KBRI: SITUASI PARIS MULAI AMAN DAN TERKENDALI
Oleh Zeynita Gibbons
London, 13/1 (Antara) - Situasi di Paris sudah mulai terkendali karena Pemerintah Prancis menerjunkan 500.000 polisi untuk menjaga keamanan di 700 sekolah Yahudi dan juga menerjunkan 100.000 polisi untuk mengamankan lokasi yang rawan serangan teroris seperti sinagoge.
Hal itu disampaikan Atase Politik KBRI Paris, Minister Conseiller, Arifi Saiman kepada Antara London, Senin malam sehubungan dengan perkembangan situasi yang terjadi di kota Paris menyusul terjadinya serangan teroris di kantor media Charlie Hebdo, minggu lalu.
Minister Conseiller Arifi Saiman mengatakan dalam acara gerak jalan atau long march dari Place de la Republique sepanjang tiga kilo meter menuju Place de la Nation dalam rangka Marche Republicaine, Duta Besar RI untuk Prancis, Kepangeranan Andorra, Monako dan UNESCO, Dr. Hotmangaradja Pandjaitan bersama sejumlah home staf KBRI Paris ikut dalam gerak jalan itu.
Dikatakannya acara gerak jalan yang diikuti sekitar 1,5 juta warga Paris dan lebih dari 50 pemimpin dan pejabat tinggi negara asing turut berpartisipasi dalam Marche Republicaine yang merupakan aksi solidaritas dan keprihatinan pasca penyerangan beberapa teroris terhadap Majalah Charles Hebdo.
Peristiwa bersejarah bagi Prancis juga diikuti Presiden Hollande, dan pemimpin dunia seperti Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita.
Mantan Presiden Sarkozy, juga ikut dalam long march bersama Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk,Perdana Menteri Italia Matteo Renzi,Presiden Swiss Simonetta Sommaruga, serta Sekjen PBB Ban Ki-moon.
Peristiwa serangan teroris tanggal 7 Januari yang menewaskan 17 orang dalam aksi baku tembak dan penyanderaan sepanjang tiga hari yang mencekam Rabu sampai Jumat di Paris, Darmartin-en-Goele, Mountrouge dan Porte de Vincennes.
"Serangan teroris yang terbesar dalam kurun waktu 50 tahun terakhir," demikian Arifi Saiman.
Menurut Arifi Saiman, keikutsertaan Dubes RI di Paris dan juga home staf dalam acara long march, Minggu merupakan bentuk kepedulian Indonesia dalam upaya ikut memerangi terorisme yang menjadi musuh bersama bangsa bangsa di dunia termasuk Indonesia.
Sementara itu mahasiswa S3 Komunikasi,Universite Paris 2 Pantheon Assas,Ade Kadarisman mengatakan aksi solidaritas ini juga serempak diikuti puluhan ribu orang di berbagai wilayah di Prancis seperti Marseille, Lyon, Strasbourg, Rennes, Grenoble, Clemont-Ferrand, Nantes, dan daerah lainnya.
Semua media nasional menyiarkan acara ini dan secara bergantian tokoh-tokoh Muslim, Kristen, Yahudi, keluarga korban Teroris juga menghiasi layar kaca menjadi nara sumber media, aksi masih berlangsung hingga tengah malam.
Selain itu,aksi solidaritas itu juga berlangsung di berbagai negara lainnya seperti Belgia, Austria, Spanyol, Jerman,Italia, Australia, USA, semua pemimpin dunia dan masyarakat mengutuk terorisme, harapan bersama akan meningkatnya toleransi dan menghormati perbedaan, serta keinginan kuat akan perdamaian dunia dimana pun.
Dikatakannya semua agama mengajak umatnya untuk menjunjung tinggi harmoni, saling menghargai dan damai. Pembelajaran berharga dari tragedi berdarah ini bahwa atas nama kebebasan ekspresi dan kebebasan media, tidak serta merta orang dengan mudah bisa menghina dan melecehkan agama atau umat lainnya dalam bentuk apa pun, demikian Ade Kadarisman.***2***
(ZG/b/a011)
arnaz
(T.H-ZG/B/A.F. Firman/A.F. Firman) 13-01-2015 07:23:30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar