PARADE OGOH-OGOH TARIK PERHATIAN DI DENHAAG
Oleh Zeynita Gibbons
London, 29/5 (Antara) - Parade Ogoh-Ogoh Bali berupa Arjuna Memanah yang menggambarkan sosok ksatria dan simbol ilmu pengetahuan Dewi Saraswati ditampilkan di Tong Tong Fair di Taman Malieveld, Den Haag, Belanda.
Penangung jawab parade Ogoh ogoh di Brusel, Made Agus Wardana kepada Antara London, Kamis mengatakan Ogoh-ogoh yang dibawa dari Brusel diarak mengelilingi ruas jalan area pintu utama Taman Malieveld, Den Haag, membidik masyarakat yang melintas jalan utama Koningskade seberang Central stasiun Den Haag.
Made Agus Wardana mengatakan parade Ogoh-ogoh itu pertama kalinya digelar di Tong Tong Fair Den Haag Belanda.
Ogoh-ogoh merupakan ikon unik masyarakat Bali sehingga ia dipilih untuk ditampilkan dalam festival tersebut oleh 35 masyarakat Bali tergabung dalam komunitas masyarakat Bali Banjar Suka Duka-Belanda.
Ogoh ogoh yang khusus didatangkan dari KBRI Brussel Belgia itu merupakan hasil karya I Wayan Candra asal Sesetan Denpasar dan kemunculannya diringi gamelan Bleganjur menghentak ritme ritmis suara cengceng (cymba).
Sedangkan sosok Arjuna Memanah adalah menggambarkan sosok ksatria yang tangguh dalam upaya membangun semangat anak-anak muda untuk tetap tangguh menghadapi berbagai tantangan.
Kehadiran ogoh-ogoh ini menjadi pusat perhatian warga sekitar sehingga dengan mudah menjadi daya tarik Tong Tong fair yang berlangsung selama 12 hari dari tanggal 27 Mei sampai 7 Juni mendatang.
Direktur Artistik Tong Tong Fair Aranud Kokosky Deforchaux menyampaikan ogoh-ogoh itu mempromosikan sisi kreatif anak muda Bali dan kemunculannya di festival itu merupakan sejarah baru di negeri Belanda.
Tong Tong Fair pada tahun 2014 lalu berhasil menghimpun 100.000 pengunjung selama 12 hari pelaksanaannya.
Disamping parade Ogoh-Ogoh Komunitas Banjar Suka Duka Belanda ini, dipertunjukan pula kesenian Bali lainnya seperti pelestarian gending Bali sekar alit dolanan seperti Ongkek-Ongkek Ongkir, Gending Merah Putih, tari Pendet, Suling kreatif, Janger dan Genjek di Panggung Utama Tong-Tong Podium.
Sedangkan suling kreatif ditampilkan menggunakan suling Bali oleh seniman Bali yang tinggal Belgia, Made Agus Wardana diiringi grup Band Belanda Gentlements's Groove.
Tong Fair pertama kali diadakan tahun 1959 yang awalnya bernama "Pasar Malam Besar" dan sejak tahun 2009 berubah nama menjadi Tong Tong Fair.
Festival tersebut adalah yang terbesar di Eurasia yang memamerkan produk budaya, pameran foto, buku-buku, workshop, kuliner dan pertunjukan kesenian.
Kegiatan itu dipusatkan di Malieveld yang hanya berjarak 200 meter dari stasiun central stasiun Den Haag dan bertujuan mengikat "rasa" warga indo/blasteran dan mempertemukan mereka dalam sebuah ikatan budaya antara warga Belanda dan Indonesia. (ZG))
(T.H-ZG/C/A. Novarina/A. Novarina) 29-05-2015 15:14:58
Tidak ada komentar:
Posting Komentar