KOMPETISI KULINER
INDONESIA DI DEN HAAG
London, 25/10 (ANTARA) - KBRI Den Haag bekerjasama dengan Asosiasi
Chef Indonesia di Belanda, Indonediair dan Indokok mengelar
"Kompetisi Kuliner Indonesia 2013" bertempat di Keizer
Culinair Studio, Den Haag.
Kompetisi
bertema "Gezond & Authentieke Indonesische Culinaire"
atau Masakan Indonesia yang Sehat dan Autentik, kata Sekretaris
pertama KBRI Denhaag, Danang Waskito kepada Antara di London, Jumat.
Dikatakannya kompetisi kuliner tersebut diselengarakan sebagai bagian
dari diplomasi kuliner yang di kembangkan KBRI Den Haag untuk
mempromosikan makanan dan masakan Indonesia di
Belanda sekaligus
mempromosikan penggunaan bumbu dan produk Indonesia.
Acara
pembukaan kompetisi dilakukan Dubes RI Den Haag, Retno L.P. Marsudi
yang dalam sambutannya menyampaikan
peran kuliner Indonesia
dalam mempererat hubungan dan kerjasama kedua negara.
"Love
starts from the stomach", adalah ungkapan yang dapat
menggambarkan posisi makanan Indonesia yang sudah begitu
dikenal di masyarakat
Belanda.
Meskipun
perlu terus dilakukan pemahaman mengenai ¿rasa otentik¿ makanan
Indonesia serta pengolahan makanannya
yang sehat.
Melalui
kegiatan tersebut, Dubes berharap pula adanya peningkatan hubungan
bisnis/ perdagangan kedua negara, khususnya ekspor bumbu dan bahan
makanan Indonesia ke Belanda.
Acara yang
dikemas dalam dua ronde kompetisi tersebut menampilkan delapan tim
peserta yang mengolah kreasi
makanan Indonesia yang
otentik, baik dari sisi cita rasa maupun bumbu yang digunakan.
Salah satu
keunikan kompetisi adalah kewajiban setiap tim/ chef menggunakan
minimal lima macam bumbu asli Indonesia sebagai bumbu utama.
Disamping itu,
pada saat penyelenggaraan lomba juga diselenggarakan beberapa
kegiatan lainnya, yaitu demo masak makanan otentik Indonesia oleh
chef Agus Hermawan (Restaurant Blauw)
dan workshop fruit
carving (seni ukir buah) oleh chef Didi Han dengan menggunakan
buah-buahan tropis sebagai sarana ukiran.
Tim juri yang
terdiri dari chef terkenal Belanda memutuskan chef Ms. Istiana yang
menyajikan masakan plecing kangkung ala Surabaya sebagai pemenang
pertama, dan chef Maura Latumerisa menyajikan masakan pepeda kuah
ikan sebagai pemenang kedua.
Keduanya
berhak mendapatkan trophi dan sertifikat dari KBRI Den Haag serta
hadiah uang.
Acara
mendapatkan perhatian dari publik dan media Belanda, yang tertarik
dengan aneka kreasi pengolahan makanan dan masakan Indonesia,
demikian Danang Waskito.
***1***
(T.H-ZG/B/M. Yusuf/M.
Yusuf) 25-10-2013 06:49:47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar