ALANDA KARIZA WAKILI INDONESIA DI GCGF
London, 20/1 (ANTARA) - Alanda Kariza (17) mewakili Indonesia dalam "Guildford Forum Global Changemakers" (GCGF) yang diikuti remaja dari berbagai negara di Horsley Park, Surrey. Inggeris, dari tanggal 18 hingga 24 Januari.
Global Changemakers yang digelar British Council itu bertujuan menggalang jejaringan global bagi remaja usia 16 sampai 25 tahun yang aktif dalam berbagai bidang di negerinya, ujar Katherine Hermans, Communications Manager Global Changemakers kepada korespoden Antara London, Selasa.
Dikatakannya The British Council bersama dengan the World Economic Forum (WEF) dan berkolaborasi dengan berbagai forum internasional di Perserikatan Bangsa Bangsa PBB memastikan suara anak muda dapat didengar di forum dunia.
Selama mengikuti program Global Changemakers, remaja dari berbagai negara seperti dari Serbia, Irak, Zimbabwe, Malawi, Bahran, Kuwait, Nepal, Kanada, Amerika Serikat, Kosovo, Yamen, Ethiopia, Ubekistan, Pakistan dan Inggeris dapat saling bertukar pengalaman.
Menurut Katherine Hermans, remaja berbagai negara yang berprestasi dalam berbagai bidang itu nantinya akan dipilih sebanyak enam orang yang akan mengikuti pertemuan di Davos, Swiss.
Kepada Koresponden Antara London, Alanda Kariza, siswa SMA Negeri 82 Jakarta mengatakan bahwa ia merasa senang bisa terpilih menjadi peserta dan wakil Indonesia di ajang internasional.
"Tentunya senang dan sekaligus sangat excited, nervous, dan khawatir karena mengemban tugas yang sangat berat, mengingat saya satu-satunya wakil dari Indonesia dan merupakan pengalaman pertama," ujar Alanda yang juga banyak menulis buku.
Alanda yang termasuk muda dibanding peserta lain berharap bisa memberikan yang terbaik dan pengalaman yang didapatkan bisa dibagi ke rekan rekannya yang lainnya supaya semua juga bisa menghasilkan sesuatu dan membuat negara jadi lebih baik.
Project Manager Social Development British Council Indonesia, Fajar Anugerah, yang mendampingin Alanda dari Jakarta mengatakan bahwa bagi sebagian remaja di Indonesia, Alanda mungkin tidak asing lagi.
Dia sudah menerbitkan novel pertamanya, 'Mint Chocolate Chips', pada usia 14 tahun.
Selain aktif sebagai penulis, wakil Indonesia ini juga salah satu pendiri komunitas sosial The Cure For Tomorrow (TFCT).
Sebuah inisiatif untuk menggalang kepedulian remaja Indonesia tentang lingkungan hidup, ujar Fajar yang juga penah mendapat beasiswa dari British Council.
Menurut Fajar, alasan Alanda membentuk komunitas tersebut karena merasa kekecewaan niatnya untuk bergabung sebagai relawan ditolak oleh beberapa LSM dan NGO di Jakarta dengan alasan usianya yang masih terlalu muda.
Alanda mewakili generasi muda Indonesia yang memiliki semangat positif. Generasi muda yang ketika menghadapi kesulitan malah melihatnya sebagai tantangan. Walaupun begitu, gadis manis yang juga aktif di bidang seni musik dan film ini tidak merasa dirinya spesial.
Gadis ini bercita-cita ingin menjadi terkenal dan melanjutkan pendidikan di bidang sinematografi. Alanda dan remaja Indonesia lainnya yang memiliki semangat dan aspirasi positif diberikan kesempatan seperti yang diberikan British Council.
Dikatakan Alanda partisipasinya di Guildford memberikan pengalaman dan jejaring yang dibutuhkan remaja Indonesia lainnya untuk memimpin perubahan yang dibutuhkan di Indonesia.
Semoga lebih banyak remaja Indonesia yang terinspirasi untuk maju di bidangnya masing-masing. Semoga lebih banyak kesempatan belajar dan mengembangkan jejaring dapat diberikan kepada mereka, demikian Fajar Anugerah yang mengambil Master di Essex University. ***5****
(U-ZG/B/A027
(T.H-ZG/B/A027/A027) 20-01-2009 06:02:13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar