Dubes sambut ABK kembali bekerja di Kapal pesiar Jerman
News ID: 1272194
London (ANTARA) -
Perusahaan kapal pesiar Jerman, AIDA Cruise mengirim dua pesawat charter ke Jakarta dengan nomor penerbangan DE8503 dan DE 8507, route Jakarta – Rostock dikhususkan untuk mengangkut 474 ABK Indonesia yang akan kembali bekerja di Jerman .
Pensosbud KBRI Berlin Hannan Hadi dalam keterangan yang diterima Antara London, Kamis para ABK sebelumnya dipulangkan oleh perusahaan karena pandemi Covid-19.
Dubes RI Jerman, Arif Havas Oegroseno menyambut dan menemui kru di dalam kabin sebelum meninggalkan pesawat di Bandarara Rostock-Laage, Rabu (22/7).
Dubes Oegroseno menyampaikan selamat datang kembali di Jerman, teman-teman. Kita ikut senang akhirnya teman-teman bisa bekerja kembali.
Pesan saya, tetap selalu jaga kesehatan dan perhatikan protokol yang ada. Kalau ada apa-apa silahkan kontak ke KBRI. Kami sangat terbuka untuk membantu, ujarnya.
Dubes Oegroseno mengakui proses penjemputan kembali kru ABK Aida Cruise bukan tanpa tantangan. Karena prinsipnya Pemerintah Indonesia berusaha mengurangi resiko WNI di luar negeri terdampak pandemi COVID-19.
Namun melihat kemajuan Pemerintah Jerman menangani COVID-19, ia yakin situasi sudah kondusif untuk mendatangkan kembali kru kapal pesiar Indonesia di Jerman.
KBRI juga sudah mencek dan berkoordinasi dengan pihak perusahaan tentang hal ini. Oleh karenanya KBRI membantu dalam proses pengurusan clearance pesawat serta persiapan lainnya.
Penjemputan kembali kru Indonesia ini merupakan kloter pertama. Direncanakan akan ada beberapa kloter berikutnya. Pihak AIDA menyebutkan, kru yang akan dipekerjakan kembali sebagian besar berasal dari Indonesia. Dan bagi Indoesia, ini adalah kali pertama ABK Indonesia kembali bekerja ke luar negeri di masa pandemi COVID-19.
Director for Brand Emergency Response, AIDA Cruise, Philipp Heidmann mengatakan Kru dari Indonesia ada sekitar 45%. Oleh karena itu Indonesia termasuk yang diprioritaskan tahap awal penjemputan para kru. Kita rencana akan beroperasi lagi tanggal 20 Agustus. Untuk itu, dari sekarang dimulai menjemput kru yang sebelumnya terpaksa dipulangkan”, ujar Philipp Heidmann,
Dikatakannya pada tahap awal ini, pihak perusahaan mengoperasikan tiga dari 14 kapal yang ada, yaitu kapal AIDAmar, AIDAblu dan AIDAperla. 474 ABK Indonesia yang telah dijemput hari ini akan bekerja kembali di ketiga kapal tersebut.
Pengoperasian kembali secara bertahap sektor wisata pesiar menjadi bagian strategi Pemerintah Jerman dalam mendorong pemulihan ekonomi. Meski demikian, pelaksanaan pelonggaran kebijakan ini tetap memberlakukan protokol kesehatan yang ketat.
Total kapasitas maksimal yang diizinkan hanya sepertiga dari standar kapasitas kapal keseluruhan pada saat sebelum pandemi. Sebagai contoh, dari 3.306 total kapasitas kapal AIDAmar hanya akan diisi 800 penumpang,
Begitu pula halnya dengan AIDAblue. Sementara untuk AIDAperla, dari total 5300 kapasitas yang dimiliki, hanya akan diisi 1300 penumpang. Angka ini belum termasuk kru yang berjumlah sekitar 400 orang di setiap kapal.
Selain itu pengawasan kesehatan juga diperketat. Sebelum naik kapal, seluruh ABK wajib menjalani pelatihan kebersihan dan kesehatan. Pelatihan ini menerapkan standar sesuai dengan ketentuan yang disertifikasi oleh perusahaan independen di Jenewa, SGS Fresenius.
Protokol kesehatan dilakukan dengan langkah terstruktur berdasarkan tingkat keamanan yang diperlukan di kapal. Selain itu, di tiap kapal ditugaskan hygiene officer untuk memonitor kepatuhan kru terhadap regulasi kebersihan dan kesehatan.
Pihak kapal juga disyaratkan untuk menyiapkan langkah kontinjensi penanganan kesehatan dalam kapal.
“Kami sudah dikarantina selama 14 hari di Hotel di Jakarta. Lalu 72 jam sebelum keberangkatan ke Jerman diwajibkan melakukan test PCR.
Salah seorang kru yang bekerja di AIDA Cruise mengatakan di Kapal nanti akan dikarantina lagi selama 14 hari dan secara regular diminta melakukan test PCR“, ujar Vivi, yang bekerja di AIDA Cruise selama 1,5 tahun. Seluruh biaya akomodasi, transportasi dan tes PCR ditanggung oleh pihak perusahaan kapal. (ZG)
Perusahaan kapal pesiar Jerman, AIDA Cruise mengirim dua pesawat charter ke Jakarta dengan nomor penerbangan DE8503 dan DE 8507, route Jakarta – Rostock dikhususkan untuk mengangkut 474 ABK Indonesia yang akan kembali bekerja di Jerman .
Pensosbud KBRI Berlin Hannan Hadi dalam keterangan yang diterima Antara London, Kamis para ABK sebelumnya dipulangkan oleh perusahaan karena pandemi Covid-19.
Dubes RI Jerman, Arif Havas Oegroseno menyambut dan menemui kru di dalam kabin sebelum meninggalkan pesawat di Bandarara Rostock-Laage, Rabu (22/7).
Dubes Oegroseno menyampaikan selamat datang kembali di Jerman, teman-teman. Kita ikut senang akhirnya teman-teman bisa bekerja kembali.
Pesan saya, tetap selalu jaga kesehatan dan perhatikan protokol yang ada. Kalau ada apa-apa silahkan kontak ke KBRI. Kami sangat terbuka untuk membantu, ujarnya.
Dubes Oegroseno mengakui proses penjemputan kembali kru ABK Aida Cruise bukan tanpa tantangan. Karena prinsipnya Pemerintah Indonesia berusaha mengurangi resiko WNI di luar negeri terdampak pandemi COVID-19.
Namun melihat kemajuan Pemerintah Jerman menangani COVID-19, ia yakin situasi sudah kondusif untuk mendatangkan kembali kru kapal pesiar Indonesia di Jerman.
KBRI juga sudah mencek dan berkoordinasi dengan pihak perusahaan tentang hal ini. Oleh karenanya KBRI membantu dalam proses pengurusan clearance pesawat serta persiapan lainnya.
Penjemputan kembali kru Indonesia ini merupakan kloter pertama. Direncanakan akan ada beberapa kloter berikutnya. Pihak AIDA menyebutkan, kru yang akan dipekerjakan kembali sebagian besar berasal dari Indonesia. Dan bagi Indoesia, ini adalah kali pertama ABK Indonesia kembali bekerja ke luar negeri di masa pandemi COVID-19.
Director for Brand Emergency Response, AIDA Cruise, Philipp Heidmann mengatakan Kru dari Indonesia ada sekitar 45%. Oleh karena itu Indonesia termasuk yang diprioritaskan tahap awal penjemputan para kru. Kita rencana akan beroperasi lagi tanggal 20 Agustus. Untuk itu, dari sekarang dimulai menjemput kru yang sebelumnya terpaksa dipulangkan”, ujar Philipp Heidmann,
Dikatakannya pada tahap awal ini, pihak perusahaan mengoperasikan tiga dari 14 kapal yang ada, yaitu kapal AIDAmar, AIDAblu dan AIDAperla. 474 ABK Indonesia yang telah dijemput hari ini akan bekerja kembali di ketiga kapal tersebut.
Pengoperasian kembali secara bertahap sektor wisata pesiar menjadi bagian strategi Pemerintah Jerman dalam mendorong pemulihan ekonomi. Meski demikian, pelaksanaan pelonggaran kebijakan ini tetap memberlakukan protokol kesehatan yang ketat.
Total kapasitas maksimal yang diizinkan hanya sepertiga dari standar kapasitas kapal keseluruhan pada saat sebelum pandemi. Sebagai contoh, dari 3.306 total kapasitas kapal AIDAmar hanya akan diisi 800 penumpang,
Begitu pula halnya dengan AIDAblue. Sementara untuk AIDAperla, dari total 5300 kapasitas yang dimiliki, hanya akan diisi 1300 penumpang. Angka ini belum termasuk kru yang berjumlah sekitar 400 orang di setiap kapal.
Selain itu pengawasan kesehatan juga diperketat. Sebelum naik kapal, seluruh ABK wajib menjalani pelatihan kebersihan dan kesehatan. Pelatihan ini menerapkan standar sesuai dengan ketentuan yang disertifikasi oleh perusahaan independen di Jenewa, SGS Fresenius.
Protokol kesehatan dilakukan dengan langkah terstruktur berdasarkan tingkat keamanan yang diperlukan di kapal. Selain itu, di tiap kapal ditugaskan hygiene officer untuk memonitor kepatuhan kru terhadap regulasi kebersihan dan kesehatan.
Pihak kapal juga disyaratkan untuk menyiapkan langkah kontinjensi penanganan kesehatan dalam kapal.
“Kami sudah dikarantina selama 14 hari di Hotel di Jakarta. Lalu 72 jam sebelum keberangkatan ke Jerman diwajibkan melakukan test PCR.
Salah seorang kru yang bekerja di AIDA Cruise mengatakan di Kapal nanti akan dikarantina lagi selama 14 hari dan secara regular diminta melakukan test PCR“, ujar Vivi, yang bekerja di AIDA Cruise selama 1,5 tahun. Seluruh biaya akomodasi, transportasi dan tes PCR ditanggung oleh pihak perusahaan kapal. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar