Rabu, 06 Juli 2011

"DHIS" KE EROPA

"DHIS" GELAR MISI BUDAYA KE EROPA

London , 6/7 (ANTARA) - Siswa-siswi Darul Hikam International School (DHIS) Bandung selama tiga minggu menjelajahi berbagai pelosok Eropa, bukan hanya membawa nama sekolah, tetapi juga nama Bangsa Indonesia dengan menggelar kekayaan ragam budaya bangsa.

Selain menunjukkan kebolehannya dalam memperagakan tarian-tarian daerah, rampak kendang, dan angklung, mereka juga berada di sana untuk mengikuti berbagai "workshop" kesenian, demikian Boyke Ramdhani dari DHIS Bandung dalam keterangannya kepada ANTARA di London, Rabu.

Dikatakannya gelar budaya itu diikuti sebanyak 31 orang yang terdiri atas 27 siswa-siswi Secondary DHIS dan tiga guru pendamping dan seorang Kepala Sekolah.

Sesampainya di Eropa rombongan yang juga dikenal dengan nama Tim "Art and Cultural Excursion (ACE) DHIS 2011" tampil di Venesia, Italia, tepatnya di daerah Lido di Jesolo, untuk mengikuti Festival Folklore Internasional "Mare Adriatico 2011".

Festival bergengsi tahunan ini diikuti oleh 14 negara, dan Tim DHIS bukan saja merupakan satu-satunya tim dari Indonesia, tetapi juga satu-satunya tim yang berasal dari Benua Asia.

Menurut Boyke Ramdhani, berkat kerja keras latihan selama kurang lebih 10 bulan, siswa-siswi DHIS pun akhirnya berhasil memukau para penonton yang memadati panggung pertunjukan yang brlangsung dengan sukses.

Selama tiga hari pertunjukkan yang berlangsung di beberapa lokasi (Piazza) tersebut, siswa-siswi DHIS menampilkan keapikannya dalam tari Saman, Dayak, Sunda, Betawi, Bali, juga rampak kendang dan angklung, yang menampilkan komposisi lokal seperti O Sole Mio.

Khusus untuk O Sole Mio dan tari Saman, kedua penampilan ini adalah pertunjukan yang paling mendapat aplaus meriah dari penonton, ujar Boyke Ramdhani.

Setelah dari Italia, tim bertolak ke Den Haag, Negeri Belanda, untuk tampil atas undangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Belanda , siswa-siswi DHIS menampilkan penampilan yang penuh dengan totalitas, hingga mendapatkan standing ovation dari undangan, yang terdiri atas pejabat pemerintahan, para warga Indonesia di Belanda, beserta teman-teman dan para kerabatnya.

Boyke Ramdhani mengatakan selama Amsterdam, tim berkesempatan mengikuti workshop tarian kontemporer di International Theatreschool Amsterdam.

Meskipun tarian kontemporer merupakan hal yang baru dikenal oleh para siswa-siswi DHIS, akan tetapi hanya dalam waktu sehari mereka sudah bisa mengerti dan mengaplikasikan gerakan-gerakan yang boleh dibilang tidak biasa bagi mereka yang selama ini hanya mengenal tari-tarian daerah.

Selain itu, untuk memperkaya wawasan akan tarian dan teater kontemporer, selama tiga hari mereka menonton berbagai pertunjukan teater kontemporer, yang termasuk dalam rangkaian acara ITS Festival 2011.

Di sela-sela jadwal tampil dan menghadiri berbagai workshop, rombongan juga tidak melewatkan kesempatan untuk menikmati panorama keindahan berbagai negara di Eropa.

Selain bergondola menyusuri kanal-kanal Venesia dan menyimak legenda Romeo dan Juliet di Verona, Italia, mereka juga memperkaya wawasan dengan mengunjungi Museum Louvre, Notre Damme, Arc de Triomphe, Menara Eiffel, Disneyland dan berbagai tempat menarik lainnya di Paris, Perancis.

Selama di Amsterdam, tim juga tidak lupa untuk mengunjungi Museum Van Gogh dan museum lilin Madam Tussaud serta berkunjung ke Brussel, Belgia untuk menikmati keindahan kota tersebut, dan bertemu dengan para pelajar Indonesia yang berada di bawah naungan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda, pada tanggal 5 Juli di Amstrerdam, untuk kemudian bertolak kembali ke Indonesia pada tanggal 8 Juli 2011. ***6***

Tidak ada komentar: