Senin, 21 November 2011

RI PROMOSI

RI PROMOSI TERPADU DI JERMAN

London, 17/11 (ANTARA) - Tiga Perwakilan RI di Jerman yaitu KBRI Berlin, KJRI Hamburg dan KJRI Frankfurt menyelenggarakan Promosi Terpadu Tourism, Trade, and Investment (TTI).

Counsellor Fungsi Pensosbud KBRI Berlin, Ayodhia GL Kalake kepada ANTARA London, Kamis mengatakan, kegiatan yang dilakukan bekerjasama dengan Handelskammer (Kamar Dagang) Hamburg dan German- Asia Pacific Business Association (OAV)ini merupakan upaya Perwakilan RI di Jerman untuk senantiasa memanfaatkan berbagai peluang dalam rangka memajukan hubungan ekonomi RI-Jerman.

"Hal ini khususnya ditujukan untuk menjembatani para pelaku bisnis di Indonesia dalam menemukan mitra di Jerman," ujarnya.

Dikatakannya, kegiatan Promosi Terpadu TTI merupakan program tetap Perwakilan RI di Jerman yang diselenggarakan setiap tahun dengan tema dan fokus yang berbeda.

Setelah sukses menyelenggarakan kegiatan pertama di Munchen tahun lalu, kali kini Hamburg mendapat giliran sebagai tempat pelaksanaan promosi terpadu Indonesia.

Sebagai salah satu kota perdagangan terpenting di Jerman dan juga dikenal sebagai kota pelabuhan terbesar kedua di Eropa, Hamburg dinilai sangat potensial untuk pengembangan peluang ekonomi maupun jejaring bisnis Indonesia.
Penyelenggaraan kegiatan kali ini memilih tema "Remarkable Indonesia: Tourism, Trade, and Investment Opportunities in Indonesia" -- Towards the 6oth Anniversary of Indonesia-Germany Bilateral Relations dan dibuka secara resmi oleh Duta Besar RI untuk Jerman Dr. Eddy Pratomo.

Dubes Eddy Pratomo menjelaskan, fokus utama promosi terpadu ini pada empat sektor yang menjadi ketertarikan bersama kedua negara yaitu energi terbarukan, infrastruktur, komoditi dan pariwisata.
"Saya yakin sektor ini mewakili lingkup utama dari kesempatan usaha bagi para pebisnis, calon investor serta pemangku kepentingan yang lain di Jerman yang tengah mencari peluang usaha di Asia Tenggara," ujarnya.

Dalam kesempatan itu Dubes RI mengharapkan terjadi saling tukar informasi bisnis antar para pengusaha dari kedua negara melalui business-to-business meeting yang diselenggarakan setelah acara seminar.


Pasar potensial
Seminar diawali sambutan dari Dr. Jens Peter Breitengross, Wakil Kamar Dagang Hamburg dan Dr. Bernd Egert, Wakil Menteri Ekonomi Hamburg yang menyatakan Asia, termasuk Indonesia, merupakan pasar potensial bagi Eropa dan pertumbuhan ekonominya yang stabil patut dipertimbangkan sebagai pendorong untuk melangsungkan bisnis.

Hubungan kerjasama antara Jerman dan Indonesia yang telah terjadi selama ini tidak hanya dalam bentuk hubungan ekonomi (bisnis), namun juga people to people contact, sehingga diharapkan hubungan kerjasama tersebut akan berpotensi terhadap peningkatan investasi.

Sementara itu, Dr. Egert menyampaikan tanggapan positifnya atas penyelenggaraan acara ini, terutama dalam rangka menandai hubungan bilateral Indonesia-Jerman yang ke-60 tahun (pada tahun 2012).

Menurut dia Jerman dan Indonesia sama-sama telah berhasil melewati krisis ekonomi dunia. Terlebih lagi pada 2010-2011, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 6 persen sehingga Indonesia patut dilirik sebagai mitra bisnis.

Tercatat 500 pengusaha Hamburg telah melakukan bisnis di Indonesia dan angka ini diperkirakan terus meningkat, bahkan pada tahun ini kenaikannya mencapai 45 persen.

Dipilihnya kota Hamburg sebagai tempat penyelenggaraan acara dinilai sangat tepat mengingat berbagai potensi kota Hamburg sebagai kota perdagangan, antara lain dalam hal pelabuhannya, maritime system, aviation industry, maupun sebagai hot-spot Eropa untuk renewable energy sector.

Untuk menjelaskan berbagai kebijakan dan peluang usaha di Indonesia, hadir menyampaikan keynote address yaitu Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. Sapta Nirwandar.

Wamendag Bayu Krisnamurthi memberikan penjelasan secara umum mengenai kondisi perekonomian Indonesia, bahwa pertumbuhan GDP Indonesia diperkirakan akan mencapai titik tertinggi pada 2011 pasca krisis 1997/1998 dan pertumbuhan ekspor Indonesia untuk migas dan non-migas terus meningkat 30 persen.

Apabila hal ini dapat dipertahankan hingga akhir tahun 2011, maka total ekspor Indonesia tahun ini akan mencapai 200 milyar dolar AS.

Perkembangan positif ini diharapkan dapat mendorong pengusaha Jerman untuk membuka dan mengembangkan bisnis di Indonesia.

Sementara itu Wamenhub Bambang Susantono menjelaskan mengenai enam koridor ekonomi dalam master plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), salah satunya pembangunan infrastruktur pendukung (pelabuhan udara, pelabuhan laut, power & water suppliers).

Hal yang menjadi perhatian saat ini adalah transportasi domestik, khususnya transportasi antar pulau yang memadai. Setelah transportasi tersebut dinilai mencukupi, maka selanjutnya akan dikembangkan international connectivity.

Sedangkan Sapta Nirwandar menjelaskan mengenai potensi yang dimiliki Indonesia dengan keragaman beragam budaya, keindahan alam, keramahan masyarakat, dan kelezatan kulinernya, serta menekankan bahwa Indonesia memiliki banyak kota tujuan MICE (meetings, incentives, conferencing, and exhibitions) yang dapat dijadikan pilihan oleh kalangan pengusaha asing.

Ketua Kadin Komite German, Austria dan Swiss , Ilham Habibie memaparkan mengenai dua pilar utama ekonomi Indonesia saat ini yang terdiri dari konsumsi domestik dan sumber daya alam, yang sebagian besar diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

Diharapkan basis manufaktur akan menjadi pilar utama ekonomi Indonesia yang ketiga.

Dikatakannya, Indonesia harus memiliki orientasi untuk memproduksi barang, tidak hanya mengekspor bahan baku. Dalam kaitan ini, dibutuhkan dukungan dan kerjasama dari pihak Jerman, termasuk investasi di bidang teknologi dan pendidikan.

Indonesia juga harus memperhatikan sustainability, antara lain dengan menerapkan environmental friendly business (geothermal).
Sedangkan Executive Member of Board, German-Asia Pacific Business Association/OAV), Timo Prekop menjelaskan mengenai hubungan perdagangan Indonesia-Jerman, dan menekankan bahwa Jerman merupakan pasar produk Indonesia terbesar di Uni Eropa.

Acara penting yang juga digelar dalam kegiatan ini adalah One on One Meeting yang diikuti lebih dari 36 pelaku bisnis dan 10 pelaku industri pariwisata dari kedua negara yang berlangsung lancar dan produktif. ***5***
(T.ZG)




(T.H-ZG/B/S025/C/S025) 17-11-2011 21:16:47

Tidak ada komentar: