Rabu, 29 Oktober 2008

BPK Indonesia Audit Pembelian Senjata

29/10/08 06:40
BPK Indonesia dan Rusia Akan Audit Pembelian Senjata


London (ANTARA News) - Ketua BPK, Anwar Nasution dan rekannya dari BPK Rusia, The Accounts Chamber of the Russian Federation, Moskow, SV. Stepashin, menandatangani maklumat (arrangement) audit pararel pelaksanaan kontrak antara Rosoboronexport Rusia dan Departemen Pertahanan RI.

Penandatangan itu dilakukan di Kantor BPK Rusia, ujar Counsellor KBRI Moskow, M. Aji Surya, kepada koresponden Antara London, Rabu.

Menurut Aji Surya, kedua belah pihak sepakat untuk berbagi informasi atas hal-hal yang ingin diketahui untuk kepentingan audit.

Anwar Nasution dalam keterangannya menyebutkan penandatanganan ini menunjukkan iktikad baik dan transparansi kedua belah pihak atas berbagai pelaksanaan kesepakatan pembelian senjata dari Rusia.

"Dengan pengaturan audit pararel ini, maka rakyat Indonesia dan Rusia yakin bahwa pembelian senjata dari Rusia dapat dipertanggungjawabkan," ujarnya.

Rosoboronexport atau sering disebut ROE adalah BUMN Rusia yang memiliki hak jual senjata dan turunannya ke luar negeri.

Berdasarkan dekrit yang dikeluarkan Presiden Putin tahun 1997, aneka pengembangan senjata dan penjualannya ke negara asing hanya bisa dilakukan melalui satu pintu yakni ROE.

Sementara Departemen Pertahanan adalah wakil Pemerintah Indonesia yang memegang hak untuk pembelian aneka senjata bagi TNI.

Tujuan dari audit bersama ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan kewajiban atas kontrak-kontrak yang sudah ditandatangani.

Berdasarkan perjanjian itu, semua kontrak dalam kerangka kerjasama militer dan teknik pada periode 2003-2007 yang mencakup pelaksanaan kontrak, pembayaran dari dana publik serta penggunaan properti negara akan diaudit

Disebutkan juga dalam audit pararel, kedua belah pihak sepakat untuk bekerja sama dan menyediakan serta akan tukar menukar aneka informasi penting yang dibutuhkan, termasuk mengenai kontrak yang belum dilaksanakan.

Di sisi lain, kegaiatan bilateral tersebut harus tetap selaras dengan peraturan nasional yang berlaku di masing-masing negara (Indonesia dan Rusia).

Untuk kepentingan audit pararel, Indonesia menunjuk empat auditor yang dipimpin I Gusti Agung Rai, anggota BPK, sedangkan dari Rusia berjumlah tiga orang dipimpin auditor Budagov P.L.

Menurut M. Aji Surya, awal audit pararel itu cukup lama dipersiapkan BPK bersama the Accounts Chamber of the Russian Federation yang dimatangkan di Moskow dalam dua hari pertemuan para auditor dari kedua belah pihak.

Tim Indonesia dipimpin auditor utama Syafri Adnan Baharuddin, sedang Tim Rusia dipimpin auditor utama Victor Kosourov. (*)

COPYRIGHT © 2008

Tidak ada komentar: