Di Tengah Pandemi, Ekspor Indonesia ke Swiss Melejit
News ID: 1246966
London (ANTARA) -
Duta Besar RI Bern Muliaman Hadad menyatakan bahwa kenaikan ekspor beberapa produk unggulan Indonesia merupakan buah dari berbagai upaya kerjasama promosi ekonomi Indonesia yang dilakukan secara intensif di Swiss.
Hal itu disampaikan Dubes Muliaman Hadad sehubungan dengan Data Swiss Federal Customs Administration yang menunjukkan adanya peningkatan terbesar terjadi dalam bulan April dan Mei 2020 dengan peningkatan ekspor Indonesia sebesar 670% untuk April dan 404% untuk Mei dibandingkan bulan yang sama tahun 2019 lalu.
Kopi dan minyak atsiri adalah produk unggulan Indonesia dalam ekspor ke Swiss selain emas. Namun kenaikan ekspor Indonesia ke Swiss di masa pandemi Covid 19 ini memang cukup besar nilainya. “Nilai ekspor Indonesia ke Swiss dalam lima bulan pertama 2020 ini mencapai lebih dari USD 1 milyar lebih besar dari nilai ekspor Indonesia ke Swiss untuk setahun pada 2019 yang hanya USD 988 juta” ujar Muliaman.
Sementara banyak negara yang menurunkan volume ekspor impornya karena perhatian terpusat pada penanganan Covid 19, ekspor Indonesia ke Swiss malah melonjak tajam. Dalam lima bulan pertama tahun 2020 yaitu Januari – Mei 2020 ekspor Indonesia naik sebesar 284% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Kopi dan minyak atsiri adalah diantara produk Indonesia yang mengalami kenaikan lumayan besar. Kenaikan ekspor Indonesia ke Swiss terbesar terjadi dalam bulan Maret dibandingkan bulan sebelumnya yaitu untuk produk tekstil rajutan, kopi, suku cadang mesin, mebel, minyak atsiri dan kimia organik. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ekspor Indonesia ke Swiss yang memiliki trend meningkat adalah logam mulia, alas kaki, kopi, mebel, suku cadang mesin dan minyak atsiri.
Komoditi dengan kode HS 7108 yaitu emas menyumbangkan nilai terbesar dalam ekspor Indonesia ke Swiss. Walaupun terjadi naik turun dalam nilai ekspor emas Indonesia ke Swiss dalam lima bulan terakhir, namun angka nilai ekspornya menunjukkan trend meningkat. Bila dibandingkan periode yang sama tahun 2019, ekspor logam mulia Indonesia ke Swiss dalam lima bulan pertama 2020 naik 198%.
Sementara itu impor Indonesia dari Swiss juga mengalami peningkatan dalam lima bulan pertama 2020. Data Swiss Federal Customs Administration menyatakan nilai impor Indonesia pada Januari -Mei 2020 mencapai USD 308 juta dengan peningkatan 74% dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Impor produk farmasi adalah salah satu sektor yang meningkat antara lain karena upaya mengatasi penyebaran Covid 19 di Indonesia.
Selain itu mesin turbin, suku cadang dan perlengkapan elektronik dan kimia organik, instrumen optik juga memiliki angka yang lumayan tinggi. “Dalam lima bulan pertama 2020 ini kita surplus sebesar USD 721 juta” ujar Dubes Muliaman.
Dubes Muliaman menyatakan bahwa ini pertanda baik karena pandemi Covid 19 tidak menghalangi peningkatan ekspor Indonesia ke Swiss. Dari data diatas, terdapat peluang yang semakin luas bagi produk Indonesia seperti kopi, minyak atsiri, alas kaki untuk dapat terus ditingkatkan ekspornya ke Swiss.
Swiss adalah negara berorientasi ekspor, oleh sebab itu perdagangan luar negeri menjadi bagian penting dalam pemulihan ekonomi Swiss akibat dampak pandemi Covid 19. ”Ini kesempatan kita untuk memanfaatkan peluang ini karena rantai pasok dari sumber lain mungkin terganggu akibat pandemi, demikian Dubes Muliaman.(ZG)
Duta Besar RI Bern Muliaman Hadad menyatakan bahwa kenaikan ekspor beberapa produk unggulan Indonesia merupakan buah dari berbagai upaya kerjasama promosi ekonomi Indonesia yang dilakukan secara intensif di Swiss.
Hal itu disampaikan Dubes Muliaman Hadad sehubungan dengan Data Swiss Federal Customs Administration yang menunjukkan adanya peningkatan terbesar terjadi dalam bulan April dan Mei 2020 dengan peningkatan ekspor Indonesia sebesar 670% untuk April dan 404% untuk Mei dibandingkan bulan yang sama tahun 2019 lalu.
Kopi dan minyak atsiri adalah produk unggulan Indonesia dalam ekspor ke Swiss selain emas. Namun kenaikan ekspor Indonesia ke Swiss di masa pandemi Covid 19 ini memang cukup besar nilainya. “Nilai ekspor Indonesia ke Swiss dalam lima bulan pertama 2020 ini mencapai lebih dari USD 1 milyar lebih besar dari nilai ekspor Indonesia ke Swiss untuk setahun pada 2019 yang hanya USD 988 juta” ujar Muliaman.
Sementara banyak negara yang menurunkan volume ekspor impornya karena perhatian terpusat pada penanganan Covid 19, ekspor Indonesia ke Swiss malah melonjak tajam. Dalam lima bulan pertama tahun 2020 yaitu Januari – Mei 2020 ekspor Indonesia naik sebesar 284% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Kopi dan minyak atsiri adalah diantara produk Indonesia yang mengalami kenaikan lumayan besar. Kenaikan ekspor Indonesia ke Swiss terbesar terjadi dalam bulan Maret dibandingkan bulan sebelumnya yaitu untuk produk tekstil rajutan, kopi, suku cadang mesin, mebel, minyak atsiri dan kimia organik. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ekspor Indonesia ke Swiss yang memiliki trend meningkat adalah logam mulia, alas kaki, kopi, mebel, suku cadang mesin dan minyak atsiri.
Komoditi dengan kode HS 7108 yaitu emas menyumbangkan nilai terbesar dalam ekspor Indonesia ke Swiss. Walaupun terjadi naik turun dalam nilai ekspor emas Indonesia ke Swiss dalam lima bulan terakhir, namun angka nilai ekspornya menunjukkan trend meningkat. Bila dibandingkan periode yang sama tahun 2019, ekspor logam mulia Indonesia ke Swiss dalam lima bulan pertama 2020 naik 198%.
Sementara itu impor Indonesia dari Swiss juga mengalami peningkatan dalam lima bulan pertama 2020. Data Swiss Federal Customs Administration menyatakan nilai impor Indonesia pada Januari -Mei 2020 mencapai USD 308 juta dengan peningkatan 74% dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Impor produk farmasi adalah salah satu sektor yang meningkat antara lain karena upaya mengatasi penyebaran Covid 19 di Indonesia.
Selain itu mesin turbin, suku cadang dan perlengkapan elektronik dan kimia organik, instrumen optik juga memiliki angka yang lumayan tinggi. “Dalam lima bulan pertama 2020 ini kita surplus sebesar USD 721 juta” ujar Dubes Muliaman.
Dubes Muliaman menyatakan bahwa ini pertanda baik karena pandemi Covid 19 tidak menghalangi peningkatan ekspor Indonesia ke Swiss. Dari data diatas, terdapat peluang yang semakin luas bagi produk Indonesia seperti kopi, minyak atsiri, alas kaki untuk dapat terus ditingkatkan ekspornya ke Swiss.
Swiss adalah negara berorientasi ekspor, oleh sebab itu perdagangan luar negeri menjadi bagian penting dalam pemulihan ekonomi Swiss akibat dampak pandemi Covid 19. ”Ini kesempatan kita untuk memanfaatkan peluang ini karena rantai pasok dari sumber lain mungkin terganggu akibat pandemi, demikian Dubes Muliaman.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar