Sabtu, 31 Juli 2010

HARI ANAK DI JENEWA

PERAYAAN HARI ANAK NASIONAL DI JENEWA

London, 25/7 (ANTARA) - Dengan mata berbinar-binar, anak-anak menendang sang "jabulani" ukuran mini, sekalipun udara di bumi Swiss cukup panas, mereka tidak kelihatan lelah, kemana bola berlari terus dikejar tanpa henti, dengan tawa dan keceriaan dalam peringatan HAN di Jenewa.

Hal itu menjadi pemandangan yang sangat menyenangkan, kendati sebagian besar tendangan masih belum terarah, anak-anak tetap terlihat puas setidaknya berhasil melepaskan tendangan, ujar Sekretaris Pertama PTRI Jenewa, Yasmi Adriansyah, dalam keterangan persnya yang diterima ANTARA, Minggu.
Ia menuturkan hal itu, adalah suasana salah satu kegiatan pada perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2010 yang diselenggarakan Perutusan Tetap RI untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa.

Selain diadakan lomba sepak bola mini, acara peringatan HAN 2010 bagi masyarakat Jenewa dan sekitarnya tersebut juga diramaikan dengan lomba atau aneka permainan lain, seperti adu cepat lari antarbalita ("baby race"), lomba baca puisi, dan lomba menggambar.

Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa, Duta Besar Dian Triansyah Djani saat membuka acara mengatakan sebagai orangtua serta sahabat bagi anak-anak, berharap anak-anak terus belajar dan berkreasi.

"Selain belajar dengan tekun di bangku sekolah seperti yang telah dijalani, kalian dapat juga meningkatkan kemampuan diri melalui olahraga dan permainan. Anak-anak Indonesia harus cerdas dan berprestasi serta sehat, jujur dan mempunyai sikap yang baik," ujar Dubes.

Berbagai pertanyaan pun meluncur dari sejumlah anak kepada Duta Besar Dian Triansyah Djani dan Ny Yanti Djani. Ada yang menanyakan kiat agar tetap sehat, cara sukses belajar, atau bahkan bagaimana menyikapi teman yang nakal.

Dubes Djani dan Ibu menanggapi berbagai pertanyaan tersebut dengan menceritakan pengalaman pribadi sampai anak-anak penanya terlihat puas.

Acara peringatan HAN 2010 PTRI Jenewa ini diakhiri dengan lomba tradisional khas Indonesia, makan kerupuk. Dalam keriuhan tawa dan teriakan para pendukung, puluhan kerupuk yang disediakan ludes dalam waktu sekejap.

Dalam perjalanan pulang, wajah sejumlah anak terlihat merah dan berbalur keringat tanda kelelahan. Namun senyum mereka berpendaran tanpa henti. Anak-anak Indonesia tersebut terlihat bahagia. ***4***(U-ZG)
(T.H-ZG/B/C004/C004) 25-07-2010 14:58:47

Tidak ada komentar: