumatera Barat yang dibawakan dengan lincah oleh Asih Mayasari, Rossa KSP, Era Para Restina, Fadhlan Al Abraar, Mardiko, Taufiqurrachman, diiringi alat musik tiup yang dimainkan oleh Nasrul Zein mendapat sambutan dari undangan yang memenuhi gedung pertunjukan itu.

Penampilan tim kesenian UI ini juga menyajikan Tari Gantar Belian dari Kalimantan Timur ditarikan oleh Rossa KSP, Asih Mayasari, Era Para Restina, Annisa Tasya, Mardiko, dan Taufiqurrachman mendapat sambutan tepukan yang panjang.

Bahkan pada Tari Indang dari Sumatera Barat ditarikan Rossa KSP, Asih Mayasari, Era Para Restina, Annisa Tasya, Sanya Nataya Emil, Mardiko, dan Taufiqurrachman itu menjadi tontonan yang menarik selama berlangsungnya perayaan HUT RI itu.

Anisa Tasya Priastika dari Fakultas/Jurusan FKM/K3 menyampakan kesannya yang menyebutkan suatu pengalaman baru yang tak terlupakan baginya bisa berkunjung ke Tunisia,negara yang menyimpan berjuta kejutan dengan segala ciri khasnya yang tidak bisa saya temukan di Indonesia.

Sementara itu, Taufiqurrachman (Fiqi), yang menuntut ilmu di Fakultas/Jurusan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya / Sastra Belanda mengatakan bahwa suatu pengalaman baru bisa mengikuti misi budaya.

"Sangat senang dan bangga mendapatkan kesempatan dan memperkenalkan kebudayaan Indonesia di Tunisia, Afrika. Banyak hal indah dan menarik yang saya lihat selama disini, dan juga banyak pelajaran yang saya dapatkan," ujarnya.

Hal yang senada juga diakui Fadhlan Al Abraar yang menempuh pendidikan di Fakultas/Jurusan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya/ Sastra Prancis mengakui sangat terkesan dengan Tunisia yang merupakan gurun, gersang, terik matahari dan juga panas.

"Bagaimana penduduk awal negeri ini bertahan? Kurma, Zaitun, Buah Tin, Pantai, bukit, Unta, hanya dengan itu mereka bisa maju. Luar biasa. Tunisia. Afrika," ujarnya.

Dalam acara penutup malam kesenian Indonesia itu, kelompok Saung Anglung Udjo menampilkan lagu La Bamba serta Ya Musthapa lagu Tunisia yang diikui seluruh undangan. (U-ZG) ***4***
(T.H-ZG/B/E011/E011) 28-07-2010 09:00:25

Tidak ada komentar: