JARING WISATAWAN SKANDINAVIA DI "REISELIV 2009"
Oleh Zeynita Gibbons
Berbagai usaha dilakukan KBRI Oslo untuk menarik perhatian pengujung pameran pariwisata "Reiseliv 2009" yang dibuka Ratu Sonya, di gedung pameran "Norges Varemesse", Lillestr'm, Norwegia, pekan silam.
Pada acara pembukaan pameran yang diikuti 2.530 peserta dari 150 negara dan dihadiri 30.700 pengunjung selama lima hari, Indonesia mendapat kehormatan menampilkan kesenian, satu-satunya hiburan di acara pembukaan pameran pawisata terbesar di Skandinavia itu.
Itu keikutsertaan Indonesia untuk ketiga kalinya, ujar Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Oslo Mansyur Pangeran.
Mansyur Pangeran, yang mengisi kekosongan jabatan Dubes di Oslo, mengatakan, keikutsertaan Indonesia bertujuan menjaring wisatawan Norwegia untuk datang ke Indonesia, selain mengejar ketinggalan dibandingkan dengan negara Asia lainnya yang sangat gencar melakukan promosi.
Dengan seringnya ikut berpromosi, Indonesia akan tetap masuk dalam jaringan peta pariwisata Norwegia, ujar istri Febie Mansyur yang meyebutkan beberapa tahun lalu Indonesia pernah masuk dalam jaringan wisata Norwegia.
Selain Indonesia, negara Asia lain yang ikut dalam pameran tersebut antara lain Thailand, Malaysia, Korea Selatan, Philipina, India, Vietnam dan Srilanka, ujar Mansyur Pangeran.
Amerika tidak ketinggalan melakukan promosi dengan menampilkan patung Liberty, sementara Spanyol menyajikan tari Flaminggo di anjungan, sedangkan Kuba dengan Salsa berupaya menarik perhatian masyarakat Norwegia yang jumlahnya kurang dari lima juta jiwa itu.
Ondel-ondel
Anjungan Indonesia yang tidak jauh dari Virgin Galatic yang menawarkan wisata ruang angkasa, memperagakan sepasang Ondel-ondel Jakarta menyambut pengunjung serta sajian Kopi Singa dan Kacang Garuda di tengah cuaca minus kota Oslo.
Selama berlangsungnya pameran, Indonesia yang mendapat tambahan lahan milik PATA menampilkan seperangkat gamelan yang dimainkan staf dan Dharma Wanita KBRI Oslo serta pertunjukkan tari.
Tim kesenian Indonesia didukung Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mengirimkan empat penari yaitu Ratri Andini, Dessy Hardya Puspitasari, Reza Arifianto dan Wilbrodus Wolo Mayang yang membawakan tari piring dari Sumatera Barat, legong dari Bali, dan rengong manis dari Jakarta selama pameran berlangsung.
Tapi, keikutsertaan KBRI Oslo dan Depbupar kurang mendapat respon dari industri pariwisata di Indonesia.
Konsul Ekonomi KBRI Oslo Wening Esthyprobo mengatakan ada dua travel biro yang menyatakan diri untuk ikut dalam pameran ternyata akhirnya mengudurkan diri karena adanya resesi ekonomi.
Meskipun industri tidak ada yang mewakili namun usaha KBRI mempromosikan Indonesia mendapat dukungan dari panitia penyelenggara yang minta Indonesia tampil dalam acara pembukaan yang merupakan promosi tersendiri.
Selain itu ada beberapa travel biro dari Oslo yang menjual paket liburan Indonesia, yang dikombinasikan dengan negara lainnya seperti Manila/Jakarta atau langsung ke Bali dengan harga paket sekitar 9000 kroner kerjasama dengan penerbangan Thai.
Benny Travel yang standnya bersebelahan dengan anjungan Indonesia merasa diuntungkan dengan digelarnya kesenian Indonesa dan banyaknya pengunjung yang datang.
Saat pengunjung ramai menyaksikan tari tarian, Quy Hoang dari Benny Travel pun membagi bagikan selebaran kertas yang menjual paket paket wisata ke Bangkok dan Bali.
Quy Hoang mengakui bahwa sulit menjual paket langsung ke Indonesia dari Norwegia, untuk itu perlu dikombinasikan dengan negara lainnya di Asia, ujarnya.
Sementara itu Ragnar Wikstrom yang memiliki usaha biro perjalanan denga namanya Ragnas Wikstrom mengakui bahwa minat masyarakat Norwegia berpergian sangat besar.
Norwegia merupakan negara yang punya budaya wisata yang tinggi, dalam setahun sekitar 2,6 juta dari 4,6 juta penduduk Norwegia berusia 16-79 melakukan perjalanan wisata baik wisata domestik maupun luar negeri dengan lama tinggal paling sedikit empat malam.
Rata-rata setiap penduduk melakukan dua kali perjalanan wisata setiap musim liburan, dari data yang ada jumlah pengeluaran penduduk Nowegia yang melakukan perjalanan wisata di tahun 2005 mencapai 41,8 miliar atau sekitar 6,4 miliar dollar AS.
Dari jumlah tersebut, sekitar 1,5 miliar dolar AS dibelanjakan di dalam negeri, dan sekitar 4,8 miliar dolar AS di luar negeri.
Selain itu perjalanan wisata yang menggunakan paket perjalanan membelanjakan sekitar 0,9 miliar dolar AS.
Kesempatan besar bagi Indonesia untuk memperkenalkan potensi wisata Indonesia dalam pameran seperti dengan penyebaran brosur wisata kepada pengunjung yang sedang menikmati suguhan budaya Indonesia.
Tapi, anjungan Indonesia kurang didukung ketersediaan brosur serta informasi akurat yang sebaiknya disampaikan industri wisata Indonesia, ujar Mansyur Pangeran yang menjadi langganan menjabat Kuasa Usaha Ad Interim karena Dubesnya kembali ke tanah air.
Menurut dia, suguhan budaya yang ditampilkan paviliun Indonesia berhasil menarik perhatian pengunjung pameran.
Tampilan budaya sangat berperan dalam mendorong keingintahuan pengunjung untuk mengetahui lebih jauh mengenai Indonesia, dan diharapkan mendorong keinginan untuk melakukan wisata ke Indonesia, ujar ayah dua anak yang berangkat remaja.
Populernya Indonesia membuat perusahaan baru menjual paket perjalanan ke Indonesia seperti "Jisk Reisebyr" atau "Nick Tour" cabang dari peruhaan Denmark yang menjual paket wisata ke Bali, "Global Travel-Bergen", "Vidy Reiser-Stavanger", "TinaTravel-Skien", "Bergreiser-Oslo", dan "Sunguest Travel Norge AS-Oslo", yang menjual paket yang sama: Bali, Lombok, dan Jawa.
Selain itu perusahaan "Gertlynge Scrensen As" juga menjual paket perjalanan ke Sumatera, antara lain Padang, Bukittinggi, Medan, Brastagi, Parapat Danau Toba, dan Bahorok .
Beberapa pengusaha industri wisata Norwegia mengaku sulit menjual Indonesia hanya dengan fasilitas hotel dan pantainya mereka mengharapkan adanya mitra di Indonesia yang dapat bekerjasama menjual paket wisata petualangan, seperti hiking, trekking, bycycling, diving, yacht, fishing, wisata bagi pensiunan serta wisata keluarga.
Potensi Norwegia
Norwegia merupakan pangsa pasar pariwisata yang menjanjikan di dunia. Berdasarkan statistik Norwegia, sekitar 70 persen dari sekitar 4,7 juta penduduk Norwegia melakukan perjalanan liburan ke luar negeri setiap tahunnya.
Berdasarkan data tahun 2007, jumlah perjalanan wisata yang dilakukan wisatawan Norwegia ke luar negeri mencapai 3,4 juta wisatawan dengan total jumlah wisata sebesar 5,8 juta.
Setiap warga Norwegia melakulan perjalanan ke luar negeri dua kali dalam setahun. Negara tujuan wisata yang diminati wisatawan Norwegia masih Spanyol, Denmark, dan Swedia.
Namun ada kecenderungan untuk mencari daerah wisata baru di luar Eropa yaitu negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Untuk wilayah Asia, masyarakat Norwegia masih melirik Thailand, India, Jepang dan Vietnam.
Dubes Thailand di Oslo menyatakan jumlah wisatawan Norwegia ke Thailand tahun 2008 sebanyak 120.000 orang.
Sedangkan jumlah paket wisata ke Indonesia hingga kuartal ketiga 2008 mencapai 192 paket. Jumlah paket wisata ke Indonesia yang diikuti wisatawan Norwegia di tahun 2006 sebanyak 152 paket wisata dan di tahun 2007 sebanyak 527.
Menurut Mansyur Pangeran, wisatawan Norwegia yang melakukan kunjungan ke Indonesia dengan paket wisata mengalami kenaikan cukup tinggi, dari 2006 ke 2007 naik 71 persen menjadi 375 orang.
Jumlah wisatawan Norwegia yang berkunjung ke Indonesia setiap tahunnya meningkat, selama tahun 2007 sekitar 23.500 orang dan tahun 2008 diperkirakan meningkat dengan banyaknya kalangan wisatawan muda berkunjung ke Bali, khususnya mahasiswa.
Dalam catatan KBRI, jumlah mahasiswa Norwegia tahun 2008 yang berwisata sambil belajar di Bali selama 14 minggu sebanyak 521 orang. Untuk bulan Februari 2009 terdaftar sebanyak 370 mahasiswa.
Pangsa pasarnya memang berbeda, meskipun jumlah wisatawan masih relatife sedikit, tapi dari segi kualitas cukup tinggi. Statistik menyebutkan dari jumlah tersebut lama keberadaan di Indonesia rata-rata 18 hari sampai 44 hari dengan uang yang dibelanjakan rata-rata 1.300 dolar AS.
Mansyur mengatakan, dengan kehadiran Indonesia di Reiseliv 2009 diharapkan wisata dari negara-negara Skandinavia semakin meningkat dan industri wisata dapat memenuhi keinginan pasar. ***5***
(T.H-ZG/C/s018/s018) 22-01-2009 05:47:28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar