Remaja Indonesia di London ikut kampanye lawan corona
News ID: 946598
London (ANTARA) -
Mahasiswa kedokteran Indonesia yang tengah menuntut ilmu di London, Bonor Elisabeth Henrika (25) bersama mahasiswa kedokteran dari 30 negara di dunia melancarkan kampanye Cegah Corona Covid-19 dengan pesan utama tetap tinggal dirumah untuk mencegah penyebaran virus.
“Saya diajak bergabung oleh salah satu founder gerakannya Ian Soh, mahasiswa dari Malaysia di universitas saya,” ujar Elizabeth yang tengah menuntut ilmu di St George’s university, London kepada Antara London, Senin.
Dikatakannya proyek nya sangat menarik dan mentarget kalangan yang sangat penting yakni orang muda. “Saya sangat senang sekali ikut bergabung untuk membantu membagikan informasi penanganan penularan covid-19, secara khusus sebagai mahasiswa Indonesia bergabung dalam Aksi 27 Mahasiswa Kedokteran Berbagai Negara Cegah Corona Covid-19.
“Tentunya saya sangat bangga bisa menghimbau kalangan muda Indonesia untuk turut berpartisipasi mendukung kebijakan yang ditetapkan pemerintah,” ujar putri mantan Atase Perhubungan KBRI London.
Mahasiswa kedoktetan di seluruh dunia mengalang gerakan melawan virus corona dengan pesan utama tetap tinggal dirumah untuk mencegah penyebaran virus ini dan menjaga sistem kesehatan dalam menangani pasien COVID-19.
Proyek gerakan remaja melawan corona awalnya dilakukan mahasiswa Singapura dan Malaysia dengan membuat video dan surat yang diterjemahkan ke dalam 27 bahasa, ujar Bonor Elisabeth Henrika.
Dikatakannya Video dan surat ini mengajak semua kalangan, terutama orang-orang muda untuk tetap tinggal dirumah demi mencegah penyebaran virus corona lebih jauh. “Kami giat mempromosikan inisiatif ini melalui Facebook, Intagram, Twitter, LinkdIn dan website,” ujarnya.
Dikatakannya Inisiatif ini awalnya dimulai di Singapura dimana angka infeksi tertinggi adalah dalam kalangan orang muda mereka. Tak hanya di Singapura, banyak orang muda didunia juga terinfeksi virus ini. Korban termuda di Inggris berusia 18 tahun.
Menurut Elisabeth, inisiatif ini dibuat mengikuti himbauan Dr Tedros di WHO untuk orang muda yang menekankan walaupun anak muda dan sehat, tidak kebal terhadap COVID-19. “Walaupun kita tidak menunjukkan gejala, kita tetap menjadi sumber penyebaran virus ini terhadap orang-orang disekitar kita,” ujarnya.
Sebagai mahasiswa kedokteran yang belajar di Inggris, saya sendiri telah melihat bagaimana penyebaran virus ini berimbas terhadap kehidupan masyarakat dan sistem kesehatan Inggris. Angka penyebaran dan kematian virus ini terus meningkat dan sangat sulit untuk ditekan,
Dikatakan alasan bergabung dalam proyek ini sebagai representatif dari Indonesia dalam gerakan tinggal dirumah bukan hanya demi kepentingan diri sendiri tetapi juga melindungi orang – orang yang kita cintai.
Dikatakannya untuk itu, social distancing memegang peran yang sangat penting dalam mencehgah penyebaran virus ini. “Tinggal dan besar di Indonesia, saya sangat familiar dengan budaya dan cara hidup masyarakat Indonesia,”
Diakuinya orang muda Indonesia penuh dengan mimpi, keinginan untuk maju dan kerja keras. Kalangan muda Indonesia sangat menikmati kebebasan, dan kesempatan untuk bersosialisasi.
Menurut Elisabeth, sebagai representatif Indonesia, dipercayakan untuk membuat pesan yang mudah diterima masyarakat Indonesia dan untuk menyebarkan pesan ini seluas – luasnya di Indonesia. “Saya ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk memiliki kesadaran akan bahayanya virus ini,” ujarnya.
Proyek yang bertujuan untuk menunjukan bahwa sebagai anggota muda dunia kedokteran yang ingin menunjukan kepada Dr Tedros dan WHO bahwa orang muda menggangap serius pandemi yang ada saat ini dan menunjukkan usaha negara-negara di dunia dalam melawan virus ini. “Pesan ini adalah dari orang muda ditujukan untuk orang muda,” demikian Bonor Elisabeth Henrika. (ZG)
Mahasiswa kedokteran Indonesia yang tengah menuntut ilmu di London, Bonor Elisabeth Henrika (25) bersama mahasiswa kedokteran dari 30 negara di dunia melancarkan kampanye Cegah Corona Covid-19 dengan pesan utama tetap tinggal dirumah untuk mencegah penyebaran virus.
“Saya diajak bergabung oleh salah satu founder gerakannya Ian Soh, mahasiswa dari Malaysia di universitas saya,” ujar Elizabeth yang tengah menuntut ilmu di St George’s university, London kepada Antara London, Senin.
Dikatakannya proyek nya sangat menarik dan mentarget kalangan yang sangat penting yakni orang muda. “Saya sangat senang sekali ikut bergabung untuk membantu membagikan informasi penanganan penularan covid-19, secara khusus sebagai mahasiswa Indonesia bergabung dalam Aksi 27 Mahasiswa Kedokteran Berbagai Negara Cegah Corona Covid-19.
“Tentunya saya sangat bangga bisa menghimbau kalangan muda Indonesia untuk turut berpartisipasi mendukung kebijakan yang ditetapkan pemerintah,” ujar putri mantan Atase Perhubungan KBRI London.
Mahasiswa kedoktetan di seluruh dunia mengalang gerakan melawan virus corona dengan pesan utama tetap tinggal dirumah untuk mencegah penyebaran virus ini dan menjaga sistem kesehatan dalam menangani pasien COVID-19.
Proyek gerakan remaja melawan corona awalnya dilakukan mahasiswa Singapura dan Malaysia dengan membuat video dan surat yang diterjemahkan ke dalam 27 bahasa, ujar Bonor Elisabeth Henrika.
Dikatakannya Video dan surat ini mengajak semua kalangan, terutama orang-orang muda untuk tetap tinggal dirumah demi mencegah penyebaran virus corona lebih jauh. “Kami giat mempromosikan inisiatif ini melalui Facebook, Intagram, Twitter, LinkdIn dan website,” ujarnya.
Dikatakannya Inisiatif ini awalnya dimulai di Singapura dimana angka infeksi tertinggi adalah dalam kalangan orang muda mereka. Tak hanya di Singapura, banyak orang muda didunia juga terinfeksi virus ini. Korban termuda di Inggris berusia 18 tahun.
Menurut Elisabeth, inisiatif ini dibuat mengikuti himbauan Dr Tedros di WHO untuk orang muda yang menekankan walaupun anak muda dan sehat, tidak kebal terhadap COVID-19. “Walaupun kita tidak menunjukkan gejala, kita tetap menjadi sumber penyebaran virus ini terhadap orang-orang disekitar kita,” ujarnya.
Sebagai mahasiswa kedokteran yang belajar di Inggris, saya sendiri telah melihat bagaimana penyebaran virus ini berimbas terhadap kehidupan masyarakat dan sistem kesehatan Inggris. Angka penyebaran dan kematian virus ini terus meningkat dan sangat sulit untuk ditekan,
Dikatakan alasan bergabung dalam proyek ini sebagai representatif dari Indonesia dalam gerakan tinggal dirumah bukan hanya demi kepentingan diri sendiri tetapi juga melindungi orang – orang yang kita cintai.
Dikatakannya untuk itu, social distancing memegang peran yang sangat penting dalam mencehgah penyebaran virus ini. “Tinggal dan besar di Indonesia, saya sangat familiar dengan budaya dan cara hidup masyarakat Indonesia,”
Diakuinya orang muda Indonesia penuh dengan mimpi, keinginan untuk maju dan kerja keras. Kalangan muda Indonesia sangat menikmati kebebasan, dan kesempatan untuk bersosialisasi.
Menurut Elisabeth, sebagai representatif Indonesia, dipercayakan untuk membuat pesan yang mudah diterima masyarakat Indonesia dan untuk menyebarkan pesan ini seluas – luasnya di Indonesia. “Saya ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk memiliki kesadaran akan bahayanya virus ini,” ujarnya.
Proyek yang bertujuan untuk menunjukan bahwa sebagai anggota muda dunia kedokteran yang ingin menunjukan kepada Dr Tedros dan WHO bahwa orang muda menggangap serius pandemi yang ada saat ini dan menunjukkan usaha negara-negara di dunia dalam melawan virus ini. “Pesan ini adalah dari orang muda ditujukan untuk orang muda,” demikian Bonor Elisabeth Henrika. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar