Rabu, 19 Desember 2018

OSLO

KBRI OSLO JARING INVESTOR NORWEGIA
Oleh Zeynita Gibbons

London,13/12 (Antara) - KBRI Oslo bekerja sama dengan Konfederasi Perusahaan Norwegia(NHO) menggelar seminar bisnis bertema "Indonesia's Update: Trade and Investment Opportunities" dalam upaya menjaring investor Norwegia, yang diadakan di Kantor NHO, Oslo, Norwegia.

"Seminar diadakan guna memberikan gambaran dan perkembangan terkini terkait kemudahan berbisnis di Indonesia dan keunggulan berdagang dengan Indonesia," demikian Fungsi Pensosbud KBRI Oslo, Nina Evayanti kepada Antara London, Kamis.

Seminar merupakan salah satu bentuk upaya berkesinambungan yang dilakukan KBRI Oslo guna meningkatkan investasi dari Norwegia dan nilai perdagangan Indonesia dengan Norwegia.

Seminar yang dihadiri 60 peserta di tengah suasana menyambut liburan panjang Natal dan Tahun Baru di Norwegia itu mendapat apresiasi dari kalangan parlemen dan pemerintahan Norwegia.

Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Norwegia, Daniel Bjarmann-Simonsen, dan Anggota Komite Keuangan dan Ekonomi sekaligus Ketua Delegasi Asia-Europe Parliamentary Partneership (ASEP) Parlemen Norwegia, Elin R Agdestein, dengan antusias menyampaikan pidato dan sambutannya untuk mengawali acara.

Dubes Indonesia untuk Norwegia, Todung Mulya Lubis, dan Direktur Eksekutif NHO, Christian Chramer menyampaikan sambutannya pada sesi pembukaan seminar.

Dubes Mulya Lubis dalam sambutannya mengatakan Indonesia dan Norwegia telah mengambil banyak manfaat dari hubungan bilateral kedua negara yang baik di sektor kehutanan, minyak dan gas, perikanan dan lainnya.

"Kedua negara juga berbicara dengan konsep yang sama seperti 'blue economy', 'green economy' dan 'sustainability'," ujar Dubes Mulya Lubis.

Namun disayangkan, masih banyak perusahaan Norwegia yang belum menggarap peluang bisnis dengan Indonesia. Oleh karena itu, diharapkannya pelaku usaha Norwegia untuk berinvestasi di Indonesia.

Dubes Mulya Lubis menyampaikan Pemerintah Indonesia menyederhanakan perizinan dan birokrasi yang dinilai dapat menghambat investasi dan ekspor.

Hal senada juga disampaikan Wakil Menteri Perdagangan dan Industri serta Anggota Parlemen Norwegia dalam pidatonya mengingatkan Indonesia merupakan salah satu mitra ekonomi utama Norwegia. Indonesia juga masih menyimpan potensi bisnis yang belum dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan, maupun masyarakat Norwegia.

Keduanya berharap Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA) yang siap ditandatangani menjadi sebuah "win-win solution" bagi perekonomian Indonesia dan negara-negara European Free Trade Association (EFTA), khususnya Norwegia, dan dapat mendorong peningkatan hubungan dan kerja sama ekonomi Indonesia-Norwegia.

Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Oslo, Eftariyadi Badri mengatakan pada sesi presentasi, seminar menghadirkan tiga pembicara yaitu Dr Raden Pardede, Penasihat Senior Tim Asistensi Menko Perekonomian, Franciska Simanjutak, Atase Perdagangan pada Perwakilan Tetap Republik Indonesia di Jenewa, Swiss, dan Sri Kumala Chandra, EU-Indonesia Business Network.

Dalam paparannya, Dr Raden Pardede menyampaikan kondisi perekonomian Indonesia secara makro yang terus mengalami kemajuan selama dua dekade terakhir dan akan terus tumbuh sekitar lima persen antara lain berkat bonus demografi, reformasi kebijakan, dan pemanfaatan teknologi.

Sementara Franciska Simanjutak memaparkan arti penting IE-CEPA yang diharapkan dapat membuka banyak peluang bisnis bagi kedua belah pihak, serta menciptakan iklim bisnis yang terbuka, stabil, dapat diprediksi dengan baik dan berpihak kepada pelaku usaha. Sedangkan Sri Kumala Chandra menyampaikan keunggulan dan peluang serta strategi berinvestasi di Indonesia.

Para pelaku usaha Norwegia yang hadir menyambut positif penyelenggaraan seminar bisnis kali ini yang tercermin dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada para pembicara untuk mengetahui dan menjajaki peluang-peluang berinvestasi dan berdagang dengan Indonesia.

Beberapa peserta juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan masukan kepada Pemerintah Indonesia terkait hal-hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan guna meningkatkan kemudahan dalam hal melakukan kerja sama bisnis di Indonesia.***3****
(T.H-ZG/B/R. Fardaniah/C/R. Fardaniah) 13-

Tidak ada komentar: