DUBES RI: INDONESIA KUAT HADAPI KRISIS EKONOMI DUNIA
London, 26/10 (ANTARA)- Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya dan Irlandia, Yuri O. Thamrin mengatakan krisis yang melanda dunia termasuk Inggris diperkirakan berlangsung satu hingga dua tahun tidak terlalu berdampak pada Indonesia.
"Berdasarkan data ekonomi makro secara sederhana Indonesia akan kuat menghadapi gejolak ini," ujar Dubes dalam diskusi bertema Runtuhnya neo-Liberalisme yang diadakan di di Ruang Crutacala KBRI London, akhir pekan.
Diskusi yang digelar panitia bersama Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) UK , Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) UK, Pengurus Cabang Istimewa Muhamadiyah dan NU UK didukung Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud ) KBRI London.
Lebih lanjut Dubes menyampaikan paparan mengenai krisis finansial yang menyatakan adanya kekhawatiran sekaligus optimisme.
Diakuinya krisis telah mengacaukan pasar uang internasional dan akibat "interconnectedness" (ketersambungan-red) keuangan dunia maka hampir tidak ada negara yang tidak terkena dampaknya.
Dubes mengingatkan krisis diprediksi akan berlangsung satu hingga dua tahun. Namun, berdasarkan data ekonomi makro secara sederhana Indonesia akan kuat menghadapi gejolak ini.
Bahkan dibandingkan dengan beberapa negara-negara Asia Tenggara lainnya, fundamental ekonomi Indonesia tidak mengalami gejolak berarti dan relatif stabil.
Gambaran kuatnya fundamental ekonomi Indonesia ini didukung Budiman Kostaman, Kepala Perwakilan BI untuk Inggris.
Melalui paparannya mengenai berbagai indikator ekonomi Indonesia, optimisme tersebut bukanlah suatu hal yang berlebihan.
"Krisis yang pernah menerpa Indonesia sekitar sepuluh tahun yang tidak akan terjadi lagi di tanah air," katanya.
Dikatakannya bangsa Indonesia adalah bangsa yang belajar dari kesalahannya di masa lalu.
Optimisme serupa juga dilontarkan oleh S Mahdiputra, seorang konsultan bidang konstruksi pelabuhan yang bekerja di London.
Doktor penerima Xcel Award untuk mahasiswa terbaik di Inggris ini mengakui sektor infrastruktur adalah penyelamat menggerakkan kegiatan ekonomi di berbagai negara.
Sementara itu ketua panitia bersama Saharman Gea kepada koresponden ANTARA London, mengatakan acara diskusi ini juga diselenggarakan untuk menyambut mahasiswa baru di Inggris yang jumlahnya meningkat tajam dari tahun ketahun. (U-ZG) ***2***
(T.H-ZG/B/S025/C/S025) 26-10-2008 05:27:01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar