IASI Adakan Kompetisi Penulisan Ilmiah Perubahan Iklim
Jumat, 9 Juli 2010 06:13 WIB | Warta Bumi | Pemanasan Global | Dibaca 405 kali
London (ANTARA News) - Para ilmuwan dan profesional Indonesia di Jerman yang tergabung dalam Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia (IASI) dan Perhimpunan Indonesia Jerman cabang Hamburg (DIG Hamburg) mengadakan kompetisi penulisan karya ilmiah bertema perubahan iklim.
Penulisan ilmiah tersebut digelar dalam rangka konferensi internasional bertema perubahan iklim yang berjudul "Technology cooperation and economic benefit of reduction of GHG Emissions in Indonesia".
Acting Konsul Jenderal RI Hamburg, Yayat Sugiatnya yang didampingi koordinator persiapan konferensi Dr.-Ing. Victor Yuardi Risonarta dan Ova Candra Dewi Ismoyo kepada koresponden Antara London, Jumat mengatakan konferensi digelar bekerja sama dengan KBRI Berlin dan KJRI Hamburg.
Dikatakannya konferensi internasional bertema perubahan iklim dengan judul "Technology cooperation and economic benefit of reduction of GHG Emissions in Indonesia", akan diselenggarakan pada bulan November mendatang di KJRI Hamburg.
Kompetisi ilmiah yang diadakan sehubungan dengan digelarnya konferensi internasional dapat diikuti satu tim yang terdiri dari maksimal tiga orang baik mahasiswa S1, S2, maupun S3.
Karya ilmiah dapat dikirimkan kepada panitia paling lambat tanggal 17 September dan dari karya ilmiah yang masuk, akan diplih satu karya ilmiah terbaik yang berhak mendapatkan piagam penghargaan berikut hadiah sebesar 300 Euro.
Informasi lebih lengkap mengenai kompetisi penulisan karya ilmiah ini tersedia di website http://www.iasi-germany.org/index.php/student.
Sementara itu Lilith Nurhajat dan Mayrina Firdayati mewakili IASI mengatakan Indonesia mempunyai 28 GW sumber energi panas bumi. Selain itu, Indonesia memiliki potensi tenaga air 76 GW, mikro hidro 500 GW, biomassa 50 GW dan angin 9 GW yang belum termanfaatkan.
"Jika Indonesia dapat memanfaatkan, maka akan berkontribusi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil ," demikian Kujar Lilith Nurhajat dan Mayrina Firdayati. (ZG/K004)
COPYRIGHT © 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar