MUSLIM INDONESIA DINILAI SANGAT TOLERAN DAN MUDAH BERBAUR
London, 22/11 (ANTARA) - Muslim Indonesia mendapatkan pujian dari berbagai negara, antara lain dikenal sebagai warga yang toleran dan mampu menunjukkan sikap sebagai muslim yang baik dan dapat membaur dengan masyarakat lain.
Hal ini terungkap dalam acara silaturahmi warga Muslim Indonesia yang dikenal dengan "Autumn Gathering" yang diselenggarakan Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (Kibar), di Manchester selama dua hari pada akhir pekan.
Ketua pantia Kibar Winter Gathering, Dono Widiatmoko, dalam keterangannya kepada ANTARA London, Selasa, menyebutkan pertemuan umat Muslim Indonesia yang berdomisili di Kerajaan Inggris digelar Kibar selalu ditunggu-tunggu umat Muslim yang berdomisili di Kerajaan Inggris.
Kibar Autumn Gathering diikuti sekitar 250-an warga Muslim Indonesia baik yang menetap di Inggris maupun pelajar yang tengah menuntut dari seluruh penjuru Inggris Raya seperti dari Southampton, Bristol, Newcastle, Glasgow, Birmingham, York, London, Nottingham dan Skotlandia.
Kuasa Usaha ad-interim KBRI London, Herry Sudrajat, mengatakan umat Muslim Indonesia yang ada di Inggris mendapat pujian dari negara sahabat karena lebih toleran dan mampu menunjukkan sikap sebagai seorang muslim yang baik dan mudah berbaur dengan masyarakat lain.
Dalam pertemuan selama dua hari itu juga dihadiri Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, Prof. T.A. Fauzi Soelaiman, Atase Pertahanan, Kol. Nurcahyanto beserta beberapa staf KBRI London diisi dengan berbagai diskusi panel, acara anak, charity event dan bazaar masakan khas Indonesia.
Dalam acara silaturahmi Kibar kali ini juga dibahas berbagai problema yang dekat dengan kehidupan Muslim di Inggris seperti peran komunitas Muslim Indonesia dalam dakwah dan diplomasi serta integrasi dan tranformasi Muslim di Inggris, menghadirkan pembicara dari Muslim Council of Britain (MCB), Talha J. Ahmad yang menekankan pelayanan kepada komunitas Muslim sebagai salah satu pintu masuk ke dalam masyarakat luas dengan baik.
Kiat-kiat membangun ketahanan keluarga Muslim di Inggris yang disampaikan dibahas Richard Claire yang menikah dengan perempuan Indonesia, yang menuturkan pengalaman pribadinya membangun keluarga kawin campur di Inggris. Sedangkan Maimon Herawati, dosen Jurnalistik Fikom Unpad yang sedang tugas belajar di Inggris, berbagi tips cara berkomunikasi antarbudaya yang baik dengan pihak sekolah anak.
Makanan halal
Dalam pertemuan itu juga dibahas tentang cara mendapatkan makanan halal dan hal-hal penting yang perlu diketahui umat Muslim Indonesia yang berada di Inggris agar berhati hati dengan makanan.
Dosen Peternakan UGM, Nanung Danar Dono, menyebutkan teknologi pangan saat ini sudah sangat maju, sehingga makanan meningkat kualitasnya. Peningkatan kualitas ini disebabkan oleh penerapan teknologi makanan yang melibatkan berbagai bahan tambahan pangan (BTP), ujar, Nanung Danar Dono, yang pernah menjadi sekretaris eksekutif Lembaga Pengkajian Pangan, Obat dan kosmetika (LPPOM) MUI Yogyakarta.
Dikatakannya bahan makanan yang asalnya halal bisa berubah menjadi haram karena ketambahan BTP yang tidak halal. Tidak semua konsumen Muslim paham ilmu pangan dan istilah-istialah dalam ilmu&teknologi pangan, maka penting untuk diuraikan jenis-jenis makanan yang harus dihindari dan diwaspadai di Luar Negeri.
Disebutkan apabila dikelompokkan berdasar sikap terhadap status keamanan (kehalalan) makanan untuk disantap, maka jenis-jenis makanan di luar negeri dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu aman, jenis makanan ini halal disantap karena diyakini tidak menggunakan atau tidak tercemar bahan haram.
Menurut Nanung Danar Dono, jenis makanan ini statusnya syubhat, karena ada kemungkinan menggunakan bahan haram. Namun, jika kita bisa mengecek bahannya, maka statusnya bisa berubah menjadi halal. Pengecekan ini bisa dilakukan melalui ingredients list, label suitability for vegetarians/vegans, customer service, dan lain lain, ujar saat ini sedang menyelesaikan studi Phd, di College of Medical, Veterinary, & Life Sciences, Universityof Glasgow, Scotland.
Khusus di wilayah UK, ada beberapa lembaga pensertifikasi halal, seperti Halal Monitoring Committee (HMC), Halal Food Authority (HFA), dan Gloucester World Muslim Association (GMWA). Terkait dengan status kehalalan daging hewan, HMC lebih baik daripada HFA, karena HMC menolak proses pre-slaughter stunning pada hewan sedangkan HFA justeru merekomendasikan proses stunning.
"Gathering kali ini berkesan sekali," cetus Onny (52), peserta asal London. Ini karena hari pertama ditutup dengan kegiatan cerdas cermat antar muslimah. Sebagian peserta menunggu-nunggu acara penutup Gathering, yaitu bazar makanan khas Indonesia. ?Sudah lama nih tidak makan sate Padang,? ungkap salah satu peserta.
Peserta dari Bristol menyewa minibus untuk mencapai lokasi kegiatan. Vivi Andasari, peserta asal Dundee, Skolandia, menaiki kereta api selama enam jam. Peserta asal Newcastle bahkan mencegat bus sebelum Subuh guna mencapai lokasi kegiatan pada waktunya.
Ketua Kibar, Abram Perdana, merasa puas dengan berlangsungnya acara ini. Kibar Gathering diadakan untuk memfasilitasi kebutuhan keberagamaan Muslim Indonesia di Inggris.***4***
(ZG)
(T.H-ZG/B/E001/E001) 22-11-2011 14:43:19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar