Sri Owen, Jembatan Kuliner Indonesia-Inggris
Oleh Zeynita Gibbons
London, (ANTARA News) - Lebih dari separuh hidup Sri Owen (73) dihabiskan untuk memperkenalkan makanan Indonesia ke masyarakat Kerajaan Inggris.
Bahkan buku keenambelasnya yang berjudul "Sri Owen`s Indonesian Food" akan diluncurkan pada September mendatang.
Buku yang diterbitkan oleh penerbit terkemuka, Pavillon itu, bakal melengkapi karya-karyanya tentang kuliner Indonesia yang terbit dalam bahasa Inggris, Belanda dan Jerman.
Sri Owen, diboyong ke Inggris oleh Anthony Roger Owen, dosen sejarah Universitas Gajah Mada setelah mereka menikah pada 1962.
Buku pertama mantan produser BBC London selama 19 tahun (1964-1983) itu, berjudul "The Home Book of Indonesia Cooking", diterbitkan penerbit Faber, London pada 1976.
Ibu dua putra yang berangkat dewasa itu tidak pernah bosan memperkenalkan masakan Indonesia kepada masyarakat Inggris.
Bahkan beberapa bulan lalu ia mempraktekan masakan Indonesia di kalangan Anglo Indonesia Society, komunitas masyarakat Inggris pecinta Indonesia dan juga pada acara yang digelar di Asia House.
Ditemui di rumahnya di Wimbledon Village, tidak jauh dari lapangan tenis Wimbledon, Sri Owen bersama Roger, suaminya, masih sering memberikan kursus masakan Indonesia. Roger juga sangat mahir membuat tempe.
Saat ANTARA berkunjung ke rumahnya, Roger juga menyuguhkan tempe goreng buatannya. Roger terbukti memang piawai, tempe goreng buatannya tidak kalah dengan tempe yang dijual di Tanah Air.
Perkenalan Sri Owen dengan Roger, terjadi pada 1960. Sri yang berdarah Minang-Sunda itu, akhirnya dipinang Owen pada 1962.
Saat itu belum banyak wanita Indonesia yang menikah dengan pria asing, namun perkawinan Sri Owen dengan Roger tergolong mulus.
Kecintaan Sri Owen terhadap kuliner Indonesia, telah tumbuh sejak kecil. Sri kecil gemar sekali menyaksikan dan membantu nenek memasak di dapur.
Berbekal kesenangan masak-memasak itu, Sri Owen bersama Roger dan sering mengundang sahabat mereka makan di rumah, dan akhirnya setelah pensiun dari BBC, Sri membuka usaha katering dibawah flat rumahnya. Bahkan ia membuka kursus memasak.
Masuk Harrod
Selain menulis buku, pada 1984, Sri Owen juga membuka usaha makanan di rumahnya di Wimbledon Village. Tokonya bernama "Mustika Rasa".
Makanan khas Indonesia yang dijual Sri Owen seperti rendang daging, mie goreng, lumpia goreng dan nasi goreng banyak diminati oleh penduduk setempat.
Sri Owen punya banyak pelanggan fanatik, merekalah yang akhirnya mengantarkan masakan Indonesia masuk dan dijual di "Harrods Food Court", toko terkenal milik Mohammad Al Fayed.
Sayangnya, Sri hanya dapat bertahan beberapa tahun menjadi penyuplai makanan Indonesia untuk Harrrod.
Mengisi hari-hari tuanya bersama Roger, Sri Owen kini tengah menulis buku yang berjudul "The Oxford Companion to Southeast Asia" yang menurut rencana akan diterbitkan pada 2010 mendatang.
Buku Sri owen juga telah dialihbahasakan ke dalam bahasa Jerman. "Die Indonesiche Kuche", adalah buku pertamanya yang diterbitkan di Heyne Verlag, Munich.
Buku "Indonesian Food and Cookery" juga ditejemahkan ke dalam Bahasa Jerman dan Bahasa Belanda.
Sri Owen juga menulis menyinggung kulinari Thailand, dalam buku ketiganya, "Indonesian and Thai Cookery", yang mendapat penghargaan "Andre Simon Award". Buku ini bahkan terbit dalam edisi AS, dengan judul "Honestyle Thai and Indonesia Cooking" yang diterbitkan Crossing Press.
Sri juga pernah tampil di televisi Inggris dan ABC Channel Australia serta MTV Helsinki, yang kesemuanya dalam rangka memperkenalkan masakan Indonesia ke berbagai negara di Eropa.
Setiap tahun Sri dan Roger selalu menyempatkan diri ke vila di Venice, Italia demi mencari inspirasi ide-ide kuliner.
Anggota Guild of Food Writers, London dan IACP (International Association of Culinary Professional USA serta Society of Author London mempunyai ambisi agar masakan Indonesia dikenal di dunia.
Buku yang diterbitkannya pada tahun 1993 yang berjudul "The Rice Book" juga berhasil meraih penghargaan "Andre Simon Award" sebagai "food book of the year London 1993/94" dan dinominasi dalam penghargaan "James Beard Award New York 1994".
Usia tampaknya tidak menghalangi Sri untuk selalu memperkenalkan masakan Indonesia ke berbagai negara di Eropa.(*)
COPYRIGHT © 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar