KBRI gelar Video Conference Bersama WNI di Swedia dan Latvia
News ID: 961221
London (ANTARA) -
KBRI melakukan video conference bersama WNI di Swedia dan Latvia untuk memberikan perkembangan terkini kasus Coronavirus dan juga perkembangan kebijakan Pemerintah setempat bagi WNI di Swedia dan Latvia.
Guru Besar Universitas Gothenburg, Prof. Nawi Ng, menjelaskan mengenai definisi, asal muasal, dan serba-serbi Coronavirus yang diikuti WNI yang ada di Swedia, demikian Sekretaris Ketiga Pensosbud KBRI Stockholm, Fajar Primananda kepada Antara London, Jumat.
Dubes Indonesia di Stockholm, Bagas Hapsoro sebelumnya menyapa seluruh peserta yang telah bergabung dalam video conference dah menyampaikan terima kasih telah menyempatkan waktu untuk bergabung dalam video conference. “Kami ingin menyampaikan perkembangan mengenai Coronavirus dan paparan dari Prof. Nawi Ng” ujar Dubes Bagas dalam pembukaannya.
Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Stockholm menyampaikan perkembangan terkini kasus Coronavirus yang terjadi baik di Indonesia, Swedia, maupun di Latvia. Dilanjutlan keterangan dari Pelaksana Fungsi Protkons menyampaikan kebijakan yang diambil Pemerintah Swedia maupun Pemerintah Latvia.
Selanjutnya Guru Besar Universitas Gothenburg, Prof. Nawi Ng, memaparkan sejumlah informasi terkait definisi, asal-muasal hingga penyebaran Coronavirus. Menurutnya penyakit dengan gejala seperti Coronavirus pernah muncul, seperti SARS di tahun 2002, dan MERS di tahun 2012.
Ia juga menyampaikan diluar gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas, terdapat gejala baru, seperti hilangnya kemampuan indera perasa dan penciuman. Ditambahkan virus ini memiliki tingkat infeksi yang sangat tinggi, dimana seorang pasien dapat menulari 2-2,5 orang lainnya.
Masa inkubasi virus ini pun bervariasi antara 2-14 hari, dimana seseorang yang terjangkit bisa langsung mengalami gejala pada hari kedua atau bahkan baru merasakan gejalanya 14 hari kemudian. Selain itu, disampaikan bahwa fatality rate virus ini berada di angka 2% untuk golongan umur 50-59 tahun, namun demikian meningkat pesat di golongan umur yang lebih tua.
Usai paparan Prof. Nawi, peserta dapat menyaikan pertanyaan dan tanggapan. Kegiatan video conference ini diharapkan dilaksanakan secara berkala.(ZG)
KBRI melakukan video conference bersama WNI di Swedia dan Latvia untuk memberikan perkembangan terkini kasus Coronavirus dan juga perkembangan kebijakan Pemerintah setempat bagi WNI di Swedia dan Latvia.
Guru Besar Universitas Gothenburg, Prof. Nawi Ng, menjelaskan mengenai definisi, asal muasal, dan serba-serbi Coronavirus yang diikuti WNI yang ada di Swedia, demikian Sekretaris Ketiga Pensosbud KBRI Stockholm, Fajar Primananda kepada Antara London, Jumat.
Dubes Indonesia di Stockholm, Bagas Hapsoro sebelumnya menyapa seluruh peserta yang telah bergabung dalam video conference dah menyampaikan terima kasih telah menyempatkan waktu untuk bergabung dalam video conference. “Kami ingin menyampaikan perkembangan mengenai Coronavirus dan paparan dari Prof. Nawi Ng” ujar Dubes Bagas dalam pembukaannya.
Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Stockholm menyampaikan perkembangan terkini kasus Coronavirus yang terjadi baik di Indonesia, Swedia, maupun di Latvia. Dilanjutlan keterangan dari Pelaksana Fungsi Protkons menyampaikan kebijakan yang diambil Pemerintah Swedia maupun Pemerintah Latvia.
Selanjutnya Guru Besar Universitas Gothenburg, Prof. Nawi Ng, memaparkan sejumlah informasi terkait definisi, asal-muasal hingga penyebaran Coronavirus. Menurutnya penyakit dengan gejala seperti Coronavirus pernah muncul, seperti SARS di tahun 2002, dan MERS di tahun 2012.
Ia juga menyampaikan diluar gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas, terdapat gejala baru, seperti hilangnya kemampuan indera perasa dan penciuman. Ditambahkan virus ini memiliki tingkat infeksi yang sangat tinggi, dimana seorang pasien dapat menulari 2-2,5 orang lainnya.
Masa inkubasi virus ini pun bervariasi antara 2-14 hari, dimana seseorang yang terjangkit bisa langsung mengalami gejala pada hari kedua atau bahkan baru merasakan gejalanya 14 hari kemudian. Selain itu, disampaikan bahwa fatality rate virus ini berada di angka 2% untuk golongan umur 50-59 tahun, namun demikian meningkat pesat di golongan umur yang lebih tua.
Usai paparan Prof. Nawi, peserta dapat menyaikan pertanyaan dan tanggapan. Kegiatan video conference ini diharapkan dilaksanakan secara berkala.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar