Selasa, 11 April 2017

GRONINGEN

PPI GRONINGEN BAHAS PENGEMBANGAN LITBANG
     Zeynita Gibbons
     London, 5/4 (Antara) -  Rendahnya kolaborasi antara Perguruan Tinggi dan pemangku kepentingan lain menjadi penyebab utama terhambatnya kemajuan sektor penelitian dan pengembangan (Litbang) di Indonesia, permasalahan ini terjadi bukan hanya di level nasional, tetapi juga di tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota.
          Hal itu terungkap dalam acara Indonesia Science Café (ISC) yang diadakan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Groningen (PPI Groningen) bekerjasama dengan Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) di Belanda, demikian Koordinator Divisi Kajian Strategis dan Ilmiah PPI Groningen, Titisari Rumbogo kepada Antara di London, Rabu.
         Acara bertema bertema "Sinergitas Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah: Peluang dan Tantangan"  didukung  Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja serta Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Den Haag, Prof. DR. Bambang Hari Wibisono.
         Tampil sebagai  narasumber Bupati Kabupaten Bantaeng, Prof. DR. Nurdin Abdullah dan Ketua Dewan Riset Nasional Sulawesi Selatan, Prof. DR. Muhammad Wasir Thalib, berhasil memantik diskusi yang hangat dan cerdas bagi sekitar 70 mahasiswa dan diaspora Indonesia yang berada di Belanda.
         Acara dimulai dengan pembukaan oleh Koordinator Divisi Kajian Strategis dan Ilmiah PPI Groningen, Titisari Rumbogo. Mahasiswa program doktoral di bidang Ekonomi Geografi University of Groningen itu memaparkan bahwa kegiatan ISC merupakan bagian dari serial diskusi yang dilakukan PPI Groningen dimulai sejak November lalu.
         Diskusi ini diharapkan menjadi bentuk kontribusi nyata dari mahasiswa yang sedang menimba ilmu di Belanda untuk dapat mengatasi masalah sumber daya manusia dan pembangunan di Indonesia.
         Dubes I Gusti Agung Wesaka Puja, menyoroti posisi indeks daya saing (index competitiveness) Indonesia yang kini berada di posisi 41 di dunia.
          Diharapkan pembangunan bangsa dapat dipacu lebih cepat dengan memperkuat sinergi "quadruple helix", antara perguruan tinggi, pemerintah, industri dan masyarakat sipil.
          Ketua PPI Groningen, Amak Muhamad Yaqoub, menyampaikan hasil kajian yang dilakukan PPI Groningen dalam kurun waktu delapan bulan terakhir. Menurut mahasiswa doktoral di Fakultas Ekonomi dan Bisnis University of Groningen ini, acara ISC merupakan satu bagian triangulasi yang penting bagi keseluruhan proses penyusunan naskah rekomendasi terkait pendidikan tinggi.

         Dengan 300 anggota, dimana sekitar 50 persen di antaranya sedang menempuh pendidikan doktoral, PPI Groningen berharap bisa memberikan sumbangsih kepada  bangsa melalui analisis kebijakan, demikkan peneliti bidang Manajemen Operasi dan Rantai Pasok.(ZG)**2***
(T.H-ZG/C/M. Dian A/M. Dian A) 05-04-2017 06:

Tidak ada komentar: