Kamis, 23 Agustus 2012

MONT BLANC


TARIAN INDONESIA PUKAU GUNUNG MONT BLANC

          London, 6/8 (ANTARA) - Grup tari Prasetya Mulya dari Universitas Trisakti yang berpartisisi dalam Festival Kebudayaan Rakyat Internasional (Folklorique d'Octodure/FIFO) di Kota Martigny, Swiss, belum lama ini, berhasil memukau ratusan pengunjung. 
   Festival itu antara lain bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan toleransi, kata Pensosbud KBRI Bern, Mohammad Budiman Wiriakusumah, kepada ANTARA London, Senin.

        Tari-tarian yang dinamis dari berbagai daerah di Indonesia seperti Tari Piring dari Sumatra Barat, Tari Tifa dari Papua, Tari Soya-soya dari Maluku, Tari Lontar dari NTT, dan Tari Saman dari Aceh, katanya, memukau penonton yang berada di daerah wisata ski Swiss tersebut.

        Festival kebudayaan internasional tahunan itu diselenggarakan  pada permulaan Agustus di Kota Martigny yang berada di kaki pegunungan Alpen, dan diikuti 11 negara.

        Penyelenggaran Festival tahun ini agak lain dari biasanya karena bertepatan dengan bulan Ramadhan, sehingga semakin menambah rasa persaudaraan di antara peserta yang datang dari beberapa negara, Indonesia, Prancis, Rusia, Venezuela, Bulgaria, Spanyol, Estonia, Madagaskar, Puerto Rico, dan Macedonia.

        Wajah Indonesia ditampilkan melalui kedinamisan aneka tarian dari berbagai daerah, Tari Tifa dari Papua, Nandak Ganjen dari Jakarta, Tari Lontar dari NTT, Tari Piring dari Sumbar, Tari Glipang dari Jawa Timur, Tari Soya-Soya dari Maluku, dan Tari Saman dari Aceh.

        Pujian kagum penonton tergambar dari tepuk tangan yang berkepanjangan setiap selesai pergelaran tarian Indonesia, terutama tari Tifa dari Papua.

        Selain tampil pada acara gala, Prasety Mulya juga tampil di acara pawai keliling Kota Martigny, lengkap dengan pakaian tarian, sehingga membuat penonton tertarik untuk menanyakan tentang keragaman budaya Indonesia itu.

        Masyarakat di kaki gunung Mont Blanc terpukau dengan bahasa tangan dan gerakan dalam tari-tarian Indonesia yang diperagakan, yang juga menggambarkan tentang kehidupan yang dinamis, di antara suku di Indonesia, serta menggambarkan indahnya budaya bangsa yang menjadi warisan dunia.

        Penari dari Prasetya Mulya dan Universitas Trisakti yang juga pernah tampil di berbagai festival di Jepang, Thailand, Singapur dan Ukraina, terpilih untuk tampil melalui seleksi yang dilakukan panitia Le Festival de Confolens, sebuah festival tarian dan musik rakyat di Prancis.

        Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Djoko Susilo, menyebutkan, tampilnya Prasetya Mulya Universitas Trisakti sebagai wakil Indonesia bahkan wakil Asia dalam festival ini patut dibanggakan.

        Kualitas kesenian yang ditampilkan benar benar tinggi dan keanekaragaman tarian mencerminkan keharmonisan aneka budaya Indonesia senafas dengan tujuan panitia festival yang mencerminkan perdamaian dan persaudaraan tanpa batas ras dan agama. ***3*** (ZG)
(T.H-ZG/B/H-KWR/H-KWR) 06-08-2012 20:55:49

               

KPMI BRUSEL



                KPMI DAN KBRI BRUSEL GELAR PESANTREN SEHARI

          London, 4/8 (ANTARA) - Keluarga Pengajian Muslimin Indonesia (KPMI) Belgia bekerjasama dengan KBRI Brusel menggelar pesantren sehari bagi anak anak yang tergabung dalam KPMI Kids Belgia, belum lama ini. 
    Selain pengajian dan buka bersama yang diadakan rutin di bulan penuh berkah ini, KPMI Belgia melalui program kegiatan anak-anaknya (KPMI Kids) menggelar kegiatan pesantren sehari di KBRI Tervuren, Brusel.

         Ketua KPMI Belgia, Sulaiman Syarif kepada ANTARA London, Sabtu menyebutkan kegiatan pesantren untuk anak ini baru pertama kali diadakan, diikuti 20 putra dan putri.

         Dikatakannya, meski anak-anak banyak yang berlibur musim panas bersama keluarganya, baik ke luar kota maupun negara termasuk Indonesia, tidak mengurangi semangat dan antusias mereka berpesantren ria bersama kawan-kawan.

        Pembimbing acara itu, Andi Yudha Asfandiyar, mengatakan, aktivitas pesantren antara lain berupa shalat berjamaah, baca surat-surat pendek dalam Al Quran, dan pengajaran doa-doa, bacaan shalat serta shalawat.

        Selain itu, anak anak juga dibekali dengan cerita tentang sahabat nabi dan rasul. Mereka pun dilibatkan dalam 'games', tebak-tebakan, menggambar kaligrafi kreatif, nonton cuplikan-cuplikan video motivasi, dan tanya jawab soal keagamaan.

        Acara ini sekaligus juga menjadi media berkomunikasi dan belajar berbahasa Indonesia yang baik, mengingat banyak sekali anak-anak yang lahir dan besar di Belgia, sehingga mereka otomatis juga lebih fasih berbahasa Perancis dan Belanda dibanding berbahasa Indonesia.

        Aktivitas demi aktivitas dilalui dengan sabar, baik oleh anak-anak peserta, maupun kakak-kakak pembina/ustad-ustadzahnya.

        Menurut Siregar Asim Ismail, orang tua peserta, masa puasa Ramadhan di Eropa kali ini terbilang cukup panjang, kurang lebih 18 jam.

        "Kenyataan ini tentunya melelahkan bagi anak-anak, tetapi faktanya mereka tetap gembira berkumpul bersama teman lainnya yang juga melaksanakan puasa," katanya.

        Ketika waktu berbuka tiba, mereka langsung menyerbu ta'jil, dilanjutkan dengan shalat maghrib berjamaah, berbuka bersama, kemudian shalat isya, dan shalat tarawih.

        Menurut panitia, kegiatan ini merupakan sarana pendidikan dan pembiasaan ibadah, kerjasama, kedisiplinan, kesabaran, komunikasi berbahasa Indonesia dan pengenalan model pesantren itu sendiri secara sederhana. ***3***     (ZG)
(T.H-ZG/B/H-KWR/H-KWR) 04-08-2012 20:04:51

               

SASANDO



SASANDO PIKAT PENGUNJUNG GRANNAT FESTIVAL

          London, 1/8 (ANTARA) -  Keunikan dan kekhasan suara alat musik sasando memikat penonton Gannat Festival, di kota Gannat, Auvergne, yang berjarak 387 km dari Paris, Perancis.

         Selain lagu Indonesia Pusaka, kata Minister Conseiller KBRI Paris, Arifi Saiman kepada ANTARA London, Selasa, Jackob Hendrick Bullan juga mempersembahkan lagu tradisional dan lagu-lagu pop, di antaranya Mai Failie dari pula Rote, Nusa Tenggara Timur dan lagu pop Barat Can't help falling in love dengan sasando .

         Musisi Sasando itu tampil di Festival de Gannat ke-39 atas dukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

         Festival yang diselenggarakan Association Nationale Cultures et Traditions (ANCT) pimpinan Jean Roucher ini menampilkan aneka pertunjukan budaya, adat istiadat, dan tradisi dari negara-negara di dunia.

         Selain Indonesia, festival ini juga diikuti Mesir, Jerman, Amerika Serikat, Namibia, Guadeloupe, Puerto Rico, India, dan Irlandia. ***3***
(ZG/
(T.H-ZG/C/A027/A027) 01-08-2012 03:55:59

PESANTREN KILAT


PESANTREN KILAT SEMARAKAN RAMADHAN DI LONDON

         London, 30/7 (ANTARA) -  Sebanyak 40 anak dan remaja mengikuti kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan mengangkat tema "Proud To Be A Moslem" yang dikemas dalam bentuk interaktif  diadakan Pengajian Masyarakat Indonesia di London bekerjasama dengan Taman Pendidikan Alquran (TPA) yang dikelola Indonesian Islamic Centre (IIC)di KBRI London, akhir pekan.

        Koordinator pelaksana kegiatan Pesantren Ramadhan Anak dan Remaja, Fitri Yantin kepada Antara London, Ahad, mengatakan pesantren kilat remaja dan anak anak mendapat dukungan dari KBRI London dan Atase Pendidikan T. A. Fauzi Soelaiman yang juga Ketua Pengajian Masyarakat Indonesia di London. 
   Menurut Fitri Yantin, yang mengajar anak-anak serta remaja di TPA yang dikelola IIC London, ide pesantren kilat Ramadhan ini justru berasal  dari orang tua santri TPA.  "Mereka  menginginkan anak-anak nya mendapatkan tambahan kegiatan selama bulan puasa," ujar Fitri Yantin yang  dipercaya sebagai Wakil Ketua Muslimat NU UK.

        Dikatakannya animo masyarakat Islam Indonesia di London dan sekitarnya cukup tinggi agar putera-puteri nya  mendapatkan pendidikan agama Islam dengan pendekatan ala Indonesia. 
   Fitri Yantin mengharapkan dengan begitu peserta tidak merasa bosan begitupun materi disajikan melalui kegiatan ceramah dan tanya jawab, quiz, tayangan film/video,  serta diskusi kelompok dan permainan.

       "I want my Mom to draw how to do proper wudhu," demikian celoteh Safa (7) setelah mengikuti Pesantren Ramadhan untuk Anak dan Remaja di KBRI London.

       Safa merupakan salah satu peserta Pesantren Ramadhan untuk Anak dan Remaja yang di selenggarakan oleh Pengajian Masyarakat  Indonesia di London bekerjasama dengan Taman Pendidikan Alquran (TPA) yang dikelola oleh Indonesian Islamic Centre (IIC) London
   Remaja dan anak anak dengan semangat mengikuti kegiatan pesantren kilat dan mengatakan sangat terkesan dengan materi I Love Allah,  terutama pada bagian penjelasan bagaimana Allah menciptakan tubuh manusia. Putera dari Andi M. Sadat yang sedang menyelesaikan program doktor di Norwich ini sangat terkesan dengan penjelasan dari  mentor mengenai How to make wudhu dan ingin ibunya menempelkan gambar di dinding kamar mandi di rumahnya.

        Fitri Yantin yang saat ini tengah menempuh studi MA Education di London Metropolitan University mengatakan untuk mendampingi peserta panitia menyiapkan enam mentor  yang berasal dari berbagai latar belakang seperti mahasiswa dan karyawan kantor yang mempunyai pengalaman, wawasan dan kapasitas ilmu agama yang  tepat untuk membimbing peserta.

        Sementara pasangan suami isteri Dicky Ibrahim dan Teti Ibrahim mengisi acara anak mengatakan anak-anak Indonesia yang bersekolah di Inggris mempunyai pola pikir yang kritis dan logis.  Diperlukan persiapan yang matang  untuk menyampaikan nilai-nilai Islam karena anak-anak itu tidak segan untuk langsung mengajukan pertanyaan yang di luar dugaan, ujar Teti Ibrahim yang bersama suami menjadi permanen resident di Inggris.

        Salah seorang  mentor pesantren kilat remaja, Dewi Nur Aisyah, yang sedang menyelesaikan disertasi Masternya di Imperial College London, menyampaikan remaja Indonesia di Inggris sangat membutuhkan bimbingan keIslaman untuk membentengi kepribadian mereka dari pengaruh negatif lingkungan sosial dan pergaulan. Dewi, yang pernah menjadi mahasiswi berprestasi di UI ini menyiapkan  dengan serius  materi pesantren Ramadhan, tidak heran jika para santri remaja puteri sangat senang mendengarkan penjelasannya.

        Kegiatan ini berlangsung setiap Sabtu selama Ramadhan diadakan bersamaan dengan pengajian masyarakat Indonesia yang bertempat di KBRI London.  Bagi para orang tua juga memudahkan mereka untuk mengajak putera-puteri mereka sekaligus menghadiri pengajian.  Fadjar R.T  yang baru menetap di London selamat empat bulan,  mendukung pengaturan itu karena anak-anak mendapatkan pengajaran nilai-nilai islam yang sesuai dengan karakter mereka.

        Pak Fauzi, begitu sapaan akrab Atase Pendidikan Fauzi  Soelaiman sejak jauh-jauh hari mendiskusi dengan panitia mengenai rangkaian kegiatan pesantren kilat dan menaruh perhatian mulai dari  kebutuhan logistic,  peralatan audio visual, publikasi,  hingga materi  sampai pada ketersediaan ruangan. (h-zg)

(T.H-ZG/C/E001/E001) 30-07-2012 09:26:38