TARIAN INDONESIA PUKAU GUNUNG
MONT BLANC
London, 6/8 (ANTARA) - Grup tari
Prasetya Mulya dari Universitas Trisakti yang berpartisisi dalam Festival
Kebudayaan Rakyat Internasional (Folklorique d'Octodure/FIFO) di Kota Martigny,
Swiss, belum lama ini, berhasil memukau ratusan pengunjung.
Festival itu antara lain bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan
toleransi, kata Pensosbud KBRI Bern, Mohammad Budiman Wiriakusumah, kepada
ANTARA London, Senin.
Tari-tarian yang dinamis dari berbagai
daerah di Indonesia seperti Tari Piring dari Sumatra Barat, Tari Tifa dari
Papua, Tari Soya-soya dari Maluku, Tari Lontar dari NTT, dan Tari Saman dari
Aceh, katanya, memukau penonton yang berada di daerah wisata ski Swiss
tersebut.
Festival kebudayaan internasional
tahunan itu diselenggarakan pada
permulaan Agustus di Kota Martigny yang berada di kaki pegunungan Alpen, dan
diikuti 11 negara.
Penyelenggaran Festival tahun ini agak
lain dari biasanya karena bertepatan dengan bulan Ramadhan, sehingga semakin
menambah rasa persaudaraan di antara peserta yang datang dari beberapa negara,
Indonesia, Prancis, Rusia, Venezuela, Bulgaria, Spanyol, Estonia, Madagaskar,
Puerto Rico, dan Macedonia.
Wajah Indonesia ditampilkan melalui
kedinamisan aneka tarian dari berbagai daerah, Tari Tifa dari Papua, Nandak
Ganjen dari Jakarta, Tari Lontar dari NTT, Tari Piring dari Sumbar, Tari
Glipang dari Jawa Timur, Tari Soya-Soya dari Maluku, dan Tari Saman dari Aceh.
Pujian kagum penonton tergambar dari
tepuk tangan yang berkepanjangan setiap selesai pergelaran tarian Indonesia,
terutama tari Tifa dari Papua.
Selain tampil pada acara gala, Prasety
Mulya juga tampil di acara pawai keliling Kota Martigny, lengkap dengan pakaian
tarian, sehingga membuat penonton tertarik untuk menanyakan tentang keragaman
budaya Indonesia itu.
Masyarakat di kaki gunung Mont Blanc
terpukau dengan bahasa tangan dan gerakan dalam tari-tarian Indonesia yang
diperagakan, yang juga menggambarkan tentang kehidupan yang dinamis, di antara
suku di Indonesia, serta menggambarkan indahnya budaya bangsa yang menjadi
warisan dunia.
Penari dari Prasetya Mulya dan
Universitas Trisakti yang juga pernah tampil di berbagai festival di Jepang,
Thailand, Singapur dan Ukraina, terpilih untuk tampil melalui seleksi yang
dilakukan panitia Le Festival de Confolens, sebuah festival tarian dan musik
rakyat di Prancis.
Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss
dan Keharyapatihan Liechtenstein, Djoko Susilo, menyebutkan, tampilnya Prasetya
Mulya Universitas Trisakti sebagai wakil Indonesia bahkan wakil Asia dalam
festival ini patut dibanggakan.
Kualitas kesenian yang ditampilkan benar
benar tinggi dan keanekaragaman tarian mencerminkan keharmonisan aneka budaya
Indonesia senafas dengan tujuan panitia festival yang mencerminkan perdamaian
dan persaudaraan tanpa batas ras dan agama. ***3*** (ZG)
(T.H-ZG/B/H-KWR/H-KWR) 06-08-2012
20:55:49