Selasa, 15 Desember 2015

KORUPSI

PENDIDIKAN KUNCI PENCEGAHAN KORUPSI
     Oleh Zeynita Gibbons

   London, 11/12 (Antara) - Pendidikan anti korupsi merupakan instrumen kunci dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi secara global, kata  Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Adnan Pandu Praja.

        Hal itu disampaikan pada Sesi Tingkat Tinggi pertemuan "4th Assembly of Parties of the International Anti-Corruption Academy" (IACA) di Wina, yang berlangsung hingga 11 Desember, kata Minister Counsellor KBRI/PTRI Wina Dody Kusumonegoro di London, Jumat.

        Pertemuan dibuka secara resmi Federal President of the Republic of Austria Heinz Fischer dihadiri lebih dari 250 delegasi mewakili para negara pihak dan peninjau pada IACA.

        Sebagai negara pihak pada IACA, Indonesia  berperan aktif dalam membantu perkembangan IACA sebagai institusi yang memiliki kapabilitas menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan riset dalam upaya pemberantasan korupsi pada tingkat global.

        Beberapa kontribusi Indonesia bagi IACA ditunjukkan antara lain melalui akreditasi Duta Besar/Watap RI Wina Rachmat Budiman sebagai Wakil Tetap Indonesia di IACA Oktober lalu.

        Selain itu, Indonesia  berhasil menempatkan auditor Badan Pemeriksa Keuangan RI sebagai salah satu External Auditor IACA untuk periode 2014-2016. Indonesia juga memberikan voluntary contribution guna mendukung kinerja IACA.

        Guna memastikan agar kinerja IACA sejalan dengan kepentingan nasional, Adnan Pandu Praja menyampaikan masukan Indonesia dalam mendorong pengembangan program kerja IACA ke depan.

        Di antaranya pengembangan pembelajaran jarak jauh melalui internet, Database pendidikan anti-korupsi bagi para negara pihak, dan peningkatan pelatihan dan pendidikan anti korupsi oleh IACA di kawasan, serta pembentukan program doktoral  menghasilkan riset multi-disiplin  dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi.

        Pada Konferensi keempat ini dibahas beberapa agenda pokok, antara lain program kerja dan anggaran IACA, aktivitas pengumpulan dana bagi IACA dan pemilihan anggota Board of Governors IACA. Delegasi RI dipimpin  Dubes/Watapri Wina, Rachmat Budiman.

        Pertemuan ini secara aklamasi memilih anggota Board of Governors yang akan bekerja selama enam tahun ke depan yang berasal dari Azerbaijan, Brazil, Chile, Nigeria, Yordania serta Irak dan Thailand.

        Selain itu, pertemuan juga telah mengadopsi Rancangan Resolusi General Matters yang berisi pernyataan komitmen politis Assembly of Parties dalam memajukan IACA serta mengupayakan kontribusi nyata bagi perkembangan IACA.

        IACA adalah organisasi internasional yang dibentuk sebagai wadah kerja sama peningkatan kapasitas bagi aparat lembaga pencegahan dan pemberantasan korupsi. ***2***

(T.H-ZG/C/S. Muryono/S. Muryono) 11-12-2015 19:52:21

Tidak ada komentar: