Jakarta (ANTARA) - Zgibbons Kementerian Luar Negeri mengelar sosialisasi capaian diplomasi Indonesia dalam bentuk seminar dan simulasi sidang The 11th Bali Democracy Forum (BDF) di adakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) selama dua hari 26 dan 27 Maret lalu, Direktur Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri, Azis Nurwahyudi, kepada Antara, Kamis menyebutkan Bali Democracy Forum (BDF) merupakan salah satu kegiatan utama diplomasi publik Indonesia yang konsisten dilaksanakan sejak tahun 2008. BDF merupakan forum yang diinisiasi Indonesia untuk membentuk tata bangun demokrasi kawasan (democratic architecture), utamanya di kawasan Asia dan Pasifik. BDF bertujuan day jmengintensifkan dialog serta meningkatkan saling-pengertian dan penghargaan di antara bangsa-bangsa, utamanya di Asia. Melalui aktifitas seminar dan simulasi sidang BDF ke-11 tersebut, Kementerian Luar Negeri memperkenalkan sekaligus mempromosikan demokrasi sebagai salah satu aset utama diplomasi publik Indonesia kepada lebih dari 100 mahasiswa jurusan Hubungan Internasional UMY. Kegiatan diawali dengan pemaparan mengenai diplomasi publik Indonesia dan penyampaian informasi mengenai Bali Democracy Forum oleh Azis Nurwahyudi, Direktur Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri. Dalam paparannya, Direktur Diplomasi Publik menyampaikan pentingnya pengelolaan berbagai aset diplomasi publik Indonesia (diantaranya demokrasi, keragaman budaya dan pluralitas agama) dengan baik agar dapat meningkatkan citra dan kepercayaan terhadap Indonesia di mata internasional. Selain itu,ia juga menegaskan kembali pentingnya BDF sebagai salah satu capaian terbesar Indonesia di bidang diplomasi publik. Awalnya BDF hanya diikuti 40 negara peserta di tahun 2008. Tapi terakhir tahun 2018 jumlah partisipannya sudah mencapai 90 negara dari berbagai kawasan, tidak hanya Asia”, ujar Azis. Peningkatan jumlah partisipan BDF tersebut mengindikasikan kepercayaan terhadap Indonesia yang kian meningkat di tingkat global. Pada hari kedua, peserta mensimulasikan sidang ke-11 BDF dan berperan sebagai para diplomat dari negara peserta BDF ke-11. Berdasarkan penilaian terhadap peran, posisi dan opini disampaikan, dapat disimpulkan bahwa peran BDF sebagai wadah sharing experience dipahami dengan baik dan benar oleh peserta. Dosen pengampu mata kuliah Praktik Diplomasi UMY, Ratih Herningtias menyampaikan bahwa kegiatan simulasi tersebut bermanfaat untuk membumikan teori, konsep atau perspektif HI yang selama ini terkesan abstrak dan diawang-awang menjadi sebuah aktivitas operasional dan praktikal. Mahasiswa dapat merasakan bagaimana isu hubungan internasional adalah isu keseharian dalam kehidupan di sekitar mereka, dimana mereka tidak hanya menjadi penonton namun juga dapat mengambil bagian dalam berbagai aktivitasnya.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar