Dubes Wahid terima Penghargaan dari Dewan Mufti Rusia
News ID: 1292378
London (ANTARA) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, mendapat penghargaan Medal of Muslims of Russia “For Services” dari Dewan Mufti Rusia yang diberikan langsung Wakil Ketua Dewan Mufti Rusia, Rushan Abbyasov, di Kantor Dewan Mufti Rusia (29/7).
Penyerahan penghargaan ini dilakukan menjelang berakhirnya tugas Dubes Wahid di Rusia pada akhir Juli ini, demikian Sekretaris Pertama Pensosbud KBRI Moskow, Enjay Diana kepada Antara London, Kamis.
Rushan Abbyasov mengatakan penghargaan diberikan atas kontribusi Dubes Wahid selama bertugas di Rusia dalam mengembangkan dan memperdalam hubungan kebudayaan dan keagamaan antara bangsa Rusia dan Indonesia.
Penghargaan juga diberikan atas keaktifan Dubes Wahid dalam berbagai kegiatan Dewan Mufti Rusia dan Religious Board of Muslim of the Russian Federation yang ditujukan untuk mempererat perdamaian dan keharmonisan di masyarakat Rusia,” ujar Rushan Abbyasov sebelum menyematkan medali di baju batik yang dikenakan Dubes Wahid.
Rushan Abbyasov mencatat kedekatan hubungan masyarakat muslim Rusia dengan Indonesia, seperti peran kunjungan Presiden Soekarno ke St. Petersburg tahun 1956 dengan difungsikannya kembali Masjid Agung St. Petersburg sebagai tempat ibadah umat Muslim. Tidak sedikit kunjungan delegasi dan warga Indonesia ke Moskow selalu menyempatkan berkunjung ke Masjid Agung Moskow.
Menurut Rushan Abbyasov, Dubes Wahid juga memperkenalkan Islam di Rusia kepada masyarakat Indonesia, kunjungan ke masjid-masjid pada saat kunjungan kerja ke berbagai daerah di Rusia, dan keikutsertaan pada peresmian sejumlah masjid baru.
Rushan Abbyasov mengenang kunjungan pertama pada April 2011 ke berbagai kota di Indonesia, yaitu Jakarta dan memberi sambutan di Masjid Istiqlal menjelang sholat Jumat, Pondok Pesantren Gontor, dan UIN Malang. Kunjungan terakhirnya adalah pada Februari 2019 saat pameran foto “Tradisi Islam di Rusia” diadakan di Jakarta.
Sambutan masyarakat Indonesia sangat luar biasa dan saya berkeinginan berkunjung kembali ke Indonesia,” ujar Rushan Abbyasov yang masih ingat kata “matur nuwun”.
Rushan Abbyasov dan Dubes Wahid sepakat Indonesia dan Rusia memiliki banyak peluang kerja sama, termasuk di bidang ekonomi dan perdagangan, seperti sektor industri halal atau produk halal. Pasar di kedua negara sangat menjanjikan karena Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dan Rusia merupakan negara berpenduduk muslim terbanyak di Eropa yang mencapai sekitar 25 juta jiwa.
Dubes Wahid menggarisbawahi pentingnya kerja sama sektor wisata halal. Dikatakannya Indonesia aktif dalam mengembangkan kerja sama, seperti keikutsertaan pada Kazan Summit dan Russia Halal Expo di Kazan, serta Moscow Halal Expo. Ia juga mendorong Dewan Mufti Rusia untuk terus mengembangkan kerja sama dengan organisasi keagamaan, seperti Majelis Ulama Indonesia.
Hubungan antara bangsa Indonesia dan Rusia begitu erat. Pengenalan Indonesia di Rusia dilakukan sejak tahun 1945.
Sebelumnya salah seorang yang aktif memperkenalkan Indonesia di Rusia, Widji Utami atau Ami Intojo bertemu Dubes Wahid. Ami Intojo diaspora Indonesia di Rusia yang tinggal di Moskow sejak tahun 1956, aktif mengajar bahasa Indonesia di Moskow State Institute of International Relations (MGIMO) dari tahun 1970 hingga tahun 2008.
Dia meneruskan pekerjaan ayahnya, Prof. Intojo, yang khusus dikirim Presiden Soekarno ke Moskow tahun 1956 untuk mengajar Bahasa Indonesia di MGIMO.
Dalam beberapa tahun terakhir tidak sedikit warga Rusia yang berkunjung ke Indonesia, khususnya untuk berwisata, dan sebaliknya, dari Indonesia ke Rusia. Saat ini warga kedua negara belum dapat kembali saling mengunjungi karena pandemi Covid-19. (ZG)
Penyerahan penghargaan ini dilakukan menjelang berakhirnya tugas Dubes Wahid di Rusia pada akhir Juli ini, demikian Sekretaris Pertama Pensosbud KBRI Moskow, Enjay Diana kepada Antara London, Kamis.
Rushan Abbyasov mengatakan penghargaan diberikan atas kontribusi Dubes Wahid selama bertugas di Rusia dalam mengembangkan dan memperdalam hubungan kebudayaan dan keagamaan antara bangsa Rusia dan Indonesia.
Penghargaan juga diberikan atas keaktifan Dubes Wahid dalam berbagai kegiatan Dewan Mufti Rusia dan Religious Board of Muslim of the Russian Federation yang ditujukan untuk mempererat perdamaian dan keharmonisan di masyarakat Rusia,” ujar Rushan Abbyasov sebelum menyematkan medali di baju batik yang dikenakan Dubes Wahid.
Rushan Abbyasov mencatat kedekatan hubungan masyarakat muslim Rusia dengan Indonesia, seperti peran kunjungan Presiden Soekarno ke St. Petersburg tahun 1956 dengan difungsikannya kembali Masjid Agung St. Petersburg sebagai tempat ibadah umat Muslim. Tidak sedikit kunjungan delegasi dan warga Indonesia ke Moskow selalu menyempatkan berkunjung ke Masjid Agung Moskow.
Menurut Rushan Abbyasov, Dubes Wahid juga memperkenalkan Islam di Rusia kepada masyarakat Indonesia, kunjungan ke masjid-masjid pada saat kunjungan kerja ke berbagai daerah di Rusia, dan keikutsertaan pada peresmian sejumlah masjid baru.
Rushan Abbyasov mengenang kunjungan pertama pada April 2011 ke berbagai kota di Indonesia, yaitu Jakarta dan memberi sambutan di Masjid Istiqlal menjelang sholat Jumat, Pondok Pesantren Gontor, dan UIN Malang. Kunjungan terakhirnya adalah pada Februari 2019 saat pameran foto “Tradisi Islam di Rusia” diadakan di Jakarta.
Sambutan masyarakat Indonesia sangat luar biasa dan saya berkeinginan berkunjung kembali ke Indonesia,” ujar Rushan Abbyasov yang masih ingat kata “matur nuwun”.
Rushan Abbyasov dan Dubes Wahid sepakat Indonesia dan Rusia memiliki banyak peluang kerja sama, termasuk di bidang ekonomi dan perdagangan, seperti sektor industri halal atau produk halal. Pasar di kedua negara sangat menjanjikan karena Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dan Rusia merupakan negara berpenduduk muslim terbanyak di Eropa yang mencapai sekitar 25 juta jiwa.
Dubes Wahid menggarisbawahi pentingnya kerja sama sektor wisata halal. Dikatakannya Indonesia aktif dalam mengembangkan kerja sama, seperti keikutsertaan pada Kazan Summit dan Russia Halal Expo di Kazan, serta Moscow Halal Expo. Ia juga mendorong Dewan Mufti Rusia untuk terus mengembangkan kerja sama dengan organisasi keagamaan, seperti Majelis Ulama Indonesia.
Hubungan antara bangsa Indonesia dan Rusia begitu erat. Pengenalan Indonesia di Rusia dilakukan sejak tahun 1945.
Sebelumnya salah seorang yang aktif memperkenalkan Indonesia di Rusia, Widji Utami atau Ami Intojo bertemu Dubes Wahid. Ami Intojo diaspora Indonesia di Rusia yang tinggal di Moskow sejak tahun 1956, aktif mengajar bahasa Indonesia di Moskow State Institute of International Relations (MGIMO) dari tahun 1970 hingga tahun 2008.
Dia meneruskan pekerjaan ayahnya, Prof. Intojo, yang khusus dikirim Presiden Soekarno ke Moskow tahun 1956 untuk mengajar Bahasa Indonesia di MGIMO.
Dalam beberapa tahun terakhir tidak sedikit warga Rusia yang berkunjung ke Indonesia, khususnya untuk berwisata, dan sebaliknya, dari Indonesia ke Rusia. Saat ini warga kedua negara belum dapat kembali saling mengunjungi karena pandemi Covid-19. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar