Selasa, 06 Januari 2015

LONDON

BI: PASAR KEUANGAN INDONESIA DIPERHITUNGKAN DI ASEAN

     Oleh Zeynita G  
   London, 1/1 (Antara) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) London, Rizal Djaafara menyatakan pasar keuangan Indonesia akan diperhitungkan saat era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimana kawasan itu dan Tiongkok akan menjadi perekonomian besar di Asia.

        Rizal Djaafara dalam acara Review Ekonomi Indonesia 2014 dan prospek Ekonomi Indonesia 2015 yang diadakan KBRI London, Rabu malam, mengatakan di kawasan ASEAN akan terdapat 600 juta penduduk dimana hampir setengahnya adalah penduduk Indonesia.

        Dalam acara yang dihadiri Dutabesar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia, Hamzah Thayeb bersama Ny Lastry Thayeb dan DCM Harry Kandou dan Ny Miabella Kandou, Kepala perwakilan Garuda London Jubi Prasetyo, masyarakat dan para pelajar serta mahasiswa Indonesia,  Rizal Djaafara menyampaikan paparan Gubernur BI Agus DW Martowardjojo dalam Annual Meeting BI 2014.

        Rizal Djaafara mengatakan perdagangan lintas batas akan semakin terakselerasi bersamaan dengan implementasi integrasi ekonomi ASEAN.

        Ia mengatakan di tengah dinamika ekonomi dan pasar keuangan global yang sarat dengan ketidakpastian dan menyimpan banyak risiko, BI sejak pertengahan 2013 secara konsisten telah menerapkan kebijaksanaan moneter bias ketat.

        Berbagai usaha dilakukan BI seperti memitigasi dampak lanjutan kenaikan harga bahan bakar mimyak (BBM), menjaga kepercayaan pasar serta mengendalikan defisit transaksi berjalan. Langkah kebijakan yang ditempuh pemerintah dan BI telah berhasil mengembalikan kondisi ekonomi makro pada kondisi stabil.

        Dalam kesempatan itu Rizal Djaafara juga mengakui kondisi ekonomi global yang masih sarat dengan ketidakpastian, risiko guncangan global dapat merambat dengan cepat ke perekonomian Indonesia melalui pasar keuangan.

        Untuk itu kebijakan ekonomi mendatang perlu tetap fokus pada upaya-upaya untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

        "Ini mensyaratkan kebijakan moneter yang konsisten berorientasi pada stabilitas dan kebijakan reformasi struktural yang tegas untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing di sisi produksi," kata Rizal Djaafara. ***3***(ZG)
(T.H-ZG/B/A. Salim/A. Salim) 01-01-2015 22:58:

Tidak ada komentar: