Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Denmark mengelar Konferensi “Nordic Baltic Indonesian Scholar Conference (NBISC)” ke-5 diikuti perwakilan PPI wilayah Nordik-Baltik meliputi PPI Denmark, PPI Finlandia, PPI Swedia, PPI Norwegia, PPI Estonia, PPI Latvia, PPI Lithuania, dan PPI Islandia yang diadakan di KBRI Kopenhagen, Sabtu(16/3).
Dubes RI untuk Denmark, M. Ibnu Said dalam konferensi tersebut menyampaikan perkembangan kerja sama bilateral Indonesia dan Denmark yang semakin erat, terutama di bidang lingkungan hidup dan energi . Kedua negara berkomitmen untuk menciptakan green growth and sustainable development, antara lain bekerja sama di sektor "circular economy" dan "solid waste management."
Dikatakannya kerja sama Denmark dan Indonesia di bidang lingkungan hidup dan energi terjalin sejak lama serta memiliki komitmen dalam mengimplementasikan kesepakatan kedua negara di kedua bidang .
Indonesia dan Denmark adalah close partners terkait menangani masalah lingkungan hidup, marine debris, energi, dan climate change,” ujar Dubes.
Tema yang diusung dalam konferensi ini adalah “Towards Achieving a Sustainable Future Through Sustainable Development Goals (SDGs)” yang merupakan agenda global untuk mendorong perubahan ke arah pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup.
Sementara itu Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim, Prof. Rachmat Witoelar, sebagai keynote speaker menyampaikan topik sustainability diangkat PPI dalam konferensi yang cocok untuk generasi muda.
Diharapkan para mahasiswa Indonesia semakin peduli dengan isu perubahan iklim dan tantangannya dan dapat memberikan kontribusi menciptakan solusinya.
Sedangkan Erna Witoelar mantan Duta Besar Khusus PBB untuk Millennium Development Goals (MDGs) dan saat ini sebagai Co-chair Filantropi Indonesia hadir sebagai pembicara, berbagi pemikirannya dalam mencapai tujuan SDGs diperlukan kemitraan lintas negara, lintas wilayah, dan lintas sektor, serta lintas disiplin ilmu.
Dikatakannya ada empat elemen penting dalam pencapaian SDGs adalah pemerintah, akademisi, bisnis dan organisasi masyarakat, serta media untuk bekerja sama dengan mengutamakan keterbukaan dan akuntabilitas.
Pembicara lainnya yang bergelut di bidang sustainability, Nick Fitzpatrick, Environmental Scientist dan climate activist Youth Climate Lab, Christian Lund - Head of Section for Global Development, Department of Food and Resource Economic, Copenhagen University dan Kun Mahardi, Phd - R&D Engineer Bruel & Kjaer Vibro.
Konferensi dipenuhi dialog mengenai isu dan tantangan dalam menghadapi perubahan iklim, komitmen Indonesia menurunkan emisi gas rumah kaca, tantangan sektor swasta dalam pengembangan energi terbarukan, serta kontribusi yang dapat dilakukan mahasiswa dan pemuda Indonesia.
Selain panel diskusi, mahasiswa juga melakukan presentasi poster yang merupakan hasil penelitian atau pemikiran mereka terkait dengan SDGs yang dapat diaplikasikan untuk memajukan Indonesia.
Di akhir konferensi, mahasiswa Indonesia menyampaikan pernyataan bersama “Nordic Baltic Indonesian Scholar Conference (NBISC) 2019”, yaitu Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) bukanlah hanya tanggung jawab pemerintah, namun dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri untuk memajukan ekonomi dan pembangunan sosial.
Mendorong triple helix dalam poin pertama untuk dapat berperan aktif mengintegrasikan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan yang bertujuan mengentaskan kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan memerangi perubahan iklim.
Memahami bahwa menjaga keberlangsungan lingkungan adalah hal yang mendesak dan diperlukan gerakan yang masif menyadarkan setiap individu untuk bergerak ke arah pembangunan yang berkelanjutan.
Pelajar Nordik Baltik, sebagai generasi muda, berkomitmen untuk berkontribusi dan bersinergi dalam mewujudkan target Sustainable Development Goals di Indonesia pada tahun 2030 sesuai dengan kapasitas, bidang, dan peran masing-masing sesuai dengan 17 pilar yang ditetapkan dalam SDGs.
Penguatan kerja sama antara diaspora pelajar Indonesia di wilayah Nordik-Baltik dengan akademisi, profesional, peneliti, dan pemerintah untuk mengembangkan penelitian dan mengimplementasikan ilmu yang didapat untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Dubes Ibnu menyampaikan harapannya agar para mahasiswa yang belajar di wilayah Nordik-Baltik dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan demi memajukan kesejahteraan bangsa Indonesia.
 
Editor: Muhammad Yusuf