Kamis, 28 Mei 2015

UNESCO

WORLD EDUCATION FORUM" BAHAS TARGET PENDIDIKAN DUNIA
     Oleh Zeynita Gibbons    

   London,20/5 (Antara) -  Menteri Pendidikan dari seluruh dunia akan berkumpul dalam pertemuan World Education Forum 2015 guna mempersiapkan Agenda Pendidikan Global 2030 dan menetapkan target pendidikan dunia dalam 15 tahun yang akan datang.

        Forum yang berlangsung di Convensia, Incheon, Republik Korea itu dihadiri lebih dari 130 menteri pendidikan dari seluruh dunia termasuk Indonesia dan sekurangnya 155 perwakilan negara, demikian Dubes RI di Unesco, T. A. Fauzi Soelaiman kepada Antara London, Rabu.

        Pertemuan tersebut digelar oleh UNESCO yang bekerjasama dengan UNICEF, UNDP, UN Women, UNFPA, UNHCR dan Bank Dunia.

        Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap Indonesia untuk UNESCO TA Fauzi Soelaiman yang ikut dalam delegasi Indonesia mengatakan acara dibuka  oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.

        Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova dan Presiden Republk Korea Park Geun-hye juga menyampaikan sambutan dalam acara pembukaan konferensi internasional tersebut.

        Dalam sambutannya, Bokova mengatakan pendidikan memiliki kekuatan untuk mengurangi kemiskinan, meningkatkan taraf hidup dan membuat terobosan dalam semua Target Pengembangan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals).

        Sedangkan Park Geun-hye menyatakan setelah perang yang berakhir sekitar 50 tahun yang lalu, Korea tidak mempunyai modal dan sumber daya yang cukup, tetapi Korea berinvestasi besar-besaran dalam pendidikan untuk menghasilkan warga yang cakap seperti yang ditemui saat ini.

        Ban Ki-moon memaparkan  dirinya menjadi sukses seperti saat ini berkat buku-buku UNESCO yang diberikan UNESCO kepada Korea setelah perang usai.

        Mantan Atase Pendidikan KBRI London mengatakan WEF diadakan untuk mempersiapkan Agenda Pendidikan Global 2030.

        Sebelumnya, pada bulan April 2000 di Dakar, Senegal, WEF 2000 mengadopsi Dakar Framework for Action "Education for All (EFA): Meeting our Collective Commitment".

        Pada September 2000, pemimpin dunia berkumpul di Markas PBB di New York untuk mengadopsi hasil WEF itu menjadi UN Millennium Declaration yang bertekad untuk mengurangi kemiskinan dan menentukan beberapa target yang kemudian dikenal sebagai Millennium Development Goals (MDG).

        Dua dari target MDG membahas pendidikan dasar dan kesetaraan gender.

        Hasil dari EFA itu telah dipublikasikan sebelumnya di bulan Maret di UNESCO dalam sebuah dokumen laporan EFA Global Monitoring Report 2015 dan didiskusikan kembali dalam Diskusi Tingkat Tinggi WEF 2015.

        Hasil laporan menyatakan bahwa hanya sepertiga negara di dunia yang dapat mencapai semua target EFA dimana Indonesia mencapai tiga dari enam target yang ditentukan.

        Pada saat Diskusi Tingkat Tinggi, secara khusus disampaikan kepada para peserta WEF bahwa Indonesia berhasil membangun pusat pendidikan usia dini di 65 persen perkampungan di Indonesia dan berencana untuk memperbanyaknya lagi.

        Sementara itu, untuk menangani masalah pendidikan di dunia diperkirakan diperlukan dana tambahan sebesar 22 miliar dolar AS pertahun dalam 15 tahun ke depan.

        Dalam merumuskan target-target di 15 tahun yang akan datang, Program Education 2030 kini tengah digodok untuk ditetapkan di Pertemuan Tingkat Tinggi PBB di New York pada bulan September yang akan datang.

        Dalam Forum itu delegasi Indonesia dipimpin Mendikbud Anies Baswedan dengan anggota delegasi antara lain Kepala Biro PKLN Kemdikbud Ananto Kusuma Seta, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kemdikbud Ella Yulaelawati, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemdikbud Nizam serta Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Arief Rachman.(ZG)
(T.H-ZG/C/A. Novarina/A. Novarina) 20-05-2015 11:03:19

Tidak ada komentar: