Film Aruna dan Lidahnya buka festival film CinemAsia di Belanda
Film Aruna dan Lidahnya karya sutradara Edwin yang dibintangi Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra yang menonjolkan kekayaan kuliner dan rempah-rempah Indonesia menjadi film pembuka Festival Film CinemAsia di Kriterion Amsterdam Belanda yang diputar di Kriterion Amsterdam Belanda, Selasa malam.
Minister Counsellor Fungsi Pensosbud KBRI Denhaag, Renata Siagian kepada Antara London, Rabu menyebutkan film karya sutradara Indonesia, Edwin berhasil memukau dan menghanyutkan hampir 300 penonton yang memadati ruang theater.
Pembukaan secara resmi CinemAsia dilakukan Maggie Lee, Artistic Director dan Hui Hui Pan, Managing Director dari CinemAsia dan dilanjutkan dengan sambutan Duta Besar RI, I Gusti Agung Wesaka Puja.
Dubes menyatakan melalui film “Aruna dan Lidahnya” para penonton dapat melihat dan merasakan kenikmatan cita rasa kuliner Indonesia.
Dubes menyatakan melalui film “Aruna dan Lidahnya” para penonton dapat melihat dan merasakan kenikmatan cita rasa kuliner Indonesia.
Dikatakannya, cita rasa yang tercipta dari campuran berbagai rempah yang digunakan untuk menggelitik lidah kita. Film ini sejalan dengan upaya KBRI Den Haag mempromosikan kekayaan kuliner Nusantara dan rempah-rempah Indonesia di Belanda melalui tema spice road.
Terpilihnya film Aruna dan Lidahnya sebagai pembuka CinemAsia membuktikan bahwa film Indonesia memiliki kualitas kelas dunia dan dapat dinikmati pencinta film di manca negara. Melihat antusiasme pengunjung hari ini, saya optimis film-film Indonesia yang berkompetisi dalam festival kali ini akan mendapatkan capaian yang maksimal, ujar Dubes Puja.
“Saya menjadi sangat lapar dan ingin pergi ke Indonesia,”ujar beberapa penonton selepas menonton film Aruna dan Lidahnya karya sutradara Edwin yang membuka Festival Film CinemAsia di Kriterion Amsterdam Belanda, Selasa.(5/3)
Tiga film Indonesia lainnya yang diputar dalam festival adalah “Run to the Beach” karya Riri Riza, “Cek Toko Sebelah” karya Ernest Prakasa, dan “Ave Maryam” karya Ertanto Robby. Selain ketiga film panjang tersebut, film seri horror Folklore: A Mother’s Love karya Joko Anwar akan ditayangkan bersama Folklore: Nobody karya Eric Khoo dari Singapura.
Suasana Indonesia terasa kental dalam pembukaan festival kali ini, dimana penonton menikmati penampilan tarian Bajidor Kahot yang dibawakan kelompok Ina Dance, dan berbagai aneka makanan kecil dengan cita rasa Indonesia. Video promosi Wonderful Indonesia di awal screening semakin memperkuat impresi para penonton akan kekayaan alam dan budaya Indonesia.
Festival Film CinemAsia edisi ke-12 diadakan di Kriterion Theater Amsterdam, Belanda berlangsung dari tanggal 5 sampak 10 Maret mendatang diikuti 15 negara antara lain Indonesia, Malaysia, Vietnam, China, Thailand, dan Singapura. Festival juga melibatkan para juri, sutradara dan penggiat film dari 10 negara.
Festival diharapkan dapat memperkenalkan film-film Indonesia ke level Internasional dan membangkitkan semangat para sineas muda Indonesia untuk menghasilkan karya karya film terbaik, berkualitas dan dapat dinikmati pecinta film dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar