PILKADA LANGSUNG TARIK PERHATIAN DI ESSEX UNIVERSITY
Colchester, 30/1 (Antara) - Keberhasilan pelaksanaan Pilkada langsung di Indonesia yang dimulai pada 2004 menarik perhatian mahasiswa Essex University, Colchester yang melakukan riset mengenai "Efek Keragaman Etnis, Pilkada dan Angka kemiskinan di Indonesia".
Mahasiswa berdarah Mongolia-Amerika, Chingun Anderson, Graduate Teaching Assistant dalam seminar PhD Colloquium Essex University, memaparkan hasil penelitihannya bertempat di government common room, Universitas Essex, demikian diungkapkan peserta seminar Hasna Azmi Fadhilah, yang tengah mengambil Master Political Sciense di Essex University, kepada Antara London, Jumat.
Mahasiswa lulusan IPDN Indonesia dari Jarinangor, Sumedang, Jawa Barat, mengatakan dalam seminar itu Chingun menyebutkan tingkat kemajemukan etnis di Indonesia yang begitu tinggi memungkinkan berdampak terhadap keberhasilan pelaksanaan Pilkada langsung di Indonesia yang dimulai pada tahun 2004.
Namun dalam beberapa aspek, keberagaman etnis juga memungkinkan terjadinya kegagalan dalam demokrasi, demikian diungkapkan Chingun Anderson, yang tengah menyusun hasil risetnya yang berjudul Ethnic Politics and Poverty in Democracies di bawah Supervisor Prof. Han Dorussen, ujar Hasna Azmi Fadhilah
Dalam latar belakangnya, Chingun mengungkapkan ketertarikannya untuk mengambil data penelitian dari Indonesia dikarenakan oleh begitu dramatisnya level demokrasi Indonesia yang ditandai oleh pergantian rezim dan kemudian juga adanya keputusan untuk melaksanakan pilkada langsung baik di tingkat lokal maupun tingkat pusat.
Di sisi lain, level kemajemukan etnis yang begitu tinggi memungkinkan hal ini memiliki dampak terhadap keberhasilan pilkada langsung di Indonesia yang dimulai pada 2004. Namun dalam beberapa aspek, Chingun menuturkan bahwa keberagaman etnis memungkinkan terjadinya kegagalan dalam demokrasi.
Terkait hal ini, ia mengungkapkan bahwa data yang diperoleh dari World Bank menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan beragam etnis yang memiliki potensi untuk terus berkembang, baik dari segi ekonomi maupun sosial.
Melalui data tersebut pula, Chingun menilai bahwa ada kemungkinan bagi Indonesia dengan semakin tinggi ras diversitas di tingkat lokal, tingkat efektivitas pilkada dalam menyukseskan penurunan tingkat kemiskinan semakin rendah.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa teori yang menyatakan bahwa demokrasi berdampak secara signifikan terhadap penurunan angka kemiskinan tidak bekerja dalam kasus ini. Namun sayangnya, riset mahasiswa berdarah Mongolia-Amerika ini perlu dikaji ulang dikarenakan belum lengkapnya data yang diperoleh dan juga terlalu singkatnya rentang waktu yang diambil dalam perolehan data tersebut. ***4***
(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar