Senin, 27 Februari 2012

KARNAVAL

C London, 28/2 (ANTARA) - Indonesia ikut meramaikan karnaval terbesar yang diadakan di kota Basel, Swiss "Die Dreei Schnenschte Dägg" (tiga hari yang mengagumkan), diawali dengan matinya lampu di jalan kota Basel pada pukul empat subuh. Waktu belum lagi menunjukkan pukul 04.00 pagi namun semua lampu lampu di jalan Kota Basel maupun lampu dirumah-rumah penduduk dimatikan dimana kegelapan mencapai puncaknya yang disebut "Morgestraich", ujar staf Pensosobud KBRI Bern, Budiman Wiriakusumah, kepada ANTARA London, Selasa. Budiman Wiriakusumah mengatakan saat saat "Morgestraich" itu, Karnaval terbesar di Swiss di Kota Basel, yang berbatasan dengan wilayah Perancis dan Jerman, dimulainya. Karnaval untuk tahun 2012 dimulai Senin tanggal 27 Februari berlangsung selama 72 jam dan akan berakhir Kamis, 1 Maret pada pukul 04.00 pagi atau dinamakan "Endstraich". Menurut Budiman Wiriakusumah, edisi kali ini Indonesia ikut meramaikan Karnaval di kota Basel ini, tampak tram no 1 dan 14 yang merupakan tram promosi Wisata Indonesia, mengantar ribuan turis yang datang, dari stasiun kereta api (Basel Hauptbahnhof) ke pusat kota, tempat berlangsungnya karnaval. Di tram no 1 dan 14 merupakan tram promosi Wisata Indonesia, yang mengajak wisatawan untuk berkunjung ke tujuan wisata di Indonesia seperti Raja Ampat, Borobudur, Komodo, Lombok dan Bali, ujarnya. The Basler Fasnacht atau Karnaval Basel yang berpusat ditengah kota terutama di kuta tua, manampilkan beragam kostum mulai dari tokoh-tokoh legenda Swiss, pakaian dari daerah/kanton swiss lainnya sampai kepada pakaian konvensional lainnya. Dikatakannya karnaval ini juga sebagai sebagai ajang mencela politisi-politisi di kanton Basel maupun di pemerintahan Federal (Swiss). Menurut Budiman Wiriakusumah, ciri khas lainnya adalah pemisahan secara jelas antara penonton dan peserta karnaval, sehingga penonton tidak berbaur dengan peserta, bahkan diantara penonton juga terjadi saling melempar konfeti (serbukan kertas), dapat dikatakan bahwa di karnaval Basel inilah asal dari terjadinya saling lempar melempar konfeti, yang kemudian diikuti oleh karnaval di kota-kota besar lainnya didunia. Sedangkan pawai untuk anak-anak dan Keluarga dilakukan pada hari Selasa (28/2), dilakukan di tengah kota dan siapupun boleh ikut serta dengan mendaftar terlebih dahulu, biasanya mereka ikut berpartisipasi tidak secara grup namun perorangan. Sementara itu karnaval ini juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk mencicipi makanan khas swiss, mulai dari fondue (keju yang dilelehkan dan dimakan dengan roti), Raclette, dan tentunya sosis-sosis yang dijual oleh petani-petani dari Kanton Basel. Tidak seperti karnaval di Jerman, sebagian besar penonton karnaval di Basel ini mencat mukanya dengan make-up yang lucu-lucu. Basel merupakan selain kota Industri Swiss juga terkenal dengan budaya, membuat banyak turis yang berkunjung kesana dan moment ini kita manfaatkan untuk melakukan promosi wisata di tengah ramainya turis yang berkunjung. Selain itu pada bulan Maret juga akan dialaksanakan "Basel World", pameran "Avant Premiere" dari perhiasan dan jam-jam mewah dari seluruh dunia, promosi Indonesia di tram line 1 & 14 pun masih ikut meramaikan kesibukan kota Basel untuk mengajak wisatawan yang datang ke Basel untuk juga berkunjung ke Indonesia, demikian Budiman Wiriakusumah. (ZG)***3*** (T.H-ZG/B/A020/A020) 28-02-2012 04:05:49

Tidak ada komentar: