Blog ini berisi liputan dan berita serta artikel sekitar kejadian yang ada hubungannya diplomasi Indonesia di luar negeri khususnya wilayah Eropa yang saya kirim dan dimuat di LKBN Antara. Terima kasih untuk seluruh nara sumber diplomat yang memberikan kontribusi kepada saya sebagai koresponden LKBN Antara di Kerajaan Inggris dan juga mencakup wilayah Eropa
Minggu, 31 Maret 2019
PARIS
WNI di Paris beri dukungan untuk paslon 01
London (ANTARA) - Sekitar 100 warga Indonesia pendukung pasangan calon presiden #01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin berkumpul di dekat Menara Eiffel tepatnya di Place Joffre di depan Monument Perdamaian (Mur de la Paix), Paris melakukan Flashmob, Minggu (31/3) pada pukul 14.00 siang waktu Perancis.
Panitia penyelenggara Maria Josephine Ipfelkofer kepada Antara London, Minggu mengatakan sekitar 100 peserta Flashmob mengenakan busana atasan putih dan bawahan celana jeans serta scarf merah dan pita merah putih di pergelangan tangan. Ada juga peserta dan panitia mengunakan busana daerah seperti Wulan Chaniago mengunalan busana Minang , Lisda Calmon dengan busana Bali, Herman Sitepu dengan busana Jawa Barat, namun mereka tidak diperkenankan memakai ataupun membawa atribut relawan atau partai manapun, ujarnya.
Sementara itu koordinator Flashmob, Lia Mariana mengatakan acara flashmob diadakan untuk menunjukkan dukungan para relawan di Perancis khususnya di Paris dan daerah sekitar Paris untuk meleburkan dan mempersatukan seluruh organisasi dan kelompok relawan pendukung Jokowi di Perancis.
Para relawan lainnya yang duduk dalam kepanitiaan diantaranya Desi Djoehana, Yuliana Sandy, Mulyandari Alisyah, Alfa Prestiwati, Sugiono Sihombing, Mega de Rugy, sebelumnya juga terlibat dalam deklarasi dukungan pada pasangan #01 Joko Widodo -Ma’ruf Amin pada tanggal 6 Januari lalu di place de l’Arsenal, Bastille, Paris 5e.
Mereka terdorong untuk memenangkan paslon #01 dan untuk ikut menyuarakan hasil kerja nyata Presiden Joko Widodo serta menjaga kebhinekaan bangsa Indonesia. Mereka juga aktif menyerukan kepada para diaspora Indonesia di negara Eropa, khususnya di negara Perancis untuk aktif menggunakan hak pilihnya.
Selain dukungan kepada Capres-Cawapres #01 mereka juga menyuarakan penolakan kampanye yang menggunakan segala macam cara seperti kekerasan, isu SARA, penyebaran berita kebohongan atau hoax, disinformasi, dan adu domba serta memecah belah bangsa demi kepentingan golongan dan politik untuk mencapai dan meraih kekuasaan semata.
Para panitia juga menekankan bahwa dukungan ini disertai dengan permohonan bahwa pada periode kedua kepemimpinan Jokowi keterwakilan WNI di luar negeri di parlemen kelak dipertimbangkan dan perlindungan WNI di luar negeri lebih diperhatikan.(ZG)
Panitia penyelenggara Maria Josephine Ipfelkofer kepada Antara London, Minggu mengatakan sekitar 100 peserta Flashmob mengenakan busana atasan putih dan bawahan celana jeans serta scarf merah dan pita merah putih di pergelangan tangan. Ada juga peserta dan panitia mengunakan busana daerah seperti Wulan Chaniago mengunalan busana Minang , Lisda Calmon dengan busana Bali, Herman Sitepu dengan busana Jawa Barat, namun mereka tidak diperkenankan memakai ataupun membawa atribut relawan atau partai manapun, ujarnya.
Sementara itu koordinator Flashmob, Lia Mariana mengatakan acara flashmob diadakan untuk menunjukkan dukungan para relawan di Perancis khususnya di Paris dan daerah sekitar Paris untuk meleburkan dan mempersatukan seluruh organisasi dan kelompok relawan pendukung Jokowi di Perancis.
Para relawan lainnya yang duduk dalam kepanitiaan diantaranya Desi Djoehana, Yuliana Sandy, Mulyandari Alisyah, Alfa Prestiwati, Sugiono Sihombing, Mega de Rugy, sebelumnya juga terlibat dalam deklarasi dukungan pada pasangan #01 Joko Widodo -Ma’ruf Amin pada tanggal 6 Januari lalu di place de l’Arsenal, Bastille, Paris 5e.
Mereka terdorong untuk memenangkan paslon #01 dan untuk ikut menyuarakan hasil kerja nyata Presiden Joko Widodo serta menjaga kebhinekaan bangsa Indonesia. Mereka juga aktif menyerukan kepada para diaspora Indonesia di negara Eropa, khususnya di negara Perancis untuk aktif menggunakan hak pilihnya.
Selain dukungan kepada Capres-Cawapres #01 mereka juga menyuarakan penolakan kampanye yang menggunakan segala macam cara seperti kekerasan, isu SARA, penyebaran berita kebohongan atau hoax, disinformasi, dan adu domba serta memecah belah bangsa demi kepentingan golongan dan politik untuk mencapai dan meraih kekuasaan semata.
Para panitia juga menekankan bahwa dukungan ini disertai dengan permohonan bahwa pada periode kedua kepemimpinan Jokowi keterwakilan WNI di luar negeri di parlemen kelak dipertimbangkan dan perlindungan WNI di luar negeri lebih diperhatikan.(ZG)
BERLIN
WNI di Eropa di Berlin bertekad menangkan Prabowo-Sandi
London (ANTARA) - Sekitar 300 warga negara Indonesia dari sejumlah negara di Eropa menghadiri acara deklarasi dukungan untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden RI Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Berlin, Jerman, Sabtu, (30/3).
Ketua Pusat Informasi dan Pelayanan Partai Keadilan Sejahtera (PIP PKS) Jerman, Andi Sastra, kepada Antara London, Minggu mengatakan pendukung Prabowo-Sandi dan PKS di Eropa akan berusaha sekuat tenaga memenangkan calon nomor urut 02 tersebut.
Dukungan warga Indonesia datang dari berbagai negara seperti Belanda, Inggris, dan Austria. Dari Jerman , acara deklarasi, konsolidasi dan juga ramah tamah ini dihadiri pendukung Prabowo-Sandi dari Hamburg, Frankfurt, dan Munich.
Ikut hadir melalui telekonferensi calon anggota legislatif PKS dari Dapil DKI Jakarta II, Dr. Hidayat Nur Wahid, dan tokoh masyarakat sekaligus anggota tim sukses pemengangan Prabowo-Sandi (PADI) Ustaz Haikal Hassan.
Dr. Hidayat Nur Wahid yang terdaftar sebagai calon anggota legislatif untuk Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri menyapa calon konstituennya di Eropa sekaligus menyampaikan pesan-pesan untuk senantiasa memelihara persatuan dengan tidak membenturkan antar anak bangsa.
Ustadz Haikal Hassan yang akrab disapa Babe Haikal menegaskan pentingnya berpartisipasi dalam pesta demokrasi lima tahunan ini sebagai bentuk cinta kepada tanah air.
Deklarasi dukungan Prabowo-Sandi dari Eropa ini adalah rangkaian dari acara serupa yang digelar dalam beberapa bulan terakhir. “Meskipun demikian kami berharap bahwa Pileg dan Pilpres ini menjadi ajang pesta demokrasi yang menyenangkan untuk semua kalangan. Dan semoga setelah Pileg dan Pilpres ini berakhir, rakyat bersatu bahu membahu untuk membangun Indonesia, siapapun pemimpin yang terpilih nanti,” ujar Andi Sastra.
“Kami tentu saja berharap dan berdoa bahwa pileg dan pilpres ini akan berjalan lancar, aman dan damai dan menghasilkan pemimpin yang adil dan jujur serta berpihak kepada seluruh rakyat Indonesia,” ujar Andi Sastra.
Acara deklarasi ditutup dengan pengambilan foto bersama antara simpatisan PKS dan relawan Prabowo-Sandi (PADI) di depan Brandenburger Tor yang menjadi lambang kota Berlin.
Selain menggelar acara deklarasi dan ramah tamah di Berlin, pendukung PKS dan Prabowo-Sandi di Eropa secara rutin melakukan diskusi dengan pembicara politisi anggota Koalisi Adil Makmur serta flash-mob.
(ZG)
Ketua Pusat Informasi dan Pelayanan Partai Keadilan Sejahtera (PIP PKS) Jerman, Andi Sastra, kepada Antara London, Minggu mengatakan pendukung Prabowo-Sandi dan PKS di Eropa akan berusaha sekuat tenaga memenangkan calon nomor urut 02 tersebut.
Dukungan warga Indonesia datang dari berbagai negara seperti Belanda, Inggris, dan Austria. Dari Jerman , acara deklarasi, konsolidasi dan juga ramah tamah ini dihadiri pendukung Prabowo-Sandi dari Hamburg, Frankfurt, dan Munich.
Ikut hadir melalui telekonferensi calon anggota legislatif PKS dari Dapil DKI Jakarta II, Dr. Hidayat Nur Wahid, dan tokoh masyarakat sekaligus anggota tim sukses pemengangan Prabowo-Sandi (PADI) Ustaz Haikal Hassan.
Dr. Hidayat Nur Wahid yang terdaftar sebagai calon anggota legislatif untuk Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri menyapa calon konstituennya di Eropa sekaligus menyampaikan pesan-pesan untuk senantiasa memelihara persatuan dengan tidak membenturkan antar anak bangsa.
Ustadz Haikal Hassan yang akrab disapa Babe Haikal menegaskan pentingnya berpartisipasi dalam pesta demokrasi lima tahunan ini sebagai bentuk cinta kepada tanah air.
Deklarasi dukungan Prabowo-Sandi dari Eropa ini adalah rangkaian dari acara serupa yang digelar dalam beberapa bulan terakhir. “Meskipun demikian kami berharap bahwa Pileg dan Pilpres ini menjadi ajang pesta demokrasi yang menyenangkan untuk semua kalangan. Dan semoga setelah Pileg dan Pilpres ini berakhir, rakyat bersatu bahu membahu untuk membangun Indonesia, siapapun pemimpin yang terpilih nanti,” ujar Andi Sastra.
“Kami tentu saja berharap dan berdoa bahwa pileg dan pilpres ini akan berjalan lancar, aman dan damai dan menghasilkan pemimpin yang adil dan jujur serta berpihak kepada seluruh rakyat Indonesia,” ujar Andi Sastra.
Acara deklarasi ditutup dengan pengambilan foto bersama antara simpatisan PKS dan relawan Prabowo-Sandi (PADI) di depan Brandenburger Tor yang menjadi lambang kota Berlin.
Selain menggelar acara deklarasi dan ramah tamah di Berlin, pendukung PKS dan Prabowo-Sandi di Eropa secara rutin melakukan diskusi dengan pembicara politisi anggota Koalisi Adil Makmur serta flash-mob.
(ZG)
ASEAN
Inggris butuh ASEAN realisasi visi Global Britain
London (ANTARA) -
Dubes Indonesia untuk Inggris, Irlandia dan IMO, Dr Rizal Sukma mengatakan Inggris memerlukan ASEAN untuk merealisasikan visi “Global Britain” dan ASEAN siap untuk menjadi mitra strategis Inggris.
Hal itu disampaikan Dubes Dr Rizal Sukma dalam pidato pada acara penutupan ASEAN Global Leadership Program (AGLP) yang diadakan The London School of Economics and Political Science (LSE), London, demikian Pensosbud KBRI London, Okky Diane Palma kepada Antara, Minggu.
Dubes Rizal Sukma mengatakan melalui Modalitas sebagai ekonomi terbesar di ASEAN diprediksi menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia dengan PDB USD 5.3 trilyun pada tahun 2030, letak geografis sebagai poros dua samudra strategis, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan negara muslim terbesar di dunia, Indonesia diyakini dapat menjadi mitra kunci Inggris di kawasan, khususnya dalam memperkuat kemitraan ASEAN - Inggris ke tataran yang lebih tinggi.
Dikatakannya sektor bisnis memiliki peran strategis dalam memperkuat kerja sama ASEAN dengan Inggris ke depan.Seiring dengan perpindahan arah geopolitik dan ekonomi dunia ke Asia, membuat kawasan menjadi theatre rivalitas China dan Amerika Serikat.
Hal ini pada gilirannya menjadikan posisi negara di kawasan ASEAN terjebak dalam kompetisi dua ekonomi besar dunia tersebut.
Dubes Rizal Sukma menegaskan kondisi tersebut akan berpotensi tidak menguntungkan bagi ASEAN, kecuali ASEAN berinovasi, mendorong integrasi dan meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi dengan sesama anggota ASEAN serta secara kolektif memperluas engagement dengan kekuatan ekonomi di luar China dan Amerika Serikat.
“Disinilah leadership sektor swasta ASEAN memiliki peran strategis untuk membuat kawasan keluar dari lingkaran persaingan China - Amerika Serikat dan di saat yang sama memperkuat perekonomian di kawasan," ujarnya.
Mengenai pentingnya ASEAN memperluas engagement dengan negara-negara mitra, Dubes menggarisbawahi Inggris sebagai mitra potensial bagi ASEAN yang ke depan. Hal ini mengingat, posisi strategis ASEAN saat ini sebagai bagian dari empat pilar kebijakan luar negeri Inggris pasca Brexit, diluar China, India dan Jepang. Inggris juga akan menempatkan Duta Besar untuk ASEAN di Jakarta.
Dalam hal ini, sektor swasta dapat memainkan peran penting, seperti idiom where politics often push people apart, business brings them together " demikian Dubes Rizal Sukma.
ASEAN Global Leadership Program merupakan program pionir kepemimpinan di ASEAN yang dijalankan selama 10 tahun oleh perusahaan manajemen SRW&Co bekerja sama dengan berbagai universitas ternama di Inggris, berfokus pada empat tema globalisasi, kewirausahaan, inovasi dan kepemimpinan. (ZG)
Dubes Indonesia untuk Inggris, Irlandia dan IMO, Dr Rizal Sukma mengatakan Inggris memerlukan ASEAN untuk merealisasikan visi “Global Britain” dan ASEAN siap untuk menjadi mitra strategis Inggris.
Hal itu disampaikan Dubes Dr Rizal Sukma dalam pidato pada acara penutupan ASEAN Global Leadership Program (AGLP) yang diadakan The London School of Economics and Political Science (LSE), London, demikian Pensosbud KBRI London, Okky Diane Palma kepada Antara, Minggu.
Dubes Rizal Sukma mengatakan melalui Modalitas sebagai ekonomi terbesar di ASEAN diprediksi menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia dengan PDB USD 5.3 trilyun pada tahun 2030, letak geografis sebagai poros dua samudra strategis, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan negara muslim terbesar di dunia, Indonesia diyakini dapat menjadi mitra kunci Inggris di kawasan, khususnya dalam memperkuat kemitraan ASEAN - Inggris ke tataran yang lebih tinggi.
Dikatakannya sektor bisnis memiliki peran strategis dalam memperkuat kerja sama ASEAN dengan Inggris ke depan.Seiring dengan perpindahan arah geopolitik dan ekonomi dunia ke Asia, membuat kawasan menjadi theatre rivalitas China dan Amerika Serikat.
Hal ini pada gilirannya menjadikan posisi negara di kawasan ASEAN terjebak dalam kompetisi dua ekonomi besar dunia tersebut.
Dubes Rizal Sukma menegaskan kondisi tersebut akan berpotensi tidak menguntungkan bagi ASEAN, kecuali ASEAN berinovasi, mendorong integrasi dan meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi dengan sesama anggota ASEAN serta secara kolektif memperluas engagement dengan kekuatan ekonomi di luar China dan Amerika Serikat.
“Disinilah leadership sektor swasta ASEAN memiliki peran strategis untuk membuat kawasan keluar dari lingkaran persaingan China - Amerika Serikat dan di saat yang sama memperkuat perekonomian di kawasan," ujarnya.
Mengenai pentingnya ASEAN memperluas engagement dengan negara-negara mitra, Dubes menggarisbawahi Inggris sebagai mitra potensial bagi ASEAN yang ke depan. Hal ini mengingat, posisi strategis ASEAN saat ini sebagai bagian dari empat pilar kebijakan luar negeri Inggris pasca Brexit, diluar China, India dan Jepang. Inggris juga akan menempatkan Duta Besar untuk ASEAN di Jakarta.
Dalam hal ini, sektor swasta dapat memainkan peran penting, seperti idiom where politics often push people apart, business brings them together " demikian Dubes Rizal Sukma.
ASEAN Global Leadership Program merupakan program pionir kepemimpinan di ASEAN yang dijalankan selama 10 tahun oleh perusahaan manajemen SRW&Co bekerja sama dengan berbagai universitas ternama di Inggris, berfokus pada empat tema globalisasi, kewirausahaan, inovasi dan kepemimpinan. (ZG)
BRUSEL
KBRI Brusel gelar gathering dengan peserta Dharmasiswa
London (ANTARA) - KBRI Brussel mengadakan kegiatan Gathering Fellow Alumni Indonesian Scholarships para penerima beasiswa Dharmasiswa yang menjadi "kick-off" rangkaian kegiatan peringatan 70 tahun hubungan bilateral Indonesia-Belgia.
Pensosbud KBRI Brusel, Ance Maylany kepada Antara London, Minggu mengatakan sebanyak 27 warga Belgia mengikuti program Darmasiswa dan belajar bahasa dan tari di berbagai universitas di Indonesia serta program visit program yang adakan Pemerintah Indonesia sejak 2011.
Warga Belgia dan pejabat dari institusi Uni Eropa juga pernah menjadi peserta pada program Indonesia Interfaith Scholarship, dan sejak 2016 sebanyak 15 warga Belgia mengikuti program beasiswa Seni dan Budaya dan menjadi peserta Bali Democracy Student Conference serta famtrip untuk promosi pariwisata Indonesia.
Dalam pertemuan dengan penerima beasiswa Dharmasiswa ini juga dimanfaatkan untuk menggali ide dan gagasan baru dari para generasi muda Belgia dalam meningkatkan kerjasama dan kontak antar masyarakat kedua negara.
Hubungan bilateral RI – Belgia dimulai sejak Belgia menjadi anggota Komisi Tiga Negara bersama Australia dan Amerika Serikat pada tahun 1947. Hubungan diplomatik RI – Belgia berlangsung dengan baik tanpa ada persoalan yang mengganggu.
Dihadapan para warga Belgia tersebut, Dubes Yuri menyatakan pentingnya hubungan kedua negara khususnya dipelopori oleh generasi muda. Hal ini, ujarnya sejalan dengan tagline peringatan 70 tahun Belgia Indonesia "go further together" .
Diharapankan hubungan kedua negara yang berjalan baik dengan kolaborasi bersama akan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kedua negara.
Menurut Dubes Yuri Thamrin, akan ada berbagai rangkaian acara peringatan 70 tahun hubungan diplomatik dalam bentuk kegiatan publik yang memberikan manfaat bagi masyarakat diantaranya seminar, promosi budaya, pameran foto, business forum dan ditutup dengan resepsi diplomatik.
Berbagai masukan disampaikan oleh para alumni antara lain peningkatan promosi dan kerjasama pendidikan antara universitas kedua negara, khususnya Universitas Liege dengan Universitas Udayana.
Saat ini mahasiswa Universitas Liege sedang melakukan penelitian tentang populasi monyet di hutan kawasan Uluwatu di Bali. Selain itu juga ada masukan untuk meningkatkan citra pluralisme Indonesia, dan akses produk coklat Indonesia di Belgia termasuk dalam kriteria unggulan.
Sebanyak 80 orang alumni beasiswa dan visit program Pemerintah Indonesia dari Belgia ini menjadi aset bagi pengembangan kerjasama people-to-people contact kedua negara.(ZG)
Pensosbud KBRI Brusel, Ance Maylany kepada Antara London, Minggu mengatakan sebanyak 27 warga Belgia mengikuti program Darmasiswa dan belajar bahasa dan tari di berbagai universitas di Indonesia serta program visit program yang adakan Pemerintah Indonesia sejak 2011.
Warga Belgia dan pejabat dari institusi Uni Eropa juga pernah menjadi peserta pada program Indonesia Interfaith Scholarship, dan sejak 2016 sebanyak 15 warga Belgia mengikuti program beasiswa Seni dan Budaya dan menjadi peserta Bali Democracy Student Conference serta famtrip untuk promosi pariwisata Indonesia.
Dalam pertemuan dengan penerima beasiswa Dharmasiswa ini juga dimanfaatkan untuk menggali ide dan gagasan baru dari para generasi muda Belgia dalam meningkatkan kerjasama dan kontak antar masyarakat kedua negara.
Hubungan bilateral RI – Belgia dimulai sejak Belgia menjadi anggota Komisi Tiga Negara bersama Australia dan Amerika Serikat pada tahun 1947. Hubungan diplomatik RI – Belgia berlangsung dengan baik tanpa ada persoalan yang mengganggu.
Dihadapan para warga Belgia tersebut, Dubes Yuri menyatakan pentingnya hubungan kedua negara khususnya dipelopori oleh generasi muda. Hal ini, ujarnya sejalan dengan tagline peringatan 70 tahun Belgia Indonesia "go further together" .
Diharapankan hubungan kedua negara yang berjalan baik dengan kolaborasi bersama akan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kedua negara.
Menurut Dubes Yuri Thamrin, akan ada berbagai rangkaian acara peringatan 70 tahun hubungan diplomatik dalam bentuk kegiatan publik yang memberikan manfaat bagi masyarakat diantaranya seminar, promosi budaya, pameran foto, business forum dan ditutup dengan resepsi diplomatik.
Berbagai masukan disampaikan oleh para alumni antara lain peningkatan promosi dan kerjasama pendidikan antara universitas kedua negara, khususnya Universitas Liege dengan Universitas Udayana.
Saat ini mahasiswa Universitas Liege sedang melakukan penelitian tentang populasi monyet di hutan kawasan Uluwatu di Bali. Selain itu juga ada masukan untuk meningkatkan citra pluralisme Indonesia, dan akses produk coklat Indonesia di Belgia termasuk dalam kriteria unggulan.
Sebanyak 80 orang alumni beasiswa dan visit program Pemerintah Indonesia dari Belgia ini menjadi aset bagi pengembangan kerjasama people-to-people contact kedua negara.(ZG)
MOSKOW
Dubes Wahid tanam pohon di komplek pembangunan mesjid Dagestan
London (ANTARA) -
Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi melakukan penanam pohon persahabatan di kompleks proyek pembangunan masjid di
Dagestan, dinamanakan sesuai nama Nabi Muhammad SAW, sedangkan Pusat Studi Islam dinamakan sesuai nama Nabi Isa AS yang diharapkan akan menjadi terbesar di kawasan Eropa.
Penanaman pohon persahabatan dilakukan bersama Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Muslimov dan anggota Komite Hubungan Luar Negeri Duma Negara Federasi Rusia, Gadjimurad Omarov, demikian Kepala Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, Adiguna Wijaya kepada Antara London, Minggu.
Kompleks yang terdiri dari masjid, pusat studi dan museum perkembangan Islam menempati lahan seluas 35 hektar diproyeksikan akan dapat menampung 22.000 orang, dengan luas bangunan 30.000 meter persegi. Pendanaan pembangunan kompleks masjid ini sepenuhnya atas dana swadaya masyarakat.
“Semoga pohon persahabatan ini dapat menjadi penanda kedekatan perasaan dan keakraban warga kedua bangsa”, kata Dubes Wahid.
Sebelumnya Dubes RI bertemu dan berdialog dengan Mufti Republik Dagestan, Akhmad Abdulaev, di kompleks Masjid Juma Makhachkala yang merupakan masjid yang tidak hanya terbesar di Rusia tetapi juga di Eropa, dengan kapasitas daya tampung hingga 17.000 orang.
Mufti Abdulaev yang telah menjabat selama 20 tahun ini menyambut dengan penuh haru dan suka cita atas kunjungan Dubes Wahid karena baru pertama kalinya Dubes Indonesia datang ke masjid ini. Dubes didampingi Minister Counsellor Ekonomi, Edi Suharto, Minister Counsellor Pensosbud, Adiguna Wijaya dan Sekretaris I, Bustan Jufri.
“Satu kali melihat langsung jauh lebih baik dan bermakna daripada seribu kali mendengar”, demikian disampaikan Mufti Abdulaev yang menekankan betapa bermaknanya kunjungan Dubes Wahid bagi masyarakat Muslim Dagestan.
Blusukan ke pasar
Dalam kunjungan ke Dagestan, Dubes Wahid sempat melakukan blusukan ke pasar tradisional, guna melihat kehidupan langsung kehidupan sehari-hari masyarakat Dagestan karena selama ini negara bagian ini sering dikonotasikan sebagai daerah rawan.
Kunjungan dubes menarik perhatian para pedagang dan tanpa diduga, setelah mengetahui yang datang dari Indonesia, banyak dari pedagang memberikan oleh-oleh untuk dibawa ke Moskow, seperti madu, buah lokal, bumbu dari kacang-kacangan. “Wah saya terpaksa harus menambah tas untuk membawa oleh-oleh ini”, ujar Dubes Wahid kepada Kepala Badan Investasi dan Bisnis Republik Dagestan, Gadji Gasanov, yang turut mendampingi Dubes Wahid.
Dubes dan delegasi berkesempatan pula mengunjungi museum sejarah dan arsitektur Dagestan serta melakukan audiensi di Univesritas Negeri Dagestan dengan rektor, dosen dan perwakilan mahasiswa.
Rektor Murtazali Rabadanov menyambut antusias kunjungan Dubes Wahid dan menyatakan keinginan pihaknya untuk menjalin kerja sama pendidikan tinggi dengan Indonesia. Universitas yang didirikan tahun 1931 ini memiliki lima fakultas dan 17 jurusan serta 10 kampus. Terdapat sekitar 15.000 mahasiswa menuntut ilmu di sini, 2.000 diantaranya adalah mahasiswa asing. Saat ini universitas tersebut telah menjalin kerja sama dengan 50 universitas di seluruh dunia.
Dubes Wahid mengapresiasi penerimaan yang sangat baik dan penuh keramahan serta berharap kunjungan ini dapat menjadi momen pembuka kesempatan kerja sama pendidikan tinggi dan ilmu pengetahuan selanjutnya.
Makhachkala adalah ibukota Republik Dagestan merupakan salah satu negara bagian. Federasi Rusia di kawasan Kaukasia Utara. Federasi Rusia memiliki 85 subyek federal (negara bagian) dan 22 diantaranya diberi nama Republik karena mayoritas penduduknya bukan dari etnis Rusia. Populasi Dagestan sekitar 3 juta jiwa dengan 95% penduduknya beragama Islam, sementara sekitar 727.000 orang menetap di Makhachkala. Wilayah Dagestan memiliki 70 kilometer bagian pesisir di Laut Kaspia dan berbatasan dengan Georgia serta Azerbaijan dan berseberangan dengan Kazakhstan. Republik Dagestan merupakan salah satu wilayah di Federasi Rusia dengan tingkat keberagaman etnis dan budaya yang sangat tinggi. (ZG)
Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi melakukan penanam pohon persahabatan di kompleks proyek pembangunan masjid di
Dagestan, dinamanakan sesuai nama Nabi Muhammad SAW, sedangkan Pusat Studi Islam dinamakan sesuai nama Nabi Isa AS yang diharapkan akan menjadi terbesar di kawasan Eropa.
Penanaman pohon persahabatan dilakukan bersama Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Muslimov dan anggota Komite Hubungan Luar Negeri Duma Negara Federasi Rusia, Gadjimurad Omarov, demikian Kepala Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, Adiguna Wijaya kepada Antara London, Minggu.
Kompleks yang terdiri dari masjid, pusat studi dan museum perkembangan Islam menempati lahan seluas 35 hektar diproyeksikan akan dapat menampung 22.000 orang, dengan luas bangunan 30.000 meter persegi. Pendanaan pembangunan kompleks masjid ini sepenuhnya atas dana swadaya masyarakat.
“Semoga pohon persahabatan ini dapat menjadi penanda kedekatan perasaan dan keakraban warga kedua bangsa”, kata Dubes Wahid.
Sebelumnya Dubes RI bertemu dan berdialog dengan Mufti Republik Dagestan, Akhmad Abdulaev, di kompleks Masjid Juma Makhachkala yang merupakan masjid yang tidak hanya terbesar di Rusia tetapi juga di Eropa, dengan kapasitas daya tampung hingga 17.000 orang.
Mufti Abdulaev yang telah menjabat selama 20 tahun ini menyambut dengan penuh haru dan suka cita atas kunjungan Dubes Wahid karena baru pertama kalinya Dubes Indonesia datang ke masjid ini. Dubes didampingi Minister Counsellor Ekonomi, Edi Suharto, Minister Counsellor Pensosbud, Adiguna Wijaya dan Sekretaris I, Bustan Jufri.
“Satu kali melihat langsung jauh lebih baik dan bermakna daripada seribu kali mendengar”, demikian disampaikan Mufti Abdulaev yang menekankan betapa bermaknanya kunjungan Dubes Wahid bagi masyarakat Muslim Dagestan.
Blusukan ke pasar
Dalam kunjungan ke Dagestan, Dubes Wahid sempat melakukan blusukan ke pasar tradisional, guna melihat kehidupan langsung kehidupan sehari-hari masyarakat Dagestan karena selama ini negara bagian ini sering dikonotasikan sebagai daerah rawan.
Kunjungan dubes menarik perhatian para pedagang dan tanpa diduga, setelah mengetahui yang datang dari Indonesia, banyak dari pedagang memberikan oleh-oleh untuk dibawa ke Moskow, seperti madu, buah lokal, bumbu dari kacang-kacangan. “Wah saya terpaksa harus menambah tas untuk membawa oleh-oleh ini”, ujar Dubes Wahid kepada Kepala Badan Investasi dan Bisnis Republik Dagestan, Gadji Gasanov, yang turut mendampingi Dubes Wahid.
Dubes dan delegasi berkesempatan pula mengunjungi museum sejarah dan arsitektur Dagestan serta melakukan audiensi di Univesritas Negeri Dagestan dengan rektor, dosen dan perwakilan mahasiswa.
Rektor Murtazali Rabadanov menyambut antusias kunjungan Dubes Wahid dan menyatakan keinginan pihaknya untuk menjalin kerja sama pendidikan tinggi dengan Indonesia. Universitas yang didirikan tahun 1931 ini memiliki lima fakultas dan 17 jurusan serta 10 kampus. Terdapat sekitar 15.000 mahasiswa menuntut ilmu di sini, 2.000 diantaranya adalah mahasiswa asing. Saat ini universitas tersebut telah menjalin kerja sama dengan 50 universitas di seluruh dunia.
Dubes Wahid mengapresiasi penerimaan yang sangat baik dan penuh keramahan serta berharap kunjungan ini dapat menjadi momen pembuka kesempatan kerja sama pendidikan tinggi dan ilmu pengetahuan selanjutnya.
Makhachkala adalah ibukota Republik Dagestan merupakan salah satu negara bagian. Federasi Rusia di kawasan Kaukasia Utara. Federasi Rusia memiliki 85 subyek federal (negara bagian) dan 22 diantaranya diberi nama Republik karena mayoritas penduduknya bukan dari etnis Rusia. Populasi Dagestan sekitar 3 juta jiwa dengan 95% penduduknya beragama Islam, sementara sekitar 727.000 orang menetap di Makhachkala. Wilayah Dagestan memiliki 70 kilometer bagian pesisir di Laut Kaspia dan berbatasan dengan Georgia serta Azerbaijan dan berseberangan dengan Kazakhstan. Republik Dagestan merupakan salah satu wilayah di Federasi Rusia dengan tingkat keberagaman etnis dan budaya yang sangat tinggi. (ZG)
ATSIRI
Prodarom berminat investasi minyak atsiri di Indonesia
London (ANTARA) - Konsul Jenderal RI di Marseille, Asianto Sinambela mengadakan pertemuan dengan Presiden Serikat Nasional Produsen Produk Aromatik dan Perisa (Prodarom) Mr. Phillipe Masse yang berminat untuk berinvestasi produk minyak atsiri di Indonesia yang diadakan di kota Grasse, Perancis, sekitar dua jam dari Marseille, pada tanggal 29 Maret lalu.
Prodarom didirikan sejak tahun 1724 merupakan asosiasi perusahaan pengolah produk aromatik nasional Prancis yang berbasis di Grasse, dengan 67 anggota mewakili 80 persen dari sektor produk aromatik di seluruh Prancis yang mempekerjakan lebih dari 5500 pekerja di Prancis, demikian Konsul Ekonomi KJRI Marseille, Yonatri Rilmania kepada ANTARA London, Sabtu.
Prodarom menghasilkan total pendapatan kotor (turnover) 2018 berkisar EUR 4 billion (unconsolidated for international groups) (+ 6.2 % compared to 2017) dan EUR 789 million for exports (+ 8.3% compared to 2017). Sektor aromatik mengkrontibusikan hasil yang memuaskan ke ekspor Prancis.
Bahan pokok aromatik yang diolah kalangan perusahaan pengolah aromatik di Grasse berasal dari Prancis maupun diimpor dari negara lain. Negara pemasok utama minyak atsiri ke kalangan industri pengolah aromatik dan perisa di Grasse adalah Italia, AS, China, India, Brazil, Madagascar, dan Indonesia.
Daerah-daerah yang banyak minyak atsirinya di Indonesia, diantaranya Aceh, Yogyakarta, Tapanuli, Solo, Maluku, dan Sumbar. Minyak atsiri (essential oil) digunakan untuk kosmetik, campuran/penyedap makanan, wewangian, parfum, dan industri farmasi.
Indonesia memiliki potensi besar dalam memproduksi minyak atsiri. Contohnya, bahan pokok aromatik yang berasal dari kemenyan (benzoin) dihasilkan di daerah hutan Tapanuli Utara yang sedang mencari investor.
Namun, minyak atsiri diproduksi di Indonesia kebanyakan secara tradisional pada tingkatan perajin, dan jumlah produknya minim sehingga kesulitan memenuhi permintaan. Investor Prancis diperlukan untuk memberikan kesempatan para perajin ini guna dijadikan industri minyak atsiri yang sustainable dan kompetitif.
Pada kesempatan itu, Prodarom diundang untuk datang ke rencana acara Festival Indonesia pada September mendatang mengenai tampilan produk-produk Indonesia dan kegiatan business match making tentang TTI di Les Docks, Marseille. B2B mengenai pertemuan penjualan pariwisata Indonesia pada tanggal 26 September mendatang. Klimaksnya, resepsi diplomatik dan kegiatan budaya Indonesia di Le Silo pada tanggal 27 September mendatang.(ZG)
Prodarom didirikan sejak tahun 1724 merupakan asosiasi perusahaan pengolah produk aromatik nasional Prancis yang berbasis di Grasse, dengan 67 anggota mewakili 80 persen dari sektor produk aromatik di seluruh Prancis yang mempekerjakan lebih dari 5500 pekerja di Prancis, demikian Konsul Ekonomi KJRI Marseille, Yonatri Rilmania kepada ANTARA London, Sabtu.
Prodarom menghasilkan total pendapatan kotor (turnover) 2018 berkisar EUR 4 billion (unconsolidated for international groups) (+ 6.2 % compared to 2017) dan EUR 789 million for exports (+ 8.3% compared to 2017). Sektor aromatik mengkrontibusikan hasil yang memuaskan ke ekspor Prancis.
Bahan pokok aromatik yang diolah kalangan perusahaan pengolah aromatik di Grasse berasal dari Prancis maupun diimpor dari negara lain. Negara pemasok utama minyak atsiri ke kalangan industri pengolah aromatik dan perisa di Grasse adalah Italia, AS, China, India, Brazil, Madagascar, dan Indonesia.
Daerah-daerah yang banyak minyak atsirinya di Indonesia, diantaranya Aceh, Yogyakarta, Tapanuli, Solo, Maluku, dan Sumbar. Minyak atsiri (essential oil) digunakan untuk kosmetik, campuran/penyedap makanan, wewangian, parfum, dan industri farmasi.
Indonesia memiliki potensi besar dalam memproduksi minyak atsiri. Contohnya, bahan pokok aromatik yang berasal dari kemenyan (benzoin) dihasilkan di daerah hutan Tapanuli Utara yang sedang mencari investor.
Namun, minyak atsiri diproduksi di Indonesia kebanyakan secara tradisional pada tingkatan perajin, dan jumlah produknya minim sehingga kesulitan memenuhi permintaan. Investor Prancis diperlukan untuk memberikan kesempatan para perajin ini guna dijadikan industri minyak atsiri yang sustainable dan kompetitif.
Pada kesempatan itu, Prodarom diundang untuk datang ke rencana acara Festival Indonesia pada September mendatang mengenai tampilan produk-produk Indonesia dan kegiatan business match making tentang TTI di Les Docks, Marseille. B2B mengenai pertemuan penjualan pariwisata Indonesia pada tanggal 26 September mendatang. Klimaksnya, resepsi diplomatik dan kegiatan budaya Indonesia di Le Silo pada tanggal 27 September mendatang.(ZG)
MOSKOW
Dubes RI Moskow Resmikan Pusat Studi Nusantara di Republik Dagestan
London (ANTARA) -
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, meresmikan “Pusat Nusantara” di Sekolah Tinggi Humaniter dan Pedagogi Dagestan di Makhachkala, Rusia.
Kepala Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, Adiguna Wijaya kepada Antara London, Sabtu mengatakan peresmian Pusat Studi Nusantara di Republik Dagestan dilakukan Dubes ada hari ketiga lawatan kerjanya di Dagestan, 26 Maret.
Hadir dalam peresmian antara lain Wakil Ketua Dewan Parlemen Republik Dagestan, Zarema Buchaeva, Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Republik Dagestan, Enrik Muslimov, Direktur Sekolah Tinggi Pedagogi Humaniter Republik Dagestan, Jennet Temurkaeva, Wakil Direktur untuk Pengembangan Kerja Sama Internasional yang juga menjadi Kepala Pusat Nusantara, Abdulaev Ibragimgadzi.
Direktur Temurkaeva menyambut baik berdirinya “Pusat Nusantara” dan berharap ke depan dapat menjembatani hubungan kedua bangsa, terutama di kalangan warga generasi muda. “Kemitraan nyata yang sebenarnya adalah hubungan yang terjalin antar warga”, ujar Direktur Temurkaeva.
Sementara Kepala “Pusat Nusantara” Ibragimgadzi menyatakan kegembiraannya karena setelah berdiri selama 8 tahun akhirnya dapat diresmikan langsung oleh Dubes RI. “Pusat Nusantara” ini adalah yang pertama di wilayah Kaukasia Utara dan sangat strategis sifatnya. Oleh karena itu, saya berharap keberadaannya dapat mendorong hubungan yang lebih dekat antara Dagestan dengan Indonesia”, demikian Dubes Wahid.
Saat ini terdapat sekitar 20 orang warga Dagestan yang pernah belajar studi Islam dan beberapa cabang keilmuan lainnya di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Yogyakarta dan Jakarta periode keberangkatan tahun 2010 dan 2011. Turut hadir 10 orang di antaranya pada acara peresmian dan ramah tamah. Mereka menyatakan penghargaan yang tinggi kepada Pemerintah Indonesia yang telah memberikan beasiswa dan banyak belajar dari Indonesia tentang Islam dan sopan santun.
Untuk itu, Dubes Wahid mengusulkan didirikannya “Asosiasi Persahabatan Indonesia-Dagestan” untuk menjembatani hubungan kedua bangsa di bidang yang lebih luas. Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Muslimov menyambut baik dan berjanji akan memfasilitasinya.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, meresmikan “Pusat Nusantara” di Sekolah Tinggi Humaniter dan Pedagogi Dagestan di Makhachkala, Rusia.
Kepala Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, Adiguna Wijaya kepada Antara London, Sabtu mengatakan peresmian Pusat Studi Nusantara di Republik Dagestan dilakukan Dubes ada hari ketiga lawatan kerjanya di Dagestan, 26 Maret.
Hadir dalam peresmian antara lain Wakil Ketua Dewan Parlemen Republik Dagestan, Zarema Buchaeva, Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Republik Dagestan, Enrik Muslimov, Direktur Sekolah Tinggi Pedagogi Humaniter Republik Dagestan, Jennet Temurkaeva, Wakil Direktur untuk Pengembangan Kerja Sama Internasional yang juga menjadi Kepala Pusat Nusantara, Abdulaev Ibragimgadzi.
Direktur Temurkaeva menyambut baik berdirinya “Pusat Nusantara” dan berharap ke depan dapat menjembatani hubungan kedua bangsa, terutama di kalangan warga generasi muda. “Kemitraan nyata yang sebenarnya adalah hubungan yang terjalin antar warga”, ujar Direktur Temurkaeva.
Sementara Kepala “Pusat Nusantara” Ibragimgadzi menyatakan kegembiraannya karena setelah berdiri selama 8 tahun akhirnya dapat diresmikan langsung oleh Dubes RI. “Pusat Nusantara” ini adalah yang pertama di wilayah Kaukasia Utara dan sangat strategis sifatnya. Oleh karena itu, saya berharap keberadaannya dapat mendorong hubungan yang lebih dekat antara Dagestan dengan Indonesia”, demikian Dubes Wahid.
Saat ini terdapat sekitar 20 orang warga Dagestan yang pernah belajar studi Islam dan beberapa cabang keilmuan lainnya di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Yogyakarta dan Jakarta periode keberangkatan tahun 2010 dan 2011. Turut hadir 10 orang di antaranya pada acara peresmian dan ramah tamah. Mereka menyatakan penghargaan yang tinggi kepada Pemerintah Indonesia yang telah memberikan beasiswa dan banyak belajar dari Indonesia tentang Islam dan sopan santun.
Untuk itu, Dubes Wahid mengusulkan didirikannya “Asosiasi Persahabatan Indonesia-Dagestan” untuk menjembatani hubungan kedua bangsa di bidang yang lebih luas. Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Muslimov menyambut baik dan berjanji akan memfasilitasinya.
Pretoria
KBRI Pretoria masuki era pemasaran digital promosi produk unggula
London (ANTARA) -
KBRI Pretoria dan Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Johannesburg berpartisipasi pada Pameran Annual Global Business Roundtable (GBR) World Congress & Exhibition dengan menampilkan produk unggulan Indonesia, antara lain produk manufaktur di sektor otomotif, sepatu, serta makanan dan minuman.
Dubes RI di Pretoria, Salman Al-Farisi di sela-sela Pameran Annual Global Business Roundtable (GBR) World Congress & Exhibition kepada Antara London, Sabtu menyebutkan booth Indonesia juga mempromosikan “10 New Bali”, menginformasikan pameran Trade Expo Indonesia yang akan diadakan di Jakarta, Oktober mendatang.
Dubes Salman Al-Farisi mengatakan pameran GBR ini menjadi jembatan dalam upaya meningkatkan kerja sama Indonesia dan Afrika Selatan. Pada pameran berlangsung di Johannesburg, Afrika Selatan Dubes mengatakan dalam tahun ini, KBRI Pretoria memperkenalkan sebuah platform digital untuk memasarkan produk Indonesia, yang dapat diakses setiap saat, dari setiap tempat. “Sudah saatnya kita menyamakan kecepatan kita dengan perkembangan teknologi. Saya meyakini efektivitas pemasaran digital ini untuk membantu penetrasi lebih lanjut pasar Afrika”, demikian Dubes RI di Pretoria, Salman Al-Farisi di sela-sela Pameran Annual Global Business Roundtable (GBR) World Congress & Exhibition yang berlangsung di Johannesburg, Afrika Selatan, dari tanggal 27 hingga 29 Maret lalu.
Dalam pameran, perusahaan e-commerce dari Indonesia, PT. Solusi Ekosistem Global, turut hadir untuk pertama kalinya dengan membawa platform Glexindo. Glexindo.com adalah marketplace online penjualan produk-produk unggulan Indonesia.
Dalam pameran , Glexindo membawa sample sejumlah produk UMKM antara lain batik, makanan khas dalam negeri, dan kerajinan asli Indonesia. Produk lampu HEI yang berbahan bakar air garam yang juga dibawa dari Jakarta berhasil menarik perhatian sejumlah pengunjung yang hadir dalam pertemuan GBR tahun ini.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Komisaris PT. Solusi Ekosistem Global, Hadi Lee, menghibahkan seperangkat monitor touchscreen yang merupakan media display digital beragam produk-produk Indonesia yang berada dalam katalog Glexindo.
Dalam penyerahan secara simbolis kepada Dubes RI di Pretoria yang dilakukan di sela-sela pameran, Hadi Lee menyampaikan bahwa perusahaannya siap memberikan akses data dan membuka diri untuk kerja sama lebih lanjut dengan KBRI Pretoria dan ITPC Johannesburg.
Minat pasar Afrika Selatan juga ditunjukkan datangnya permintaan wawancara kepada pihak Indonesia.
Dubes RI di Pretoria memanfaatkan wawancaranya dengan Jaringan ITV Media dan GBR TV untuk memperkenalkan lebih lanjut berbagai produk dan potensi Indonesia yang masih terasakan asing bagi pasar Afrika Selatan. Dubes meyakini dengan kepercayaan dan modal sejarah panjang antara Indonesia dan Afrika Selatan di masa lalu, potensi peningkatan kerja sama bilateral antara kedua negara di berbagai sektor masih terbuka lebar.
Pameran dan kongres tahunan Global Business Roundtable (GBR) World Congress & Exhibition dimotori GBR, organisasi nirlaba yang memiliki misi membangun forum jejaring kerja bagi para pelaku usaha dari berbagai sektor di Afrika Selatan. Kegiatan tahun ini mengangkat tema “Achieving Sustainable Global Economic Growth and Equitable Distribution of Resources”.
(ZG)
KBRI Pretoria dan Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Johannesburg berpartisipasi pada Pameran Annual Global Business Roundtable (GBR) World Congress & Exhibition dengan menampilkan produk unggulan Indonesia, antara lain produk manufaktur di sektor otomotif, sepatu, serta makanan dan minuman.
Dubes RI di Pretoria, Salman Al-Farisi di sela-sela Pameran Annual Global Business Roundtable (GBR) World Congress & Exhibition kepada Antara London, Sabtu menyebutkan booth Indonesia juga mempromosikan “10 New Bali”, menginformasikan pameran Trade Expo Indonesia yang akan diadakan di Jakarta, Oktober mendatang.
Dubes Salman Al-Farisi mengatakan pameran GBR ini menjadi jembatan dalam upaya meningkatkan kerja sama Indonesia dan Afrika Selatan. Pada pameran berlangsung di Johannesburg, Afrika Selatan Dubes mengatakan dalam tahun ini, KBRI Pretoria memperkenalkan sebuah platform digital untuk memasarkan produk Indonesia, yang dapat diakses setiap saat, dari setiap tempat. “Sudah saatnya kita menyamakan kecepatan kita dengan perkembangan teknologi. Saya meyakini efektivitas pemasaran digital ini untuk membantu penetrasi lebih lanjut pasar Afrika”, demikian Dubes RI di Pretoria, Salman Al-Farisi di sela-sela Pameran Annual Global Business Roundtable (GBR) World Congress & Exhibition yang berlangsung di Johannesburg, Afrika Selatan, dari tanggal 27 hingga 29 Maret lalu.
Dalam pameran, perusahaan e-commerce dari Indonesia, PT. Solusi Ekosistem Global, turut hadir untuk pertama kalinya dengan membawa platform Glexindo. Glexindo.com adalah marketplace online penjualan produk-produk unggulan Indonesia.
Dalam pameran , Glexindo membawa sample sejumlah produk UMKM antara lain batik, makanan khas dalam negeri, dan kerajinan asli Indonesia. Produk lampu HEI yang berbahan bakar air garam yang juga dibawa dari Jakarta berhasil menarik perhatian sejumlah pengunjung yang hadir dalam pertemuan GBR tahun ini.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Komisaris PT. Solusi Ekosistem Global, Hadi Lee, menghibahkan seperangkat monitor touchscreen yang merupakan media display digital beragam produk-produk Indonesia yang berada dalam katalog Glexindo.
Dalam penyerahan secara simbolis kepada Dubes RI di Pretoria yang dilakukan di sela-sela pameran, Hadi Lee menyampaikan bahwa perusahaannya siap memberikan akses data dan membuka diri untuk kerja sama lebih lanjut dengan KBRI Pretoria dan ITPC Johannesburg.
Minat pasar Afrika Selatan juga ditunjukkan datangnya permintaan wawancara kepada pihak Indonesia.
Dubes RI di Pretoria memanfaatkan wawancaranya dengan Jaringan ITV Media dan GBR TV untuk memperkenalkan lebih lanjut berbagai produk dan potensi Indonesia yang masih terasakan asing bagi pasar Afrika Selatan. Dubes meyakini dengan kepercayaan dan modal sejarah panjang antara Indonesia dan Afrika Selatan di masa lalu, potensi peningkatan kerja sama bilateral antara kedua negara di berbagai sektor masih terbuka lebar.
Pameran dan kongres tahunan Global Business Roundtable (GBR) World Congress & Exhibition dimotori GBR, organisasi nirlaba yang memiliki misi membangun forum jejaring kerja bagi para pelaku usaha dari berbagai sektor di Afrika Selatan. Kegiatan tahun ini mengangkat tema “Achieving Sustainable Global Economic Growth and Equitable Distribution of Resources”.
(ZG)
DIPLOMASI
Bali Democracy Forum: Capaian Diplomasi Indonesia Dipromosikan
Jakarta (ANTARA) - Zgibbons
Kementerian Luar Negeri mengelar sosialisasi capaian diplomasi Indonesia dalam bentuk seminar dan simulasi sidang The 11th Bali Democracy Forum (BDF) di adakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) selama dua hari 26 dan 27 Maret lalu,
Direktur Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri, Azis Nurwahyudi, kepada Antara, Kamis menyebutkan Bali Democracy Forum (BDF) merupakan salah satu kegiatan utama diplomasi publik Indonesia yang konsisten dilaksanakan sejak tahun 2008.
BDF merupakan forum yang diinisiasi Indonesia untuk membentuk tata bangun demokrasi kawasan (democratic architecture), utamanya di kawasan Asia dan Pasifik. BDF bertujuan day jmengintensifkan dialog serta meningkatkan saling-pengertian dan penghargaan di antara bangsa-bangsa, utamanya di Asia.
Melalui aktifitas seminar dan simulasi sidang BDF ke-11 tersebut, Kementerian Luar Negeri memperkenalkan sekaligus mempromosikan demokrasi sebagai salah satu aset utama diplomasi publik Indonesia kepada lebih dari 100 mahasiswa jurusan Hubungan Internasional UMY.
Kegiatan diawali dengan pemaparan mengenai diplomasi publik Indonesia dan penyampaian informasi mengenai Bali Democracy Forum oleh Azis Nurwahyudi, Direktur Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri.
Dalam paparannya, Direktur Diplomasi Publik menyampaikan pentingnya pengelolaan berbagai aset diplomasi publik Indonesia (diantaranya demokrasi, keragaman budaya dan pluralitas agama) dengan baik agar dapat meningkatkan citra dan kepercayaan terhadap Indonesia di mata internasional. Selain itu,ia juga menegaskan kembali pentingnya BDF sebagai salah satu capaian terbesar Indonesia di bidang diplomasi publik.
Awalnya BDF hanya diikuti 40 negara peserta di tahun 2008. Tapi terakhir tahun 2018 jumlah partisipannya sudah mencapai 90 negara dari berbagai kawasan, tidak hanya Asia”, ujar Azis.
Peningkatan jumlah partisipan BDF tersebut mengindikasikan kepercayaan terhadap Indonesia yang kian meningkat di tingkat global. Pada hari kedua, peserta mensimulasikan sidang ke-11 BDF dan berperan sebagai para diplomat dari negara peserta BDF ke-11. Berdasarkan penilaian terhadap peran, posisi dan opini disampaikan, dapat disimpulkan bahwa peran BDF sebagai wadah sharing experience dipahami dengan baik dan benar oleh peserta.
Dosen pengampu mata kuliah Praktik Diplomasi UMY, Ratih Herningtias menyampaikan bahwa kegiatan simulasi tersebut bermanfaat untuk membumikan teori, konsep atau perspektif HI yang selama ini terkesan abstrak dan diawang-awang menjadi sebuah aktivitas operasional dan praktikal. Mahasiswa dapat merasakan bagaimana isu hubungan internasional adalah isu keseharian dalam kehidupan di sekitar mereka, dimana mereka tidak hanya menjadi penonton namun juga dapat mengambil bagian dalam berbagai aktivitasnya.(ZG)
Kementerian Luar Negeri mengelar sosialisasi capaian diplomasi Indonesia dalam bentuk seminar dan simulasi sidang The 11th Bali Democracy Forum (BDF) di adakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) selama dua hari 26 dan 27 Maret lalu,
Direktur Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri, Azis Nurwahyudi, kepada Antara, Kamis menyebutkan Bali Democracy Forum (BDF) merupakan salah satu kegiatan utama diplomasi publik Indonesia yang konsisten dilaksanakan sejak tahun 2008.
BDF merupakan forum yang diinisiasi Indonesia untuk membentuk tata bangun demokrasi kawasan (democratic architecture), utamanya di kawasan Asia dan Pasifik. BDF bertujuan day jmengintensifkan dialog serta meningkatkan saling-pengertian dan penghargaan di antara bangsa-bangsa, utamanya di Asia.
Melalui aktifitas seminar dan simulasi sidang BDF ke-11 tersebut, Kementerian Luar Negeri memperkenalkan sekaligus mempromosikan demokrasi sebagai salah satu aset utama diplomasi publik Indonesia kepada lebih dari 100 mahasiswa jurusan Hubungan Internasional UMY.
Kegiatan diawali dengan pemaparan mengenai diplomasi publik Indonesia dan penyampaian informasi mengenai Bali Democracy Forum oleh Azis Nurwahyudi, Direktur Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri.
Dalam paparannya, Direktur Diplomasi Publik menyampaikan pentingnya pengelolaan berbagai aset diplomasi publik Indonesia (diantaranya demokrasi, keragaman budaya dan pluralitas agama) dengan baik agar dapat meningkatkan citra dan kepercayaan terhadap Indonesia di mata internasional. Selain itu,ia juga menegaskan kembali pentingnya BDF sebagai salah satu capaian terbesar Indonesia di bidang diplomasi publik.
Awalnya BDF hanya diikuti 40 negara peserta di tahun 2008. Tapi terakhir tahun 2018 jumlah partisipannya sudah mencapai 90 negara dari berbagai kawasan, tidak hanya Asia”, ujar Azis.
Peningkatan jumlah partisipan BDF tersebut mengindikasikan kepercayaan terhadap Indonesia yang kian meningkat di tingkat global. Pada hari kedua, peserta mensimulasikan sidang ke-11 BDF dan berperan sebagai para diplomat dari negara peserta BDF ke-11. Berdasarkan penilaian terhadap peran, posisi dan opini disampaikan, dapat disimpulkan bahwa peran BDF sebagai wadah sharing experience dipahami dengan baik dan benar oleh peserta.
Dosen pengampu mata kuliah Praktik Diplomasi UMY, Ratih Herningtias menyampaikan bahwa kegiatan simulasi tersebut bermanfaat untuk membumikan teori, konsep atau perspektif HI yang selama ini terkesan abstrak dan diawang-awang menjadi sebuah aktivitas operasional dan praktikal. Mahasiswa dapat merasakan bagaimana isu hubungan internasional adalah isu keseharian dalam kehidupan di sekitar mereka, dimana mereka tidak hanya menjadi penonton namun juga dapat mengambil bagian dalam berbagai aktivitasnya.(ZG)
RUSIA
Dubes RI Moskow Jadi imam di Masjid Tertua Rusia
London (ANTARA) -
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, didaulat menjadi imam bagi beberapa pejabat tinggi Republik Dagestan di Masjid tertua di Rusia yang merupakan momen langka terjadi di kota Derbent, Rusia.
Dubes Wahid mengatakan bahwa ini merupakan sebuah penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada Indonesia, ketika diminta menjadi imam sholat oleh para pejabat setempat di masjid tertua di Rusia.
Minister Counsellor Pensosbud, KBRI Moskow, Adiguna Wijaya
kepada Antara London, Kamis mengatakan kota Derbent yang berjarak sekitar 170 kilometer dari Makhachkala, ibu kota Republik Dagestan, merupakan salah satu kota tertua di Rusia yang berusia lebih dari 2.000 tahun.
Dubes
Wahid dalam kunjungan kerjanya di Derbent
yang didampingi Minister Counsellor Ekonomi, Edi Suharto, Minister Counsellor Pensosbud, Adiguna Wijaya dan Sekretaris I, Bustan Jufri, berkesempatan mengunjungi masjid tertua di Rusia, yaitu Masjid Juma yang dibangun pada tahun 734. Masjid yang bernuansa Persia ini merupakan bangunan bersejarah yang menjadi saksi penyebaran agama Islam di Rusia dan kawasan sekitar.
Kaum muslimin di Republik Dagestan memiliki kesamaan mazhab dengan di Indonesia. Di dalam kompleks masjid terdapat beberapa pohon yang telah berumur ratusan tahun. Imam Masjid Juma kota Derbent, Rizvan Gabibov, dengan penuh suka cita menyambut Dubes Wahid karena ini merupakan kunjungan Dubes Indonesia yang pertama kalinya dilakukan selama hampir 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Rusia. “Kami sangat senang dan menghargai sekali perhatian yang diberikan saudara dari Indonesia yang kami kenal sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim”, ujar Imam Gabibov.
Dubes Wahid dan delegasi berkesempatan mengunjungi kompleks benteng kuno dan bersejarah, “Naryn-Kala”, yang berumur 2.000 tahun yang telah ditetapkan sebagai “Warisan Dunia UNESCO” sejak tahun 2003. Rangkaian kegiatan lainnya di kota Derbent adalah berziarah ke pemakaman “Ziyarat Kyrhlyar” yang menjadi salah satu tempat yang dianggap sakral di kawasan Kaukasia Utara.
Di pemakaman ini terdapat kompleks kecil dimana dimakamkan 40 orang martir para kerabat dari sahabat Nabi yang menyebarkan Islam ke Rusia pada periode awal masuknya Islam ke Rusia, sekitar 10 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Islam telah lebih dahulu masuk ke Rusia ratusan tahun lebih awal ketimbang masuknya Islam ke Indonesia. Saat ini, Rusia adalah negara di Eropa dengan jumlah populasi muslim terbesar yang mencapai 25 juta orang.
Kunjungan ke kota Derbent adalah bagian dari rangkaian kunjungan kerja Dubes ke Republik Dagestan dari tanggal 24 hingga 27 Maret.
Pada saat kedatangan di bandara Makhachkala, Dubes disambut Wakil Pertama Ketua Pemerintah Republik Dagestan, Gadjimagomed Huseynov, Menteri Ekonomi dan Pembangunan Wilayah Republik Dagestan, Osman Khasbulatov, Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Luar Negeri Rusia di Republik Dagestan, Amirhan Magomeddadaev. Para pejabat tinggi juga mendampingi kunjungan ke kota Derbent. Turut mendampingi Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Republik Dagestan, Enrik Muslimov dan Wakil Walikota Derbent, Vidadi Zeinalov.
Tujuan utama kunjungan kerja ke Republik Dagestan adalah untuk menjajaki potensi pengembangan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi. Dubes menilai produk makanan halal dan fashion sangat berpotensi masuk ke pasar Dagestan yang merupakan pusat pusat perdagangan di daerah Kaukusia. Selain itu daerah ini memiliki potensi pariwisata yang tinggi, terutama bagi penggemar wisata religi dan sejarah.
Republik Dagestan dengan populasi sekitar tiga juta jiwa 95% penduduknya beragama Islam memiliki bagian pesisir di Laut Kaspia dan berbatasan dengan Georgia serta Azerbaijan dan berseberangan dengan Kazakhstan. Republik Dagestan menjadi lebih dikenal dunia sejak salah satu warganya, Khabib Abdulmanapovich Nurmagomedov, menjadi juara dunia ajang petarung profesional UFC (The Ultimate Fighting Championship). Ia adalah seorang muslim pertama dan warga Rusia pertama yang berhasil menjadi juara dunia di ajang ini.(ZG)
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, didaulat menjadi imam bagi beberapa pejabat tinggi Republik Dagestan di Masjid tertua di Rusia yang merupakan momen langka terjadi di kota Derbent, Rusia.
Dubes Wahid mengatakan bahwa ini merupakan sebuah penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada Indonesia, ketika diminta menjadi imam sholat oleh para pejabat setempat di masjid tertua di Rusia.
Minister Counsellor Pensosbud, KBRI Moskow, Adiguna Wijaya
kepada Antara London, Kamis mengatakan kota Derbent yang berjarak sekitar 170 kilometer dari Makhachkala, ibu kota Republik Dagestan, merupakan salah satu kota tertua di Rusia yang berusia lebih dari 2.000 tahun.
Dubes
Wahid dalam kunjungan kerjanya di Derbent
yang didampingi Minister Counsellor Ekonomi, Edi Suharto, Minister Counsellor Pensosbud, Adiguna Wijaya dan Sekretaris I, Bustan Jufri, berkesempatan mengunjungi masjid tertua di Rusia, yaitu Masjid Juma yang dibangun pada tahun 734. Masjid yang bernuansa Persia ini merupakan bangunan bersejarah yang menjadi saksi penyebaran agama Islam di Rusia dan kawasan sekitar.
Kaum muslimin di Republik Dagestan memiliki kesamaan mazhab dengan di Indonesia. Di dalam kompleks masjid terdapat beberapa pohon yang telah berumur ratusan tahun. Imam Masjid Juma kota Derbent, Rizvan Gabibov, dengan penuh suka cita menyambut Dubes Wahid karena ini merupakan kunjungan Dubes Indonesia yang pertama kalinya dilakukan selama hampir 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Rusia. “Kami sangat senang dan menghargai sekali perhatian yang diberikan saudara dari Indonesia yang kami kenal sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim”, ujar Imam Gabibov.
Dubes Wahid dan delegasi berkesempatan mengunjungi kompleks benteng kuno dan bersejarah, “Naryn-Kala”, yang berumur 2.000 tahun yang telah ditetapkan sebagai “Warisan Dunia UNESCO” sejak tahun 2003. Rangkaian kegiatan lainnya di kota Derbent adalah berziarah ke pemakaman “Ziyarat Kyrhlyar” yang menjadi salah satu tempat yang dianggap sakral di kawasan Kaukasia Utara.
Di pemakaman ini terdapat kompleks kecil dimana dimakamkan 40 orang martir para kerabat dari sahabat Nabi yang menyebarkan Islam ke Rusia pada periode awal masuknya Islam ke Rusia, sekitar 10 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Islam telah lebih dahulu masuk ke Rusia ratusan tahun lebih awal ketimbang masuknya Islam ke Indonesia. Saat ini, Rusia adalah negara di Eropa dengan jumlah populasi muslim terbesar yang mencapai 25 juta orang.
Kunjungan ke kota Derbent adalah bagian dari rangkaian kunjungan kerja Dubes ke Republik Dagestan dari tanggal 24 hingga 27 Maret.
Pada saat kedatangan di bandara Makhachkala, Dubes disambut Wakil Pertama Ketua Pemerintah Republik Dagestan, Gadjimagomed Huseynov, Menteri Ekonomi dan Pembangunan Wilayah Republik Dagestan, Osman Khasbulatov, Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Luar Negeri Rusia di Republik Dagestan, Amirhan Magomeddadaev. Para pejabat tinggi juga mendampingi kunjungan ke kota Derbent. Turut mendampingi Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Republik Dagestan, Enrik Muslimov dan Wakil Walikota Derbent, Vidadi Zeinalov.
Tujuan utama kunjungan kerja ke Republik Dagestan adalah untuk menjajaki potensi pengembangan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi. Dubes menilai produk makanan halal dan fashion sangat berpotensi masuk ke pasar Dagestan yang merupakan pusat pusat perdagangan di daerah Kaukusia. Selain itu daerah ini memiliki potensi pariwisata yang tinggi, terutama bagi penggemar wisata religi dan sejarah.
Republik Dagestan dengan populasi sekitar tiga juta jiwa 95% penduduknya beragama Islam memiliki bagian pesisir di Laut Kaspia dan berbatasan dengan Georgia serta Azerbaijan dan berseberangan dengan Kazakhstan. Republik Dagestan menjadi lebih dikenal dunia sejak salah satu warganya, Khabib Abdulmanapovich Nurmagomedov, menjadi juara dunia ajang petarung profesional UFC (The Ultimate Fighting Championship). Ia adalah seorang muslim pertama dan warga Rusia pertama yang berhasil menjadi juara dunia di ajang ini.(ZG)
Jumat, 29 Maret 2019
BRUSEL
RI tegaskan isu kelapa sawit kepada Uni Eropa
Rabu, 27 Maret 2019 19:07 WIB
Dubes RI untuk Belgia merangkap Uni Eropa (UE) dan Luksemburg, Yuri O. Thamrin, menekankan perlunya "win-win solution" dalam penyelesaian isu diskriminasi yang dilakukan Uni Eropa terhadap minyak kelapa sawit pada Seminar bertema "ASEAN-EU Relations: Advancing a Partnership for Innovation and Sustainability" yang diselenggarakan di European Institute for Asian Studies (EIAS), think tank Uni Eropa berbasis di Brussels, Selasa (26/3)
London (ANTARA) - Indonesia kembali angkat isu diskriminasi yang dilakukan Uni Eropa terhadap minyak kelapa sawit pada Seminar bertema "ASEAN-EU Relations: Advancing a Partnership for Innovation and Sustainability" yang diselenggarakan di European Institute for Asian Studies (EIAS), think tank Uni Eropa berbasis di Brussels, Selasa,
Dubes RI untuk Belgia merangkap Uni Eropa (UE) dan Luksemburg, Yuri O. Thamrin, menekankan perlunya "win-win solution" dalam penyelesaian isu ini, demikian Sekretaris Kedua Fungsi Ekonomi KBRI Brusel, Andi Sparringa kepada Antara London, Rabu.
Dubes Yuri mengatakan, diskriminasi yang dilakukan Uni Eropa terhadap sawit akan berimplikasi negatif terhadap sedikitnya 17 juta orang yang terlibat dalam industri sawit.
Ia kembali menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus meningkatkan upayanya dalam menghasilkan minyak kelapa sawit yang berkelanjutan (sustainable palm oil). Indonesia tidak akan membiarkan lahan hijaunya dirusak demi kelapa sawit. Oleh karena itu, Indonesia berkeberatan dengan kebijakan Uni Eropa melalui Delegated Act yang mengkategorikan sawit sebagai komoditi merusak lingkungan dan menyebabkan deforestasi.
Diskriminasi dan double standard yang diterapkan Uni Eropa dibenarkan oleh salah salah satu anggota Parlemen Eropa terkemuka, Dr. Werner Langen, yang merupakan Ketua DASE (Delegation for relations with the countries of Southeast Asia and ASEAN). Dalam surat terbukanya, Langen menyampaikan pandangannya bahwa minyak kelapa sawit yang diproduksi secara berkelanjutan seharusnya tidak masuk dalam kategori beresiko tinggi terhadap lingkungan (Indirect Land Use Change/ILUC high risk) dan kebijakan Delegated Act Komisi Eropa tersebut “pure protectionist and hypocritical”.
Menanggapi hal ini, Mr. David Daly dari European External Action Service (EEAS), EU Commission, menyampaikan pada dasarnya Uni Eropa tidak melarang sawit untuk masuk ke pasar Uni Eropa, hanya saja untuk memenuhi target Renewable Energy 2030, Uni Eropa berkomitmen untuk mengurangi penggunaan biofuel yang tidak ramah lingkungan. Untuk menjembatani hal ini, Uni Eropa siap berdialog dengan Indonesia dan negara produsen sawit lainnya.
Berbicara di depan sedikitnya 150 tamu undangan kebanyakan adalah peneliti dan think tank, Dubes Yuri juga menyampaikan kekhwatirannya mengenai meningkatnya Islamophobia dan "white supremacists" yang merupakan "social cancer" yang dapat menggerogoti nilai-nilai demokrasi, toleransi dan pluralisme yang selalu dijunjung tinggi oleh negara-negara Eropa.
Isu minyak kelapa sawit dan Islamophobia mendominasi diskusi mengenai upaya untuk memajukan kemitraan ASEAN dan EU yang juga dihadiri Duta Besar dari 10 negara ASEAN.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Edy Supriyadi
DIPLOMASI
Capaian diplomasi Indonesia dipromosikan dalam Forum Demokrasi Bali
Kamis, 28 Maret 2019 13:45 WIB
Capaian diplomasi Indonesia dipromosikan kepada mahasiswa di Yogjakarta (ist)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri menggelar sosialisasi capaian diplomasi Indonesia dalam bentuk seminar dan simulasi sidang ke-11 Forum Demokrasi Bali (The 11th Bali Democracy Forum/BDF) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) selama dua hari, pada 26 dan 27 Maret 2019.
Direktur Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri, Azis Nurwahyudi, kepada Antara, Kamis menyebutkan FDB merupakan salah satu kegiatan utama diplomasi publik Indonesia yang konsisten dilaksanakan sejak 2008.
FDB merupakan forum yang diinisiasi Indonesia untuk membentuk tata bangun demokrasi kawasan (democratic architecture), utamanya di kawasan Asia dan Pasifik.
FDB bertujuan untuk mengintensifkan dialog serta meningkatkan saling-pengertian dan penghargaan di antara bangsa-bangsa, utamanya di Asia.
Melalui aktifitas seminar dan simulasi sidang FDB ke-11 tersebut, Kementerian Luar Negeri memperkenalkan sekaligus mempromosikan demokrasi sebagai salah satu aset utama diplomasi publik Indonesia kepada lebih dari 100 mahasiswa jurusan Hubungan Internasional UMY.
Kegiatan diawali dengan pemaparan mengenai diplomasi publik Indonesia dan penyampaian informasi mengenai FDB oleh Azis Nurwahyudi, Direktur Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri.
Dalam paparannya, Direktur Diplomasi Publik menyampaikan pentingnya pengelolaan berbagai aset diplomasi publik Indonesia (diantaranya demokrasi, keragaman budaya dan pluralitas agama) dengan baik agar dapat meningkatkan citra dan kepercayaan terhadap Indonesia di mata internasional.
Selain itu,ia juga menegaskan kembali pentingnya FDB sebagai salah satu capaian terbesar Indonesia di bidang diplomasi publik.
"Awalnya FDB hanya diikuti 40 negara peserta di 2008. Tapi pada akhir tahun itu juga jumlah partisipannya sudah mencapai 90 negara dari berbagai kawasan, tidak hanya Asia”, ujar Azis.
Peningkatan jumlah partisipan FDB tersebut mengindikasikan kepercayaan terhadap Indonesia yang kian meningkat di tingkat global.
Pada hari kedua, peserta mensimulasikan sidang ke-11 FDB dan berperan sebagai para diplomat dari negara peserta FDB ke-11. Berdasarkan penilaian terhadap peran, posisi dan opini disampaikan, dapat disimpulkan bahwa perannya sebagai wadah berbagi pengalaman dipahami dengan baik dan benar oleh peserta.
Dosen pengampu mata kuliah Praktik Diplomasi UMY, Ratih Herningtias menyampaikan bahwa kegiatan simulasi tersebut bermanfaat untuk membumikan teori, konsep atau perspektif HI yang selama ini terkesan abstrak dan di awang-awang menjadi sebuah aktivitas operasional dan praktikal.
Mahasiswa dapat merasakan bagaimana isu hubungan internasional adalah isu keseharian dalam kehidupan di sekitar mereka sehingga mereka tidak hanya menjadi penonton, namun juga dapat mengambil bagian dalam berbagai aktivitasnya.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Edy Sujatmiko
ITALIA
Ini yang dipelajari mahasiswa sekolah mode Italia tentang Indonesia
Rabu, 27 Maret 2019 22:54 WIB
Sejumlah 40 mahasiswa dan tenaga pengajar sekolah Mode KOEFIA di Roma mempelajari wastra Indonesia dan berkreasi membuat rancangan dengan menggunakan ragam wastra nusantara dan karya terpilih akan ditampilkan pada Rome Fashion Week / Altaroma Juli mendatang.
London (ANTARA) - Sejumlah 40 mahasiswa dan tenaga pengajar sekolah Mode KOEFIA di Roma mempelajari wastra Indonesia dan berkreasi membuat rancangan dengan menggunakan ragam wastra nusantara dan karya terpilih akan ditampilkan pada Rome Fashion Week/Altaroma Juli 2019.
Dalam acara yang diadakan di KBRI Roma, Italia pada hari Selasa (26/3) dibuka secara resmi Dubes Indonesia di Roma, Esti Andayani, demikian Pensosbud KBRI Roma ,Veronika Vonny kepada Antara London, Rabu.
Dalam sambutannya Dubes mengatakan kerja sama dengan KOEFIA kali ini sangat tepat waktu, seiring dengan momentum Peringatan 70 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia–Italia, dengan tema perayaan adalah promosi kerja sama industri kreatif dan UKM. “Fashion dan desain adalah salah satu elemen penting ekonomi kreatif, menjadi tema utama dari Peringatan 70 Tahun Hubungan Diplomatik RI–Italia tahun ini,” ujarnya.
Dubes berharap mahasiswa KOEFIA dapat terinspirasi dari acara ini untuk proses kreatif selanjutnya, menghadirkan interpretasi atas nilai dan warisan budaya kain Indonesia dalam rancangan busana.
Pada kesempatan ini, Wakil Kepala Perwakilan RI, J.S. George Lantu mempresentasikan beragam wastra Indonesia termasuk batik, tenun, dan ikat. Ia menyebutkan sejarah, jenis, arti dan nilai-nilai penting dari wastra Indonesia dan mahasiswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang dan mencermati berbagai wastra yang tersedia.
Sementara demo membatik dilakukan Ranty Yustina Dewi, mahasiswi program Master dari Universitas Calabria.
Para mahasiswa antusias mencoba membuat gambar dengan canting dan malam di atas sehelai kain. “Menakjubkan sekali mempelajari pembuatan batik, cara pemakaian, serta arti yang berbeda dari berbagai motif.” ujar Caterina, salah seorang mahasiswa.
Sementara Adna, siswa lainnya mengakui belajar membatik ternyata sangat menyenangkan, batik penuh dengan warna dan keindahan alam persis seperti Indonesia, ujarnya.
Para pengurus dan amggota Dharma Wanita Persatuan KBRI Roma dipimpin Ny. Lona Hutape memperagakan busana beragam jenis kain dan pakaian Indonesia dalam desain tradisional maupun modern yang mendapatkan apresiasi dari mahasiswa mode.
Sebagian mahasiswa yang hadir tampak serius mempelajari padu pada kain, cara dan seni memakai kain batik yang disampaikan Dubes Esti Andayani.
Direktur Sekolah Mode KOEFIA, Profesor Giovanni Di Pasquale menyampaikan apresiasinya atas kesempatan bagi para mahasiswanya untuk lebih dalam mengenal kain Indonesia, “Indonesia menghasilkan produk-produk yang sangat indah, kolaborasi antara kain Indonesia dengan kreasi dan tradisi Italia akan menghasilkan produk akhir yang luar biasa,” ujarnya.
Sementara itu Bianca Lami, dosen senior yang pernah beberapa kali menjadi juri di Indonesia Fashion Week di Jakarta mengatakan mahasiswa telah mendapatkan pengalaman yang sangat autentik, memasuki atmosfer cahaya, kostum, warna, dan teknik kain Indonesia.
Hal ini merupakan landasan referensi yang penting untuk menciptakan koleksi yang bermakna sebagai meeting point Indonesia dan Italia, terutama dalam rangkaian Peringatan 70 Tahun hubungan kedua negara.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Hendra Agusta
ITALIA
Ini yang dipelajari mahasiswa sekolah mode Italia tentang Indonesia
Rabu, 27 Maret 2019 22:54 WIB
Sejumlah 40 mahasiswa dan tenaga pengajar sekolah Mode KOEFIA di Roma mempelajari wastra Indonesia dan berkreasi membuat rancangan dengan menggunakan ragam wastra nusantara dan karya terpilih akan ditampilkan pada Rome Fashion Week / Altaroma Juli mendatang.
London (ANTARA) - Sejumlah 40 mahasiswa dan tenaga pengajar sekolah Mode KOEFIA di Roma mempelajari wastra Indonesia dan berkreasi membuat rancangan dengan menggunakan ragam wastra nusantara dan karya terpilih akan ditampilkan pada Rome Fashion Week/Altaroma Juli 2019.
Dalam acara yang diadakan di KBRI Roma, Italia pada hari Selasa (26/3) dibuka secara resmi Dubes Indonesia di Roma, Esti Andayani, demikian Pensosbud KBRI Roma ,Veronika Vonny kepada Antara London, Rabu.
Dalam sambutannya Dubes mengatakan kerja sama dengan KOEFIA kali ini sangat tepat waktu, seiring dengan momentum Peringatan 70 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia–Italia, dengan tema perayaan adalah promosi kerja sama industri kreatif dan UKM. “Fashion dan desain adalah salah satu elemen penting ekonomi kreatif, menjadi tema utama dari Peringatan 70 Tahun Hubungan Diplomatik RI–Italia tahun ini,” ujarnya.
Dubes berharap mahasiswa KOEFIA dapat terinspirasi dari acara ini untuk proses kreatif selanjutnya, menghadirkan interpretasi atas nilai dan warisan budaya kain Indonesia dalam rancangan busana.
Pada kesempatan ini, Wakil Kepala Perwakilan RI, J.S. George Lantu mempresentasikan beragam wastra Indonesia termasuk batik, tenun, dan ikat. Ia menyebutkan sejarah, jenis, arti dan nilai-nilai penting dari wastra Indonesia dan mahasiswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang dan mencermati berbagai wastra yang tersedia.
Sementara demo membatik dilakukan Ranty Yustina Dewi, mahasiswi program Master dari Universitas Calabria.
Para mahasiswa antusias mencoba membuat gambar dengan canting dan malam di atas sehelai kain. “Menakjubkan sekali mempelajari pembuatan batik, cara pemakaian, serta arti yang berbeda dari berbagai motif.” ujar Caterina, salah seorang mahasiswa.
Sementara Adna, siswa lainnya mengakui belajar membatik ternyata sangat menyenangkan, batik penuh dengan warna dan keindahan alam persis seperti Indonesia, ujarnya.
Para pengurus dan amggota Dharma Wanita Persatuan KBRI Roma dipimpin Ny. Lona Hutape memperagakan busana beragam jenis kain dan pakaian Indonesia dalam desain tradisional maupun modern yang mendapatkan apresiasi dari mahasiswa mode.
Sebagian mahasiswa yang hadir tampak serius mempelajari padu pada kain, cara dan seni memakai kain batik yang disampaikan Dubes Esti Andayani.
Direktur Sekolah Mode KOEFIA, Profesor Giovanni Di Pasquale menyampaikan apresiasinya atas kesempatan bagi para mahasiswanya untuk lebih dalam mengenal kain Indonesia, “Indonesia menghasilkan produk-produk yang sangat indah, kolaborasi antara kain Indonesia dengan kreasi dan tradisi Italia akan menghasilkan produk akhir yang luar biasa,” ujarnya.
Sementara itu Bianca Lami, dosen senior yang pernah beberapa kali menjadi juri di Indonesia Fashion Week di Jakarta mengatakan mahasiswa telah mendapatkan pengalaman yang sangat autentik, memasuki atmosfer cahaya, kostum, warna, dan teknik kain Indonesia.
Hal ini merupakan landasan referensi yang penting untuk menciptakan koleksi yang bermakna sebagai meeting point Indonesia dan Italia, terutama dalam rangkaian Peringatan 70 Tahun hubungan kedua negara.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Hendra Agusta
Langganan:
Postingan (Atom)