Oleh Zeynita Gibbons
London, 7/12 (Antara) - Menteri Pariwisata RI Arief Yahya mengadakan pertemuan dengan Sekjen Organisasi Pariwisata Dunia PBB, Taleb D Rifai dan jajaran eksekutif United Nations World Tourism Organization di Markas Besar UN WTO di Madrid, Spanyol.
Dalam pertemuan itu Menteri Arief Yahya menyampaikan kebijakan Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kapasitas industri pariwisata dan target jumlah wisatawan mancanegara, dari 10 juta menjadi 20 juta pada 2019, demikian keterangan dari KBRI Madrid yang diterima Antara London, Senin.
Langkah-langkah mencapai target tersebut antara lain melalui deregulasi, inovasi dan promosi. Meliputi regulasi yang memberikan fasilitas bebas visa kunjungan wisata kepada 90 negara, menghapuskan hambatan CAIT yang membuka pelabuhan di Indonesia bagi kapal (yacht, sail) asing.
Selain itu menghapuskan prinsip sabotase kapal pesiar sehingga kapal pesiar asing dapat berlabuh di lima pelabuhan utama Indonesia, Inovasi berupa pengembangan 10 destinasi baru di luar Bali dan promosi melalui berbagai media, baik konvensional maupun non-konvensional berupa digital marketing dan smart destination.
Menteri Pariwisata Arief Yahya meminta kerja sama UN WTO mengadakan analisa tentang efektivitas kebijakan bebas visa dan penyelenggaraan seminar "Beyond Bali Destinations: Opportunities & Challenges" yang ditanggapi positif oleh Sekjen UN WTO.
Selain itu pihak UN WTO menyatakan langkah yang diambil Pemerintah Indonesia sudah sangat tepat (on the right track) dan Sekretariat UN WTO akan membantu mempromosikannya ke negara-negara anggota organisasi pariwisata dunia lainnya.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Arief Yahya mengharapkan dukungan UN WTO sebagai calon penerima Penghargaan Pariwisata Dunia (UN WTO Award), untuk tiga kategori inovasi, yakni inovasi yang dilakukan Pemerintah (public policy and governance), Masyarakat (NGO and community) dan Perusahaan (corporate).
Untuk kategori Pemerintah, diusulkan Banyuwangi Jawa Timur dan kategori LSM dan Masyarakat diusulkan Resort Pemuteran di wilayah utara Bali serta kategori Perusahaan diusulkan tiga kegiatan pelestarian lingkungan dan pariwisata yang dilakukan perusahaan penerbangan nasional Garuda Indonesia (Kuta Beach Clean Up, Rewards to Indonesian Teachers, Villages Assistance in Lombok and Bali).
Indonesia mengharapkan UN WTO dapat memilih Indonesia karena Penghargaan UN WTO sangat penting untuk meyakinkan pemangku kepentingan pariwisata di Indonesia terkait pentingnya pembangunan industri pariwisata yang mengindahkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan promosi pariwisata Indonesia di mancanegara.(ZG) ***1***
(T.H-ZG/B/T. Susilo/T. Susilo) 07-12-2015 05:41:28
WTO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar