Rumah hutan tropis Indonesia hadir di kebun binatang Berlin
News ID: 1258362
London (ANTARA) -
Rumah hutan tropis Bernuansa Indonesia hadir di Kebun Binatang Berlin menambah koleksi satwa Indonesia di Alfred Brehm Haus yang sekitar 75% satwa berasal dari Indonesia serta sejumlah tanaman seperti bambu dengan sekitar 66 jenis bambu di Tierpark Berlin.
Suasana Indonesia di rumah hutan tropis Alfred Brehm dilengkapi dengan sejumlah hasil karya seni Indonesia, demikian Pensosbud KBRI Berlin, Hannan Hadi kepada Antara London, Sabtu.
Dubes Indonesia di Jerman, Arif Havas Oegroseno, diminta Direktur Tierpark Berlin meresmikan pembukaan Rumah Hutan Tropis di kebun binatang berlokasi sekitar 13 km dari pusat Ibu Kota Republik Federal Jerman.
Rumah Hutan Tropis ini merupakan peremajaan dari Alfred Brehm Haus, yang menjadi salah satu lokasi paling bersejarah di kebun binatang ini.
Dubes Arif Havas Oegroseno, mengatakan kedekatan Indonesia dengan Kebun Binatang terbesar di Eropa, Tierpark Berlin, semakin meningkat. Dua tahun silam Indonesia ikut memberikan nama empat bayi harimau Sumatra.
Saat dibuka pada 20 Juni 1963, Alfred Bfrehm Haus merupakan rumah kebun binatang terbesar di dunia. Namun sesuai dengan standar kebun binatang terkini, Alfred Brehm Haus perlu direnovasi yang memakan waktu sekitar dua tahun.
Rumah seluas area dalam gedung sekitar 5300 m2 serta area udara terbuka sekitar 2000 m2, telah memperkokoh representasi Indonesia di kebun binatang ini. “Kami senang, Indonesia bisa ambil bagian dalam peremajaan Alfred Brehm Haus,” ujarnya.
Dubes mengaku ia dan Direktur Tierpark, Dr Andreas Knieriem mempunya misi yang sama, melestarikan aneka flora dan satwa khususnya yang berasal dari daerah tropis.
Renovasi Alfred Brehm Haus menjadi rumah hutan tropis didukung beberapa sponsor. Seperti Kementerian Keuangan Negara Bagian Berlin, Lotto Stiftung, dan Society of Zoo and Tierpark Patrons.
Dubes mengharapkan masyarakat Jerman mengetahui, kedekatan Indonesia dan Jerman khususnya di bidang budaya sudah berlangsung sejak lama. Salah satunya, pelukis Indonesia Raden Saleh yang menetap di Maxen Jerman sekitar tahun 1839-1845.
Hasil karyanya dikagumi pencinta seni di Jerman. Khusus di bidang pelestarian satwa, Indonesia dan Tierpark menjalin kerja sama pertukaran dan pembiakan satwa sejak tahun 1972.
Kerja sama itu pun terus berlanjut. Tahun 2013, Kementerian Kehutanan meminjamkan sepasang harimau Sumatra. Agustus 2018, empat bayi harimau lahir di Tierpark Berlin yang diberi nama Kiara, Oscar, Willi dan Seri.
Baru-baru ini, Tierpark menyepakati MoU dengan Taman Safari, Cisarua, dan Batu Secret Zoo, Malang. Direncanakan pada Desember 2020, Taman Safari Cisarua akan mengirimkan spesies golden cat. Sementara kebun binatang Batu Secret akan mengirimkan spesies beruang kaskus di tahun 2021.
KBRI Berlin memberikan sejumlah patung dan atap rumah khas Indonesia menjadi bagian dari interior Alfred Brehm Haus. Tanaman dan satwanya mayoritas dari Indonesia. Hiasan interiornya Indonesia dan iklimnya direkayasa sesuai dengan iklim Indonesia.
“Kita berharap para pengunjung dapat merasakan keindahan dan kekayaan alam Indonesia, yang pada akhirnya mendorong mereka berkunjung ke Indonesia,”demikian Dubes Oegroseno.
(ZG)
Rumah hutan tropis Bernuansa Indonesia hadir di Kebun Binatang Berlin menambah koleksi satwa Indonesia di Alfred Brehm Haus yang sekitar 75% satwa berasal dari Indonesia serta sejumlah tanaman seperti bambu dengan sekitar 66 jenis bambu di Tierpark Berlin.
Suasana Indonesia di rumah hutan tropis Alfred Brehm dilengkapi dengan sejumlah hasil karya seni Indonesia, demikian Pensosbud KBRI Berlin, Hannan Hadi kepada Antara London, Sabtu.
Dubes Indonesia di Jerman, Arif Havas Oegroseno, diminta Direktur Tierpark Berlin meresmikan pembukaan Rumah Hutan Tropis di kebun binatang berlokasi sekitar 13 km dari pusat Ibu Kota Republik Federal Jerman.
Rumah Hutan Tropis ini merupakan peremajaan dari Alfred Brehm Haus, yang menjadi salah satu lokasi paling bersejarah di kebun binatang ini.
Dubes Arif Havas Oegroseno, mengatakan kedekatan Indonesia dengan Kebun Binatang terbesar di Eropa, Tierpark Berlin, semakin meningkat. Dua tahun silam Indonesia ikut memberikan nama empat bayi harimau Sumatra.
Saat dibuka pada 20 Juni 1963, Alfred Bfrehm Haus merupakan rumah kebun binatang terbesar di dunia. Namun sesuai dengan standar kebun binatang terkini, Alfred Brehm Haus perlu direnovasi yang memakan waktu sekitar dua tahun.
Rumah seluas area dalam gedung sekitar 5300 m2 serta area udara terbuka sekitar 2000 m2, telah memperkokoh representasi Indonesia di kebun binatang ini. “Kami senang, Indonesia bisa ambil bagian dalam peremajaan Alfred Brehm Haus,” ujarnya.
Dubes mengaku ia dan Direktur Tierpark, Dr Andreas Knieriem mempunya misi yang sama, melestarikan aneka flora dan satwa khususnya yang berasal dari daerah tropis.
Renovasi Alfred Brehm Haus menjadi rumah hutan tropis didukung beberapa sponsor. Seperti Kementerian Keuangan Negara Bagian Berlin, Lotto Stiftung, dan Society of Zoo and Tierpark Patrons.
Dubes mengharapkan masyarakat Jerman mengetahui, kedekatan Indonesia dan Jerman khususnya di bidang budaya sudah berlangsung sejak lama. Salah satunya, pelukis Indonesia Raden Saleh yang menetap di Maxen Jerman sekitar tahun 1839-1845.
Hasil karyanya dikagumi pencinta seni di Jerman. Khusus di bidang pelestarian satwa, Indonesia dan Tierpark menjalin kerja sama pertukaran dan pembiakan satwa sejak tahun 1972.
Kerja sama itu pun terus berlanjut. Tahun 2013, Kementerian Kehutanan meminjamkan sepasang harimau Sumatra. Agustus 2018, empat bayi harimau lahir di Tierpark Berlin yang diberi nama Kiara, Oscar, Willi dan Seri.
Baru-baru ini, Tierpark menyepakati MoU dengan Taman Safari, Cisarua, dan Batu Secret Zoo, Malang. Direncanakan pada Desember 2020, Taman Safari Cisarua akan mengirimkan spesies golden cat. Sementara kebun binatang Batu Secret akan mengirimkan spesies beruang kaskus di tahun 2021.
KBRI Berlin memberikan sejumlah patung dan atap rumah khas Indonesia menjadi bagian dari interior Alfred Brehm Haus. Tanaman dan satwanya mayoritas dari Indonesia. Hiasan interiornya Indonesia dan iklimnya direkayasa sesuai dengan iklim Indonesia.
“Kita berharap para pengunjung dapat merasakan keindahan dan kekayaan alam Indonesia, yang pada akhirnya mendorong mereka berkunjung ke Indonesia,”demikian Dubes Oegroseno.
(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar