"ANGLO INDONESIAN SOCIETY" PERERAT HUBUNGAN INDONESIA-INGGERIS
London, 7/1 (ANTARA) - Dubes Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Yuri Octavian Thamrin mengatakan, keberadaan Perhimpunan Indonesia Inggeris (Anglo Indonesian Society) mempererat hubungan Indonesia Inggris dalam berbagai bidang.
"Perhimpunan ini juga bisa berperan dalam kegiatan Festival Indonesia yang akan digelar," kata Yuri Octavian Thamrin di Gedung KBRI London, Selasa malam, dalam acara menyambut tahun baru bersama organisasi yang menghimpun masyarakat Inggris dari berbagai kalangan itu, seperti mantan diplomat dan orang yang pernah bertugas di Indonesia, maupun pelajar, akademisi, dan turis yang berminat terhadap Indonesia.
Ketua Perhimpunan Indonesia-Inggeris Christopher Scarlett mengatakan, Anglo-Indonesian Society didirikan pada tahun 1956 merupakan suatu forum budaya, sosial, dan non-politik.
Dalam setahun Anglo mengelar pertemuan sebanyak delapan kali di KBRI London yang biasanya diisi dengan ceramah dan diskusi mengenai hal yang berkaitan dengan Indonesia.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri mantan Dubes Inggris di Indonesia Charles Humfrey, Yuri Thamrim mengatakan, jalinan kerjasama Indonesia Inggris tidak saja dilakukan oleh pemerintah tetapi juga antar masyarakat.
Menurut Dubes, hubungan Indonesia Inggris semakin mesra dengan digelarnya "UK-Indonesia Partnership Forum" pertama sebagai tindak lanjut pertemuan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta.
Selain itu juga dibentuknya "Indonesia-United Kingdom Islamic Advisory Group" (IAG) merupakan implementasi dari hasil kunjungan Perdana Menteri Inggris Tony Blair ke Indonesia .
Selain itu Dubes juga mengajak anggota Anglo belajar Bahasa Indonesia yang diselenggarakan oleh Wadah Indonesia bekerjasama dengan KBRI London.
Hadir dalam pertemuan itu penulis buku masakan Indonesia Sri Owen bersama suami serta Ernestine Willhelmina Sarah van Gesseler Verschuir yang lebih dikenal dengan Nini James, wanita kelahiran Kuningan Jawa Barat 1916, yang ayahnya pernah menjabat sebagai Governor Yogyakarta pada 1929-1931.
Salah seorang Anglo Indonesia Society, Garthorne Cranbrook atau dikenal dengan Earl of Cranbrook, yang pernah menetap di Indonesia dan ahli dalam hal sarang burung walet, mengakui, keberadaan organisasi sangat berarti bagi masyarakat Inggeris yang berhubungan dan pernah tinggal di Indonesia.
Lelaki yang fasih berbahasa Indonesia itu tidak merasa keberatan harus datang jauh jauh dari Norwich, sekitar dua jam dari London untuk bisa berjumpa dengan sesama rekan rekan dan bisa berbincang bincang dalam bahasa Indonesia.
Dalam acara yang juga dihadiri anggota Dharma Wanita Persatuan KBRI London serta Ny Sandra Thamrin juga dihidangkan penganan kecil khas Indonesia, seperti martabak mini, lemper, dan rempeyek. ***5***
(T.H-ZG/C/s018/s018) 07-01-2009 10:53:33
Tidak ada komentar:
Posting Komentar