Indonesia aktif di IAEA tangani Limbah Plastik
News ID: 1466361
London (ANTARA) -
Pemerintah Indonesia berpartisipasi aktif dalam program Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk penanganan masalah limbah plastik.
Hal itu disampaikan Dubes / Watap RI Wina, Dr. Darmansjah Djumala saat bertemu dengan Direktur Jenderal IAEA, Rafael Mariano Grossi di Markas Besar Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Vienna International Centre, Austria, Jumat sore waktu Wina (2/10)
Dalam kesempatan ini, Dubes Djumala bersama Dirjen IAEA membahas capaian kerjasama Indonesia dan IAEA dalam pemanfaatan teknologi nuklir untuk maksud damai, serta potensi pengembangan kerjasama untuk menjawab tantangan pembangunan nasional dan global.
Salah satu topik spesifik yang dibahas dalam pertemuan ini adalah komitmen Pemerintah Indonesia berpartisipasi aktif dalam program IAEA untuk penanganan masalah limbah plastik.
Direktur Jenderal Grossi mengusung program Nuclear Technology for Controlling Plastic Pollution (NUTEC Plastic) yang memfasilitasi pemanfaatan teknologi nuklir untuk pengelolaan dan daur ulang limbah plastik.
Indonesia berpotensi untuk menjadi salah satu pilot countrykarena dinilai telah memiliki kapasitas dalam penguasaan teknologi radiasi serta sumber daya manusia yang handal.
Program ini ditargetkan dimulai 2021 serta akan melibatkan stakeholder nasional dalam bidang pengelolaan dan daur ulang limbah plastik.
Dalam kesempatan itu Dubes Djumala menyampaikan komitmen Pemerintah Indonesia berpartisipasi aktif dalam implementasi program NUTEC Plastic melalui pelibatan kementerian dan lembaga teknis terkait (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian dan Badan Tenaga Atom Nasional/ BATAN) serta akademisi, asosiasi daur ulang plastik dan sektor industri nasional.
Integrasi program NUTEC Plastic dalam program nasional penanggulangan limbah plastik akan memberikan nilai tambah dalam penyediaan teknologi inovatif bagi sektor industri pengolahan plastik serta membantu pencapaian target pengurangan limbah plastik domestik pada skala nasional dan regional.
Dirjen IAEA menyatakan apresiasi IAEA kepada Pemerintah Indonesia dalam upaya mensukseskan implementasi program NUTEC Plastic.
Diharapkan, proyek ini dapat berjalan dengan baik dan dikembangkan di negara maupun Kawasan lainnya kedepannya.
“Pemanfaatan teknologi nuklir untuk tujuan damai, diantaranya melalui program NUTEC Plastic ini merupakan kerjasama internasional di bidang teknologi nuklir yang kongkret dan membumi karena memberikan manfaat bagi pembangunan sosial ekonomi masyarakat” demikian Dubes Djumala.(ZG)
Pemerintah Indonesia berpartisipasi aktif dalam program Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk penanganan masalah limbah plastik.
Hal itu disampaikan Dubes / Watap RI Wina, Dr. Darmansjah Djumala saat bertemu dengan Direktur Jenderal IAEA, Rafael Mariano Grossi di Markas Besar Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Vienna International Centre, Austria, Jumat sore waktu Wina (2/10)
Dalam kesempatan ini, Dubes Djumala bersama Dirjen IAEA membahas capaian kerjasama Indonesia dan IAEA dalam pemanfaatan teknologi nuklir untuk maksud damai, serta potensi pengembangan kerjasama untuk menjawab tantangan pembangunan nasional dan global.
Salah satu topik spesifik yang dibahas dalam pertemuan ini adalah komitmen Pemerintah Indonesia berpartisipasi aktif dalam program IAEA untuk penanganan masalah limbah plastik.
Direktur Jenderal Grossi mengusung program Nuclear Technology for Controlling Plastic Pollution (NUTEC Plastic) yang memfasilitasi pemanfaatan teknologi nuklir untuk pengelolaan dan daur ulang limbah plastik.
Indonesia berpotensi untuk menjadi salah satu pilot countrykarena dinilai telah memiliki kapasitas dalam penguasaan teknologi radiasi serta sumber daya manusia yang handal.
Program ini ditargetkan dimulai 2021 serta akan melibatkan stakeholder nasional dalam bidang pengelolaan dan daur ulang limbah plastik.
Dalam kesempatan itu Dubes Djumala menyampaikan komitmen Pemerintah Indonesia berpartisipasi aktif dalam implementasi program NUTEC Plastic melalui pelibatan kementerian dan lembaga teknis terkait (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian dan Badan Tenaga Atom Nasional/ BATAN) serta akademisi, asosiasi daur ulang plastik dan sektor industri nasional.
Integrasi program NUTEC Plastic dalam program nasional penanggulangan limbah plastik akan memberikan nilai tambah dalam penyediaan teknologi inovatif bagi sektor industri pengolahan plastik serta membantu pencapaian target pengurangan limbah plastik domestik pada skala nasional dan regional.
Dirjen IAEA menyatakan apresiasi IAEA kepada Pemerintah Indonesia dalam upaya mensukseskan implementasi program NUTEC Plastic.
Diharapkan, proyek ini dapat berjalan dengan baik dan dikembangkan di negara maupun Kawasan lainnya kedepannya.
“Pemanfaatan teknologi nuklir untuk tujuan damai, diantaranya melalui program NUTEC Plastic ini merupakan kerjasama internasional di bidang teknologi nuklir yang kongkret dan membumi karena memberikan manfaat bagi pembangunan sosial ekonomi masyarakat” demikian Dubes Djumala.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar