Akbar Keliling dunia Berkat Duta Hena Indonesia
15 Mar 2019, 06:58 WIB - Oleh:
Selama lima hari penyelenggaraan Pameran Pariwisata terbesar di dunia ITB Berlin dari tanggal 6 hingga 10 Maret lalu antrean panjang tidak putus-putusnya di Paviliun Wondeful Indonesia yang menyediakan jasa hena, tidak saja bagi remaja, tapi juga ada ibu-ibu dan anak kecil, bahkan pria juga ingin tangannya digambar dengan seni hena.
Banyak pengalaman menarik yang didapat putra pertama dari tiga bersaudara ini, bahkan ia berhasil mengumpulkan tip hingga mencapai Rp10 juta.
“Sebenarnya sih nggak harus kok itu, hanya serelanya saja,” ujar Akbar.
Dia bercerita awalnya ikut mempromosikan budaya hena kepada pengunjung paviliun Indonesia di berbagai pameran pariwisata di dunia, khususnya di Eropa, tidak lepas dari peran M Lutfi, EO yang mendapat tugas mengisi paviliun Indonesia di berbagai pameran pariwisata.
“Waktu itu saya dihubungi mas Lutfi,” ujar Akbar yang sempat merasa ketakutan karena akan diajak ke Arab Saudi mengisi paviliun Indonesia di pameran pariwisata di Dubai.
Akbar khawatir karena takut dijadikan TKI ilegal. Pada saat itu berita tentang agen pencari kerja untuk diperkejakan di Arab Saudi sebagai pembantu sedang marak.
Keterampilan Akbar mengambar hena di tangan para pengunjung paviliun Indonesia mendapat sambutan pengunjung. Selama menghena Akbar pun bercerita tentang keindahan berbagai objek wisata di Indonesia.
Melalui keterampilannya, Akbar pernah diajak oleh Kemenpar ke Dubai, ke pameran Pariwisata WTM London, ITB Berlin, Paris, Amsterdam, Madrid dan Kuala Lumpur.
“Bener-bener tidak pernah nyangka bisa keliling Eropa karena “ngehena”, dan bangga di umur segini, hobi aku berguna untuk media promosi pariwisata di kancah international,” ujarnya.
Menahan Lapar
Diakui Akbar, bila konsumen banyak yang antre, Akbar pun tidak tega. Kadang ia harus menahan lapar, haus, dan buang hajat, karena antrean pengunjung yang sedang ramai. Tapi, semua itu tidak terasa bila melihat mereka suka dengan lukisan hena.
Sering, katanya, pengunjung membanding atau mmeminta ditimpa lukisan hena sebelumnya yang mereka dapat dari negara lain, dengan lukisan hena dari Indonesia, dengan tambahan aksesoris, seperti gliter, dan manik-manik tampak lebih menarik.
Menurut Akbar, perjalanannya keliling Eropa menjadi kebanggaan bagi kedua orang tua dan menjadi cerita di antara teman temanya.
Bagi beberapa seniman sesama hena artist, Akbar berhasil mengangkat derajat mereka dengan mempromosikan dan mencetak prestasi di dunia seni ini, bahwa Hena pun bisa menjadi hobi yang berkualitas dan mendatangkan uang, bahkan bisa keliling dunia dan cukup dipandang.
Akbar mengakui bahwa ia berhasil menulis buku tentang nena dan diterbitkan oleh Gramedia, dan menjadi pioner buku tentang hena di Indonesia, dan juga media belajar bagi para hena artist pemula.
Buku yang berjudul "Henna Design - untuk pernikahan, life style dan special events" itu diterbitkan oleh PT Gramedia tahun lalu berisi tentang sejarah henhena, hhena di berbagai negara, tradisi dan tren hena di Indonesia, profesi hena artis di Indonesia
Akbar bercerita tentang pengalamannya yang menariknya waktu diajak Kemenpar ke Paris. dimana gambar menara Eiffel yang pernah dibuat di tangan, menjadi kenyataan dan bisa melihat langsung.
"Paris menjadi kota impian yang ingin aku kunjungin," ujar Akbar lagi yang bercita-cita bila punya uang akan melakukan leser untuk kedua matanya yang minus belasan.
“Saya pake lensa kontak yang saya ganti setiap enam bulan,” ujar Akbar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar