Senin, 11 Februari 2019

KOREA

DUBES RESMIKAN KAMPUNG KOREA SIAPKAN PURNA TKI

Oleh Zeynita Gibbons

Jakarta,11/2 (Antara) - Duta Besar RI untuk Korea Selatan Umar Hadi meresmikan Program Kampung Korea untuk menyiapkan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) usai melaksanakan kontrak kerja di Korea dan bersiap kembali ke Tanah Air untuk membuka usaha.

Acara persemian Kampung Korea dilakukan Minggu(10/2) dihadiri perwakilan dari Kantor Pelayanan Pengembangan Tenaga Kerja Asing Korea, Pusat Perlindungan Tenaga Kerja Asing Korea, Imigrasi Korea, BRI, BNI, Garuda Indonesia, Persatuan Pelajar Indonesia di Korea dan sekitar 100 peserta program Kampung Korea yang bermukim di Seoul dan sekitarnya.

Pensosbud KBRI Seoul Purno Widodo kepada Antara, Senin mengatakan berbagai program inovatif mulai dari pelayanan dan perlindungan, termasuk program kesehatan, dilakukan dalam program Kampung Korea, yang berarti "Kami Mantab Pulang dari Korea".

Kampung Korea merupakan program sinergi pembinaan dan pemberdayaan PMI agar siap kembali ke tanah air. Program ini meliputi program pelatihan terintegrasi, diadakan di berbagai kantong-kantong PMI di Korsel dan berlanjut hingga ke kampung halaman masing-masing. 
Berbagai pelatihan diberikan. Mulai dari manajemen keuangan, pelatihan kewirausahaan seperti bisnis cafe, kuliner, ternak, hingga pelatihan membuat Video Blogging. Dalam pelaksanaannya KBRI Seoul menggandeng ahli-ahli keuangan, investasi dan inkubasi usaha dan pemberdayaan masyarakat baik yang berasal dari Indonesia maupun Korea.

Duta Besar RI untuk Korea Selatan Umar Hadi, saat meresmikan Kampung Korea berharap
kegiatan pemberdayaan Kampung Korea ini dapat membangun motivasi dan inspirasi serta bekal kecakapan untuk hidup di Indonesia yang dapat ditularkan ke orang lain.

"Saya bercita-cita kiranya semua PMI bisa jadi teladan dengan menjadi lokomotif penggerak ekonomi di Indonesia sekaligus menjadi agen yang mampu mendekatkan hubungan Korea Selatan dengan Indonesia," ucapnya.

Dikatakannya pihaknya tengah menggalang kerja sama dengan Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, dan berbagai Organisasi Sosial agar dapat membantu mewujudkan Kampung Korea di daerah masing-masing. Diharapkan setiap daerah asal PMI ex Korea Selatan akan didirikan kampung Korea dalam arti sebenarnya. 
Kampung yang nyaman dan modern, dimana terdapat Balai Latihan Kerja (BLK) untuk generasi selanjutnya agar siap ke Korea, serta rumah dan tempat usaha, harap Dubes Umar.

Program yang baru pertama kali dilakukan sejak KBRI Seoul dibuka mendapatkan sambutan positif PMI dan alumni PMI Korea yang sudah kembali ke Indonesia.

Winarno eks PMI Korea pemilik usaha Mbok Biyem Yogyakarta, rela meluangkan waktu memberikan materi belajar. "Pekerjaan di Korea adalah bagian perjalanan menuju sukses. Namun sukses sebenarnya didapatkan di Indonesia," ujarnya. 
Begitu juga dengan Triana Purba, salah satu pengurus dan penggagas Desa Wisata Nglanggeran, Yogyakarta bangga akan adanya ide pemberdayaan ini dan akan mengisi kelas kelompok belajar Kampung Korea melalui Skype.

Salah seorang peserta Kampung Korea bernama Azis, PMI asal Cirebon, menyambut baik program ini. "Saya mengucapkan terima kasih kepada KBRI Seoul menggagas kelompok belajar Kampung Korea. Program ini akan dapat meningkatkan kepercayaan diri untuk bekerja dengan baik, mengelola uang dan siap pulang ke Indonesia," ucapnya.

Program Kampung Korea bertujuan untuk membentuk ekosistem dimana Purna PMI Korea dapat menjadi pioner dalam pengembangan desanya. Dengan keterampilan kerja, budaya kerja dan uang yang dimiliki menjadi modal berwirausaha, sekaligus tempat pelatihan kerja bagi generasi selanjutnya dalam mempersiapkan diri bekerja ke Korea. 
Diharapkan proses itu menjadi siklus yang akan semakin memperbesar tingkat kesejahteraan penduduk desa.

Berdasarkan data Kantor Imigrasi Korea pada 31 Des 2018, jumlah Warga Negara Indonesia (WNI) di Korea Selatan ada 47,366 orang, 34,920 diantaranya Pekerja Migran Indonesia (PMI). Dari jumlah tersebut, PMI yang dikirim Pemerintah sebanyak 29.360 orang, dan Anak Buah Kapal yang dikirim swasta sebanyak 5.320 orang yang tersebar di 86 kota di Korea Selatan.


Tidak ada komentar: