Jakarta, 13/2 (Antara) - Indonesia menegaskan dukungan tercapainya konsensus internasional untuk peningkatan standar keselamatan tertinggi bagi pembangkit listrik tenaga nuklir dunia.
Wakil Kepala Perwakilan RI di Wina Febrian Ruddyard sebagaimana dikutip dari Counsellor KBRI/PTRI Wina Dody Kusumonegoro di Jakarta, Jumat, mengatakan Indonesia mendukung Vienna Declaration on Nuclear Safety yang telah disepakati secara konsensus oleh 77 negara anggota CNS (Convention on Nuclear Safety).
Dalam konferensi diplomatik mengenai keselamatan nuklir yang diselenggarakan di Wina baru-baru ini, Febrian mengatakan elemen penting penguatan rejim keselamatan nuklir global dalam Vienna Declaration antara lain menyangkut disain, tapak, dan operasi pembangkit listrik tenaga nuklir.
Menurut Vienna Declaration tersebut, PLTN masa depan harus didisain untuk mencegah terjadinya kecelakaan, dan sekiranya pun terjadi kecelakaan, disain PLTN harus dapat mencegah terjadinya kontaminasi zat radioaktif terhadap lingkungan.
Prinsip penguatan keselamatan ini juga berlaku surut, sehingga negara-negara yang saat ini sudah mengoperasikan PLTN diminta melakukan "retrofitting" terhadap PLTN yang sudah ada untuk mencegah terjadinya kecelakaan seperti yang menimpa PLTN Fukushima di Jepang.
Indonesia berkepentingan dan terlibat penuh dalam pembahasan dan pencapaian konsensus sebagaimana yang tertuang dalam Vienna Declaration tersebut.
Dalam tataran teknis Indonesia juga terus melakukan langkah-langkah membangun infrastruktur keselamatan nuklir baik fisik maupun infrastruktur non-fisik seperti perangkat regulasi yang diperlukan agar pengembangan dan pemanfaatan energi nuklir dapat dilakukan secara aman dan handal.
Konferensi Diplomatik kali ini diselenggarakan sebagai salah satu upaya masyarakat internasional meningkatkan standar internasional keselamatan pembangkit listrik tenaga nuklir, pasca insiden Fukushima Daiichi tahun 2011.
Berbagai upaya peningkatan keselamatan telah dilaksanakan pada tingkat nasional, bilateral, regional maupun internasional, dan melalui Konferensi Diplomatik ini diharapkan momentum untuk peningkatan keselamatan nuklir terus dipertahankan.
Langkah-langkah internasional menyikapi peningkatan standar keselamatan nuklir dilaksanakan antara lain melalui Action Plan on Nuclear Safety yang telah diadopsi oleh Badan Tenaga Atom Internasional pada tahun 2011.
Standar keselamatan pembangkit tenaga nuklir dunia tertuang dalam Konvensi Keselamatan Nuklir yang telah disahkan hampir dua dekade lalu, dimana Indonesia juga telah meratifikasi Konvensi tersebut.
Terdapat kepentingan bersama untuk menyempurnakan standar keselamatan tersebut, namun pada saat yang sama juga terdapat kepentingan untuk membuat dokumen peningkatan keselamatan tersebut disetujui bersama dan dapat dilaksanakan (practicable and doable) oleh para pemilik pembangkit listrik tenaga nuklir.
Dalam sidang terdapat usulan melakukan amandemen terhadap teks Konvensi tersebut sebagaimana diusulkan oleh Swiss dan didukung oleh berbagai negara.
Sebaliknya beberapa negara besar pemilik pembangkit nuklir seperti Amerika Serikat dan Rusia, meskipun mendukung usulan untuk peningkatan standar keselamatan nuklir, namun menolak peningkatan keselamatan melalui amandemen Konvensi.
Dalam kaitan ini, Vienna Declaration merupakan jalan keluar atas perbedaan pendapat tersebut, dimana melalui deklarasi ini peningkatan keselamatan nuklir tetap tercapai, diterima dan didukung serta pada gilirannya akan dilaksanakan oleh semua pihak.
Tercapainya konsensus internasional atas Vienna Declaration on Nuclear Safety juga menjadi pesan positif bahwa masyarakat internasional tetap bersatu dalam masalah keselamatan nuklir.
Sebaliknya, amandemen terhadap Konvensi Keselamatan Nuklir yang didukung beberapa satu pihak, namun ditolak pihak lain justru akan merefleksikan perpecahan masyarakat internasional dalam isu keselamatan nuklir tersebut.
Selain itu tercapainya konsensus atas Vienna Declaration menjadi bukti konkret tingginya komitmen politis negara, secara nasional maupun internasional, terhadap aspek keselamatan nuklir, dan akan menjadi dokumen penting yang melengkapi Konvensi Keselamatan Nuklir.
Bagi Indonesia, keselamatan nuklir merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian dan komitmen utama. Salah satu isu dalam perdebatan nasional terkait PLTN adalah aspek keselamatan tersebut.
Pemerintah Indonesia memandang pentingnya keselamatan nuklir tersebut sebagai salah satu aspek yang akan mendapatkan perhatian utama dalam rencana pembangunan PLTN.
Dirjen Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dalam kunjungannya ke Indonesia beberapa waktu lalu telah menegaskan bahwa Indonesia sudah "on the right track" dalam proses pengembangan energi nuklir.
Rencana Indonesia membangun experimental power reactor / multipurpose power reactor merupakan inisiatif yang penting, antara lain karena akan menggunakan teknologi reaktor termaju (PLTN Generasi IV) yang lebih aman dan efisien dan mempunyai kemampuan kogerasi, yaitu untuk pembangkit listrik dan berbagai proses industri seperti mineral processing, pencairan batu bara, dan desalinasi.***1***Budi Suyanto
(T.H-ZG/B/B. Suyanto/B. Suyanto) 13-02-2015 02:06:06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar