Selasa, 23 Juni 2015

FAO

RI AJAK FAO KERJA SAMA BIDANG PANGAN DAN KEMARITIMAN

           London, 5/6 (Antara) - Menko Indroyono Kemaritiman mengajak FAO bekerjasama dengan Indonesia dan Global Environment Facility (GEF) untuk memantapkan kerjasama di bidang pengelolaan sumber daya perikanan di pesisir pantai, konservasi hutan bakau (mangrove) dan lahan gambut di Indonesia.

         Ajakan tersebut disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman, Indroyono Soesilo pada kunjungan kerja ke Badan Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture of the United Nations/FAO) di Roma, Italia.

         Kunjungan kerja ini merupakan yang pertama Menko Kemaritiman Indroyono ke FAO setelah dilantik Presiden Joko Widodo pada Oktober 2014 yang lalu, kata Sekretaris Pertama Multilateral KBRI Roma, Royhan N. Wahab kepada Antara London, Jumat.

          Sebelumnya, Menko Indroyono pernah berkunjung ke Roma dalam rangka pamitan kepada Dirjen FAO untuk melaksanakan tugas barunya sebagai Menteri Koordinator dalam Kabinet Kerja di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo.

          Kunjungan kerja Menko Indroyono ke FAO diawali dengan penyerahan secara langsung patung Ikan Arwana Super Red (Sclreopages Formosus), oleh Menko Indoroyono kepada Direktur Jenderal FAO, Dr. José Graziano da Silva yang dilakukan di Ruang Australia, markas FAO di Roma.

         Penyerahan patung ikan tersebut disaksikan Dubes August Parengkuan, Duta Besar/Wakil Tetap RI untuk FAO), Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio (Staf Khusus Menko Kemaritiman), Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin (Deputi III Bidang Infrastruktur Kemenko Kemaritiman), dan Tazwin Hanif (Minister Counsellor Multilateral KBRI Roma), untuk selanjutnya dipajang di Ruang Indonesia yang berlokasi di lantai delapan gedung FAO, sebagai promosi permanen produk Indonesia di FAO.

          Dirjen FAO menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Indonesia khususnya kepada Menko Indroyono atas pemberian patung Ikan Arwana kepada FAO tersebut.

          Menko Indroyono, yang pernah menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Perikanan dan Aquakultur FAO tahun 2012-2014, dalam pertemuan dengan Dirjen FAO dibicarakan beberapa hal yang terkait dengan kebijakan kemaritiman Indonesia.

          Lebih lanjut disampaikan pembicaraan meliputi berbagai upaya dan inisiatif Indonesia di sektor pangan dan kelautan, seperti proyek di Nusa Tenggara Timur maupun berbagai proyek lainnya yang dapat dimanfaatkan FAO terutama untuk membantu Indonesia di bidang kerja sama teknis (technical cooperation).

          Dubes Parengkuan menyebutkan Menko Indroyono mengundang FAO untuk ikut bekerja sama dengan Indonesia dalam konteks Kerja Sama Selatan-Selatan sebagai salah satu hasil penting yang dihasilkan dari acara peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika pada bulan April 2015 yang lalu.

   
Terkait hal ini, Menko Indroyono mengajak FAO turut dengan Indonesia mengembangkan Asia-African Center yang rencananya akan dibentuk di Indonesia mengingat Kerja Sama Selatan-Selatan juga merupakan salah satu agenda prioritas kerja FAO saat ini.

         Hal lainnya yang juga diangkat dalam pertemuan Menko Indroyono dengan Dirjen Da Silva adalah minimnya WNI profesional yang bekerja di FAO.

         Dirjen FAO mengakui jumlah profesional asal Indonesia yang bekerja di FAO saat ini masih sangat kurang (under-represented). Oleh karena itu, Dirjen Da Silva mengundang para WNI profesional dapat berlomba-lomba mengisi berbagai jabatan manajemen yang ditawarkan FAO.

          "Kondisi ini sangat disayangkan. Namun Pemerintah Indonesia tetap akan mengupayakan agar putra-putri terbaik Indonesia dapat berkiprah secara profesional di berbagai organisasi internasional terutama di badan pangan dan pertanian dunia tersebut", demikian imbuh Dubes Parengkuan.

          Secara terpisah, Minister Counsellor Multilateral KBRI Roma, Tazwin Hanif, menyampaikan minimnya WNI profesional yang mengisi berbagai jabatan strategis di FAO  berlangsung cukup lama. Selain  Indroyono yang pada tahun 2012-2014 menduduki jabatan strategis di FAO sebagai Direktur, hampir tidak pernah ada lagi WNI profesional yang memegang jabatan manajemen yang bersifat strategis di FAO.

         Menurut Tazwin, peluang berkarier di organisasi internasional terutama FAO tidak hanya terbuka di markas FAO di Roma semata. Jabatan manajemen di kantor regional FAO di Bangkok pun terbuka bagi WNI profesional yang siap dan menjajaki karier bekerja di organisasi internasional. Kedutaan Besar RI di Roma menurutnya, siap memfasilitasi hal ini.

          Kunjungan kerja Menko Indroyono ke FAO diakhiri dengan menyumbangkan buku-buku mengenai Indonesia ke perpustakaan FAO. Setidaknya terdapat sekitar tiga puluhan buku yang disumbangkan ke FAO.

    (T.H-ZG/B/E.S. Syafei/E.S. Syafei) 05-06-2015 06:42:19

Tidak ada komentar: