Warga Perancis antusia Belajar Bahasa Indonesia
News ID: 1517393
London (ANTARA) -
Kondisi Paris yang masih dalam pembatasan aktivitas publik dan berlakunya jam malam karena gelombang kedua COVID-19 tidak menyuruti warga Perancis belajar bahasa Indonesia yang diadakan KBRI Paris secara daring.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Paris, Prof. Warsito kepada Antara London, Kamis mengatakan warga Perancis tetap antusias mengikuti Kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang digelar secara daring.
Dikatakan semester kali ini merupakan semester kedua pelaksanaan kursus BIPA ditengah-tengah pandemi COVID-19 yang tidak menghalangi tidak saja dari Paris juga dari negara lainnya.
Hal ini menjadi pertimbangan utama kursus BIPA tetap dilakukan meskipun tidak di dalam ruang Balai Desa, KBRI Paris seperti biasanya.
Evaluasi tahun lalu dari pelaksanaan kursus daring adalah adaptasi bagi peserta maupun pengajar serta kesulitan mengevaluasi prononsasi.
“Namun, karena masa COVID di Prancis ini sudah sejak awal tahun, maka semua komunitas terdorong untuk beradaptasi dalam bekerja dan belajar secara daring,” ujarnya menambahkan sehingga kendala semester lalu tidak lagi terjadi.
Menurut Prof. Warsito, Pelaksanaan kursus BIPA secara daring justru membuka kesempatan bagi peserta di luar Paris bahkan luar Prancis untuk ikut belajar. “Semester lalu ada peserta yang berasal dari Inggris, nah semester ini bahkan ada peserta dari Swedia, Irlandia, dan Belgia. Beberapa peserta juga berasal dari luar Paris seperti Toulouse, Marseille, Orleans, Bordeaux dan Strasbourg,” ujar Prof. Warsito.
Semester ini, kursus BIPA dibuka untuk kelas pemula dan kelas lanjutan serta diikuti lebih dari 58 peserta yang mayoritas berusia 20-40 tahun.
Kursus dimulai pukul 18.30 hingga 20.30 setiap Rabu dan Jumat, masing-masing sebanyak 10 kali pertemuan.
Ibu Kelly, peserta kursus dari Belgia mengatakan bahwa sudah lama berminat mempelajari Bahasa Indonesia, namun kesulitan karena sebelumnya harus datang ke kedutaan.
Peserta yang lain, Valentin El Sayed dari Toulouse, berjarak sekitar 700 km dari Paris ke arah selatan, yang berprofesi sebagai dosen, mengatakan bahwa ketertarikannya kepada Bahasa Indonesia dikarenakan keinginan menjalin Kerjasama riset dengan institusi di Indonesia.
Latar belakang profesi peserta kursus bermacam-macam, profesi manajer mendominasi sebanyak 27%, pelajar 24% dan peserta lainnya berlatar belakang konsultan, engineer dan seniman.
Menurut Warsito, suasana pembelajaran di ketiga kelas BIPA berlangsung secara lancar dan penuh antusias dari para peserta. Para peserta juga mengapresiasi pengajar BIPA yang memiliki kemampuan mendampingi peserta dengan baik.(ZG)
Kondisi Paris yang masih dalam pembatasan aktivitas publik dan berlakunya jam malam karena gelombang kedua COVID-19 tidak menyuruti warga Perancis belajar bahasa Indonesia yang diadakan KBRI Paris secara daring.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Paris, Prof. Warsito kepada Antara London, Kamis mengatakan warga Perancis tetap antusias mengikuti Kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang digelar secara daring.
Dikatakan semester kali ini merupakan semester kedua pelaksanaan kursus BIPA ditengah-tengah pandemi COVID-19 yang tidak menghalangi tidak saja dari Paris juga dari negara lainnya.
Hal ini menjadi pertimbangan utama kursus BIPA tetap dilakukan meskipun tidak di dalam ruang Balai Desa, KBRI Paris seperti biasanya.
Evaluasi tahun lalu dari pelaksanaan kursus daring adalah adaptasi bagi peserta maupun pengajar serta kesulitan mengevaluasi prononsasi.
“Namun, karena masa COVID di Prancis ini sudah sejak awal tahun, maka semua komunitas terdorong untuk beradaptasi dalam bekerja dan belajar secara daring,” ujarnya menambahkan sehingga kendala semester lalu tidak lagi terjadi.
Menurut Prof. Warsito, Pelaksanaan kursus BIPA secara daring justru membuka kesempatan bagi peserta di luar Paris bahkan luar Prancis untuk ikut belajar. “Semester lalu ada peserta yang berasal dari Inggris, nah semester ini bahkan ada peserta dari Swedia, Irlandia, dan Belgia. Beberapa peserta juga berasal dari luar Paris seperti Toulouse, Marseille, Orleans, Bordeaux dan Strasbourg,” ujar Prof. Warsito.
Semester ini, kursus BIPA dibuka untuk kelas pemula dan kelas lanjutan serta diikuti lebih dari 58 peserta yang mayoritas berusia 20-40 tahun.
Kursus dimulai pukul 18.30 hingga 20.30 setiap Rabu dan Jumat, masing-masing sebanyak 10 kali pertemuan.
Ibu Kelly, peserta kursus dari Belgia mengatakan bahwa sudah lama berminat mempelajari Bahasa Indonesia, namun kesulitan karena sebelumnya harus datang ke kedutaan.
Peserta yang lain, Valentin El Sayed dari Toulouse, berjarak sekitar 700 km dari Paris ke arah selatan, yang berprofesi sebagai dosen, mengatakan bahwa ketertarikannya kepada Bahasa Indonesia dikarenakan keinginan menjalin Kerjasama riset dengan institusi di Indonesia.
Latar belakang profesi peserta kursus bermacam-macam, profesi manajer mendominasi sebanyak 27%, pelajar 24% dan peserta lainnya berlatar belakang konsultan, engineer dan seniman.
Menurut Warsito, suasana pembelajaran di ketiga kelas BIPA berlangsung secara lancar dan penuh antusias dari para peserta. Para peserta juga mengapresiasi pengajar BIPA yang memiliki kemampuan mendampingi peserta dengan baik.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar