MOCHTAR NAIM AJAK WARGA MINANG BANGUN UIMN
London, 28/7 (ANTARA) - Sosiolog terkemuka yang juga dikenal sebagai ahli Minangkabau, Mochtar Naim mengajak warga Minang di perantauan khususnya di Inggris Raya ikut mewujudkan cita-citanya membangun "memorial university" di Sumatera Barat, yaitu Universitas Islam Mohammad Natsir (UIMN).
Hal itu disampaikan anggota DPD RI Mochtar Naim saat berdialog dengan masyarakat Minang yang ada di Inggris khususnya di London, yang diadakan di rumah Atase Pendidikan KBRI London Dr Fauzi Soelaiman, Rabu (27/7) malam.
Menurut Mochtar Naim kepada koresponden ANTARA London, pendirian UIMN sebenarnya sudah lama diidamkan oleh masyarakat Minang yang ada di Sumatera Barat dan juga di Tanah Air.
Namun diakuinya banyak kendala yang dihadapi untuk merealisasikannya. Ide itu, menurut dia, kembali mencuat setelah Mohammad Natsir dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2008.
"Sekarang pintu terbuka lebar bagi kita untuk merealisasikan idaman yang sudah lama terpendam," ujar Ketua Jurusan Sosiologi Universitas Andalas Padang itu.
Dikatakannya, yang dibutuhkan adalah tekad dan kesepakatan untuk membuat cita-cita tersebut menjadi kenyataan. "Universitas Mohammad Natsir bukan hanya menjadi milik sekelompok orang, tetapi milik kita semua," ujar anggota Senat Universitas Andalas itu.
Berbagai pertimbangan untuk mendirikan UIMN di Sumatera Barat, menurut dia, selain alasan emosional yang kebetulan dilahirkan di Alahan Panjang, Solok, Sumatera Barat, juga karena semakin terbatasnya sumber daya alam di Ranah Minang.
Menurut Muchtar Naim, dulu Sumbar dikenal dengan tambang batubaranya, tapi sekarang sudah semakin menipis. Untuk itu, satu-satunya cara mengembalikan kejayaan Sumatera Barat yang telah melahirkan banyak cendekiawan seperti yang diusulkan Prof Emil Salim adalah dengan menjadikan Sumatera Barat sebagai pusat "industri otak".
"Industri" itu diharapkan dapat melahirkan para cendekiawan yang bukan hanya untuk generasi muda dan anak cucu orang Sumatera Barat, tetapi untuk siapa pun di Indonesia dan bahkan dunia Melayu pada umumnya, dimana Sumatera Barat merupakan bagian dari tanah Melayu termasuk Malaysia dan Brunei, ujarnya.
"Apalagi Allah mentakdirkan manusia-manusia dan budaya Minang yang suka berguru kepada alam, yang terungkap dalam pepatah 'alam takambang manjadi guru' sangat menyukai ilmu sebagaimana yang diajarkan oleh Islam," katanya menambahkan.
Perkembangan sekolah dan pendidikan di Sumatera Barat sejak zaman kolonial hingga alam kemerdekaan, menurut dia, sudah terliat. Suasana intelektual, emosional, spiritual dan sosial cultural yang kondusif akan membantu merealisasikannya, ujar Mochtar yang tercatat sebagai pendiri Fakultas Sastra Unand pada 1980 itu.
Untuk itu, Mochtar Naim yang menulis buku "Bibliografi Minangkabau" yang diterbitkan University of Singapore Press serta "Merantau, Pola Migrasi Suku Minangkabau" (GMU Press) mengajak masyarakat Sumatera Barat dimana pun berada untuk dapat ikut membantu merealisasikan UIMN.
Hal yang sama juga dilakukan Mochtar Naim saat berkunjung ke Amerika Serikat dan Australia. Ia berharap dengan dukungan dari seluruh masyarakat Sumatera Barat yang dikenal senang merantau itu, UIMN dapat diwujudkan.
Menurut ayah empat itu, Sumatera Barat memiliki pemandangan yang sangat indah yang tidak ada duanya di Indonesia. "Siapa pun yang datang ke Sumatera Barat tidak akan memungkirinya," ujar pria yang pernah menjadi Direktur Centre for Minangkabau Studies itu.
Sayangnya, katanya, pada saat bersamaan Sumatera Barat miskin akan sumber daya alam. Selain Semen Padang, Sumbar sudah tidak memiliki apa pun, batubara sudah habis, tambang-tambangnya juga sudah tidak ada lagi, begitu pun tanahnya sudah tidak menghasilkan apa-apa lagi, ujar Mocthar Naim yang dikenal vocal.
"Satu-satunya yang dapat dibanggakan dari ranah Minang adalah menjadikan Sumatera Barat menjadi pusat 'industri otak'," ujar Mocthar Naim. ***4***
(T.H-ZG/B/R014/R014) 28-07-2011 18:12:05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar