London, 7/10 (Antara) - Kepemimpinan Indonesia berhasil menjaga kesinambungan proses pembentukan mekanisme review implementasi Konvensi PBB menentang Kejahatan Transnasional Terorganisir (UNTOC) dan ketiga protokolnya, meskipun menghadapi berbagai tantangan.
Dalam kapasitas selaku Presiden Sesi keenam Konferensi Negara Pihak (Conference of the Parties to the United Convention agaist Transnational Organized Crimes/COP-UNTOC) periode 2012-2014, Dubes Rachmat Budiman memimpin serangkaian pertemuan untuk memastikan terlaksananya mandat Pasal 32 UNTOC dan Resolusi 6/1 COP UNTOC, demikian Counsellor KBRI/PTRI Wina, Dody Kusumonegoro kepada Antara London, Selasa.
Mandat Pasal 32 UNTOC dan Resolusi 6/1 COP UNTOC ini utamanya dalam menjaga momentum pembentukan mekanisme review atas Konvensi tersebut.
Pada sambutan pembukaan Pertemuan Sesi ke-tujuh COP UNTOC di Wina, Rachmat Budiman mengatakan, kesinambungan tersebut diwujudkan dengan berjalannya proses konsultasi informal yang terbuka, inklusif dan transparan melibatkan seluruh kelompok regional dan negara-negara kunci.
Proses tersebut menghasilkan rancangan resolusi mengenai review implementasi UNTOC dan ketiga protokolnya yang akan dibahas pada Pertemuan Sesi ketujuh, 6-10 Oktober mendatang di Wina.
Selain keberhasilan menjaga kelanjutkan proses pembentukan mekanisme review, Indonesia juga mencatat beberapa capaian penting, antara lain diadopsinya resolusi-resolusi dan keputusan kunci dalam Pertemuan Sesi ke-enam COP UNTOC Oktober 2012 dan dihasilkannya rekomendasi kunci dari pelaksanaan enam kali pertemuan lima Kelompok Kerja (working group) di bawah UNTOC.
Pernyataan Rachmat Budiman disampaikan bertepatan dengan penyerahan tongkat presidensi COP UNTOC dari Indonesia kepada Rumania sebagai Presiden COP UNTOC Sesi ketujuh periode 2014-2016.
Pada kesempatan tersebut, Rachmat Budiman juga menyampaikan harapan bagi kesuksesan Rumania selama dua tahun ke depan dan apresiasi kepada seluruh anggota Biro, kelompok regional dan pihak Sekretariat UNODC yang telah mendukung Indonesia selama dua tahun terakhir.
Rumania dan negara-negara anggota menyampaikan apresiasi atas capaian dan kinerja Indonesia selama dua tahun.
Peran aktif Indonesia pada tataran multilateral, khususnya dalam penanganan isu-isu kejahatan terorganisasi masih berlanjut dengan terpilihnya Indonesia mewakili Kelompok Asia untuk duduk sebagai Rapporteur pada keanggotaan Biro COP UNTOC Sesi ketujuh periode 2014-2016. ***1*** (ZG)
(T.H-ZG/C/S. Muryono/S. Muryono) 07-10-2014 18:18:50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar