Rabu, 28 Mei 2014

CANNES


APROFI: PASAR FILM INTERNASIONAL PENTING

     Oleh Zeynita Gibbons
   Cannes, 20/5 (Antara) - Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi) menilai keberadaan pasar film internasional, seperti Marche du Film di Cannes Film Festival 2014 dinilai sangat penting bagi perfilman Indonesia.

        Presiden Aprofi, Sheila Timothy, disela kegiatan Palais des Festival, Riviera, Cannes, yang berlangsung 14-23 Mei 2014 mengatakan, pasar film seperti Marche du Film di Cannes Film Festival 2014  tidak sekedar untuk menjajakan dan menjual produk film tetapi  sekaligus tempat untuk  mempromosikan film Indonesia.  .

        "Kaberadaan pasar film, di manapun berada, akan membuat industri film negara yang bersangkutan  makin dikenal publik dunia. Apalagi dengan dukungan pemerintah seperti saat ini keikutsertaan  Kemenparekraf di pasar film Marche du Film," katanya kepada koresponden Antara London.

       Sheila yang memproduseri film Pintu Terlarang, Modus Anomali itu mengakui  tanggapan pasar film nternasional terhadap film Indonesia saat ini masih rendah.

        Hal itu, tambahnya, terjadi karena kelemaham utama film Indonesia khususnya pada cerita yang masih lemah serta ketersediaan  dana yang terbatas.

        "Selain itu, film Indonesia belum mempunyai kekuatan sebagai produk yang mempunyai cita rasa internasional," katanya.

       Dia mengakui, dengan keikutsertaan para produser film dalam berbagai pasar yang mendapat dukungan dari pemerintah, sedikit banyak akan meringankan tugas produser film dalam ikhtiar menjual filmnya di pasar film internasional.

       Namun demikian, Sheila yang saat ini sedang merampungkan film Tabula Rasa, film yang bercerita tentang kuliner Indonesia,   menambahkan harus tetap dibuat blueprint atau cetak biru yang jelas dalam merumuskan strategi industri film Indonesia di pasar film internasional.

        Apalagi, tambahnya, dalam waktu dekat sejumlah penggiat film di Asia sedang mengagas berdirinya Asian Film Award, yang salah satu tugasnya, akan turut mendistribusikan film Asia di wilayah Asia sendiri.

        "Dengan sistem pendistribusian yang akan dirumuskan bersama kendala pemasaran  produk film  sedikit banyak akan terbantukan dengan sendirinya," katanya.

        Apalagi, pasar film di dalam negeri dinilai masih belum sehat. Dengan jumlah layar 900  di seluruh Indonesia, dan produksi film nasional hanya  80 sampai 100 judul per tahun, plus ratusan film luar negeri, pasar film Indonesia  masih sangat kecil.

       Untuk itu, Aprofi yang beranggotakan 28 produser film akan menjalin kerja sama dengan Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI)  dan Badan Perfilman Indonesia (BPI ) untuk merumuskan  blue print industri film Indonesia.

        Selain itu juga  menjalin hubungan dengan berbagai pihak, seperti  dengan Kemendikbud, Kemenparakeraf, Dirjen HAKI Kominfo, BKPM serta Kemenkeu, karena ada urusan pajak dan berbagai turunan persoalan perfilman lainnya yang berkaitan dengan sejumlah kemenetrian.***3*** 
T.H-ZG/B/Subagyo/C/Subagyo) 20-05-2014 18:44:02


Tidak ada komentar: