Lebaran Serba Online Ala Muslim Belgia
News ID: 1103480
London (ANTARA) -
Ramadan tahun ini berbeda bagi seluruh umat Muslim di dunia, termasuk umat Muslim Indonesia yang berada dan tinggal di Belgia.
Bila tahun-tahun sebelumnya Sholat Ied berjamaah di lakukan di KBRI Brussel, dilanjutkan Open House di kediaman Duta Besar, tahun ini semua dilakukan secara online, damikian Sekretaris Pertama Pensosbud KBRI Brussel, Dara Yusilawati kepada Antara London, Senin.
Takbiran online, khutbah ied online, silaturahmi juga dilakukan secara online. Tidak ada Sholat Tarawih berjamah, Acara Buka Bersama atau Tadarusan Bersama.
Dikatakannya tidak ada penyelenggaraan Sholat Idul Fitri di masjid-masjid. Sholat Idul Fitri dilakukan di kediaman masing-masing.
Nabila, seorang pelajar Indonesia dari Universitas Ghent menyampaikan kesedihannya karena nuansa Ramadan dan Idul Fitri tidak terasa. Selain memang jauh dari kampung halaman, tahun ini Ramadan dan Idul Fitri harus dilakukan dengan memperhatikan aturan dan norma-norma lockdown, termasuk tidak boleh berkumpul dan harus menjaga social and physical distancing.
Lockdown di Belgia dimulai sejak 18 Maret lalu. Dengan perkembangan kasus infeksi Covid-19 yang cukup stabil di akhir April, Pemerintah Belgia memulai rileksasi lockdown secara bertahap dan dipantau secara berkala.
Rileksasi tahap 1a dimulai tanggal 4 Mei lalu dengan pembukaan beberapa industri dan tempat kerja. Rileksasi 1b dilakukan tanggal 11 Mei lalu dengan pembukaan sebagian toko-toko namun dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Rileksasi selanjutnya tahap 2 dilakukan 18 Mei lalu dengan pembukaan sekolah secara bergantian, diutamakan kelas terakhir.
Pada tahap ini, salon dan tempat cukur rambut juga sudah boleh buka. Warga Belgia sudah diperbolehkan mengundang keluarga atau teman untuk bertamu ke rumah, namun dengan batasan maksimal empat orang.
Acara pernikahan dan pemakaman dapat dilakukan kembali dengan jumlah terbatas. Hingga saat ini, kafe dan restoran masih tutup.
Pemerintah Belgia akan kembali mereview situasi sekarang. Jika semua berjalan sesuai dengan harapan, maka rileksasi tahap 3 akan diterapkan pada tanggal 8 Juni mendatang.
Restoran, kafe, dan bar dimungkinkan akan mulai dibuka kembali, namun kegiatan yang melibatkan masa masih tetap dilarang hingga 31 Agustus mendatang.
Meskipun berat karena Ramadan di Belgia tahun ini jatuh pada musim Semi dengan waktu puasa yang cukup panjang antara 18 hingga 18.5 jam, namun , umat Muslim di Belgia dapat menjalakan ibadah dengan khusuk tanpa hambatan.
Demikian halnya juga dengan Nabila, merasa bersyukur karena masih diberi kesehatan dan masih bisa menikmati opor buatannya sendiri. (ZG)
Ramadan tahun ini berbeda bagi seluruh umat Muslim di dunia, termasuk umat Muslim Indonesia yang berada dan tinggal di Belgia.
Bila tahun-tahun sebelumnya Sholat Ied berjamaah di lakukan di KBRI Brussel, dilanjutkan Open House di kediaman Duta Besar, tahun ini semua dilakukan secara online, damikian Sekretaris Pertama Pensosbud KBRI Brussel, Dara Yusilawati kepada Antara London, Senin.
Takbiran online, khutbah ied online, silaturahmi juga dilakukan secara online. Tidak ada Sholat Tarawih berjamah, Acara Buka Bersama atau Tadarusan Bersama.
Dikatakannya tidak ada penyelenggaraan Sholat Idul Fitri di masjid-masjid. Sholat Idul Fitri dilakukan di kediaman masing-masing.
Nabila, seorang pelajar Indonesia dari Universitas Ghent menyampaikan kesedihannya karena nuansa Ramadan dan Idul Fitri tidak terasa. Selain memang jauh dari kampung halaman, tahun ini Ramadan dan Idul Fitri harus dilakukan dengan memperhatikan aturan dan norma-norma lockdown, termasuk tidak boleh berkumpul dan harus menjaga social and physical distancing.
Lockdown di Belgia dimulai sejak 18 Maret lalu. Dengan perkembangan kasus infeksi Covid-19 yang cukup stabil di akhir April, Pemerintah Belgia memulai rileksasi lockdown secara bertahap dan dipantau secara berkala.
Rileksasi tahap 1a dimulai tanggal 4 Mei lalu dengan pembukaan beberapa industri dan tempat kerja. Rileksasi 1b dilakukan tanggal 11 Mei lalu dengan pembukaan sebagian toko-toko namun dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Rileksasi selanjutnya tahap 2 dilakukan 18 Mei lalu dengan pembukaan sekolah secara bergantian, diutamakan kelas terakhir.
Pada tahap ini, salon dan tempat cukur rambut juga sudah boleh buka. Warga Belgia sudah diperbolehkan mengundang keluarga atau teman untuk bertamu ke rumah, namun dengan batasan maksimal empat orang.
Acara pernikahan dan pemakaman dapat dilakukan kembali dengan jumlah terbatas. Hingga saat ini, kafe dan restoran masih tutup.
Pemerintah Belgia akan kembali mereview situasi sekarang. Jika semua berjalan sesuai dengan harapan, maka rileksasi tahap 3 akan diterapkan pada tanggal 8 Juni mendatang.
Restoran, kafe, dan bar dimungkinkan akan mulai dibuka kembali, namun kegiatan yang melibatkan masa masih tetap dilarang hingga 31 Agustus mendatang.
Meskipun berat karena Ramadan di Belgia tahun ini jatuh pada musim Semi dengan waktu puasa yang cukup panjang antara 18 hingga 18.5 jam, namun , umat Muslim di Belgia dapat menjalakan ibadah dengan khusuk tanpa hambatan.
Demikian halnya juga dengan Nabila, merasa bersyukur karena masih diberi kesehatan dan masih bisa menikmati opor buatannya sendiri. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar