WNI DI CAPE TOWN GELAR "INDONESIAN FESTIVAL"
Zeynita Gibbons
London, 10/9 (Antara) - Masyarakat Indonesia di Cape Town mengelar "The First Indonesian Day Festival" dengan membuka 23 stan untuk memasarkan berbagai produk Indonesia.
London, 10/9 (Antara) - Masyarakat Indonesia di Cape Town mengelar "The First Indonesian Day Festival" dengan membuka 23 stan untuk memasarkan berbagai produk Indonesia.
Produk yang dipasarkan antara lain makanan dan minuman, berbagai sambal nusantara, fesyen, batik, perhiasan, kerajinan tradisional, mebel, spa dan kecantikan serta jasa perjalanan wisata, hingga pusat informasi terkait produk ekspor unggulan Tanah Air.
Konsul Muda Bidang Pensosbud KBRI Cape Town, John R Purba kepada Antara London, Minggu mengatakan, kegiatan besar pertama diadakan Sabtu atas inisiatif warga Indonesia ternyata mendapatkan perhatian cukup besar dari warga Cape Town dan sekitarnya.
Tercatat sekitar 1.709 pengunjung berada jauh di atas perkiraan panitia yang ditargetkan hanya 700-800 pengunjung.
Ketua Panitia, Yesi Efendi yang menikah dengan warga Afrika Selatan dan menetap di Cape Town menyatakan, kebahagiaan dan rasa syukurnya atas terselenggaranya "Indonesian Day Festival".
"Saya bangga acara berjalan sukses," ujarnya yang mengatakan kegiatan ini diadakan berangkat dari "concern" mayoritas warga Afrika Selatan tidak mengenal Indonesia sebaik negara lain di Asia Tenggara.
Hal ini yang mendasarinya untuk memperkenalkan tradisi perawatan kecantikan nusantara agar dapat bersaing dengan spa dari Thailand, Korea dan Jepang yang sudah dikenal masyarakat Cape Town, ujar pemilik usaha kecantikan Melati Spa yang juga membuka stan di "Indonesian Day Festival" ini.
Selain pembukaan stan, acara dimeriahkan dengan ditampilkannya lagu-lagu tradisional secara akustik oleh penyanyi lokal Amber Liadan Parr serta tarian tradisional yang dibawakan EOAN School of Performing Arts, yaitu Tari Yapong dari Jakarta, Tari Cebing Melati dari Jawa Timur serta Tari Pendet dan Wira Tanaya dari Bali.
Seorang penari, Lucille Hendricks, warga Afrika Selatan yang baru kembali ke Cape Town setelah mempelajari kesenian tradisional Bali di Sanggar Semarandana, Denpasar, lewat program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) mengatakan, rasa syukur diberikan kesempatan belajar tari di Bali dan kini tampil dalam festival.
"Semoga festival ini membawa hubungan Afrika Selatan dengan Indonesia menjadi lebih dekat," kata Lucille.
EOAN School of Performing Arts, sanggar kesenian yang kerap menjadi mitra KJRI Cape Town mempromosikan kesenian nusantara. Hal ini karena kepala sanggar, pengajar dan penari alumni BSBI dan Beasiswa Darmasiswa Indonesia. ***4***
(T.H-ZG/C/S. Muryono/S. Muryono) 10-09-2017 22:50:37
(T.H-ZG/C/S. Muryono/S. Muryono) 10-09-2017 22:50:37
Tidak ada komentar:
Posting Komentar