Rabu, 20 Agustus 2008

Manneken Pis Brussel

21/08/08 07:16

Manneken Pis Brussel Kenakan Busana Indonesia



London (ANTARA News) - Mannaken Pis (patung anak lelaki sedang pipis), yang menjadi maskot ibukota Belgia, Brussel, mengenakan busana tradisional Indonesia dari Provinsi Lampung untuk pertama kalinya dalam perjalanan sejarah 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Belgia.

Peristiwa patung bocah yang terletak di alun-alun kota Brussel (Grote Markt) yang berpakaian tradisional Indonesia tersebut merupakan rangkaian acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 RI, dan sekaligus memperingati HUT ke-63 Departemen Luar Negeri (Deplu) RI, demikian keterangan Bagian Penerangan, Sosial dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (Pensosbud KBRI) Brussel, PLE Priatna, kepada koresponden ANTARA News di London.

Dikatakannya, pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi lagu Indonesia Raya berkumandang saat Maneken Pis mengenakan pakaian tradisional Lampung di urutan ke-809 kostum khas dari patung bocah berambut ikal itu.

Menurut Priatna, acara tersebut sangat nenyentuh perasaan sekaligus mengharukan bagi ribuan masyarakat Indonesia dan wisatawan di sudut jalan (Rue) de Letuve dan Rue du Chene di pusat ibukota Uni Eropa (UE) tersebut.

Sekalipun hujan gerimis menerpa, ia mengemukakan, tidak menggeser pengunjung menyaksikan maskot kota Brussel berbaju khas Lampung yang dijahit oleh Marthe Coeckelenbergh, warga Belgia anggota Friend of Manneken Pis.

Priatna mengatakan, Duta Besar (Dubes) RI untuk Belgia, Nadjib Riphat Kesoema, dan Direktur Jenderal (Dirjen) Pemasaran Pariwisata, Dr Sapta Nirwandar, mewakili Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI, serta Presiden Friends of Manneken Pis, Edmond Vandenhaute, hadir pada prosesi unik, langka sekaligus bersejarah tersebut.

Selain itu, para Duta Besar Negara Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Duta Besar India, Arab Saudi dan Kuwait di Belgia serta ratusan masyarakat Indonesia yang menetap di Belgia-Luksemburg juga tampak hadir.

Nadjib Riphat Kesoema pada kesempatan itu mengatakan, penganugerahan pakaian tradisional Indonesia tersebut adalah hadiah yang unik bagi Manekken Pis sebagai tonggak kebudayaan yang amat bersejarah.

"Saya berharap melalui kegiatan perdana ini, warga Belgia dan Uni Eropa semakin tertarik menyaksikan keistimewaan seni budaya Indonesia di tanah air," ujarnya.

Sebuah peristiwa besar bagi Indonesia diberi penghargaan langka untuk mengenakan pakaian adat di patung kecil yang amat terkenal, dan tidak hanya di Brussel, tapi juga hampir keseluruh pelosok dunia.

Staf KBRI dan masyarakat Indonesia melakukan pawai dan karnaval pakaian daerah Indonesia mulai dari Balaikota menuju patung Manekken Pis yang diiringi lagu Bangkit Indonesia ciptaan Herwan Wiradireja dari grup Grassopher-Jakarta menghangatkan dan membangkitkan semangat nasionalisme.

Manneken-Pis Discovers 2008 adalah judul acara historis yang memecah rekor sepanjang enam dasawarsa kehadiran Indonesia di Belgia itu.

KBRI Brussel bekerjasama dengan Depbudpar dan Bupati Tulang Bawang, Dr Abdurahman Sarbini, menyediakan kostum tradisional Lampung tersebut membuahkan hasil.

Priatna mengatakan, terobosan promosi pariwisata Indonesia mengunakan idiom pakaian daerah pada maskot obyek turisme yang dikunjungi jutaan wisatawan di Belgia, untuk pertama kalinya, selama lebih dari setengah abad menjadi berita langkah apalagi disaksikan ribuan pengunjung kota Brussel.

Prosesi yang khidmad di ruang utama gedung Balaikota yang dihadiri Petroni de Coster Kepala Protokol kantor Walikota Brussel dan Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, Fanny Habibie yang mengenakan pakaian adat Bugis/Makassar.

Pakaian adat Lampung untuk seterusnya dikenakan pada patung replika yang disimpan di City Museum of Brussel sebagai koleksi pertama dari negara Asia Tenggara.

Indonesia untuk pertama kalinya menjadi negara di Asia Tenggara yang memperkaya koleksi City of Museum Brussels ini, demikian Priatna. (*)

COPYRIGHT © 2008

Ketentuan Penggunaan

Tidak ada komentar: