KBRI LONDON BERHARAP PROMOSI BUDAYA-PARIWISATA BERLANJUT
Zeynita Gibbons
London, 11/9 (Antara) - KBRI London berharap kegiatan "Indonesian Weekend" atau promosi seni budaya dan pariwisata yang berlangsung sukses pada akhir pekan dapat diadakan secara berkesinambungan dengan melibatkan lebih banyak lagi pemangku kepentingan.
Hal ini agar upaya mempromosikan seni dan budaya Indonesia kepada publik Inggris terus dikembangkan dan ditingkatkan pada masa mendatang, kata Minister Counselor KBRI London, Thomas Siregar kepada Antara London, Selasa.
Menurut Duta Besar RI untuk Inggris Raya, Republik Irlandia dan Organisasi Maritim Internasional Rizal Sukma, kegiatan Indonesian Weekend merupakan medium promosi seni dan budaya Indonesia kepada publik Inggris. Melalui kegiatan ini diharapkan publik Inggris lebih mengenal Indonesia dan dapat meningkatkan jumlah kunjungan ke Indonesia.
Menurut Minister Counselor KBRI London, Thomas Siregar, kegiatan promosi seni budaya bertajuk Indonesian Weekend 2018 digelar setelah sukses dilaksanakan selama dua tahun terakhir dimotori Bangga Indonesia Ltd pimpinan Endang Argo bekerja sama dengan KBRI London dan Kementerian Pariwisata serta beberapa pemangku kepentingan lainnya di Indonesia.
Indonesian Weekend pada tahun 2018 mengambil tema "Warm Destination", yakni anjungan berpasir yang didatangkan dengan volume sekitar 50 ton pasir putih menjadi salah satu daya tarik pengunjung.
Di tengah anjungan ini ditempatkan gubuk yang menyajikan minuman dingin serta beberapa tempat duduk yang tergantung (hammock).
Kehadiran 'pantai berpasir' di Pottersfield Park menarik perhatian pengunjung, tidak hanya anak-anak yang nampak asyik bermain, namun juga sejumlah orang dewasa yang menikmati dengan duduk bersantai sambil menyaksikan berbagai penampilan menarik seni dan budaya Indonesia diatas panggung.
Selama dua hari akhir pekan, pada 8-9 September 2018, masyarakat Inggris menikmati berbagai sajian tarian, musik dan kuliner Indonesia di kawasan ikonik di London tersebut. Salah satu paviliun yang mengundang banyak perhatian pengunjung adalah paviliun demo masak Chef Degan yang menerangkan dan mempraktikkan bagaimana memasak sate maringgi, soto ayam, gado-gado, nasi goreng dan rendang.
Paviliun yang juga mengundang perhatian pengunjung adalah paviliun seni 'tatoo' tangan dan wajah Henna yang disponsori oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengunjung harus bersabar mengantre cukup panjang untuk dapat dilukis dengan indah pada tangan atau wajah dengan tinta yang dapat bertahan paling lama sampai 2 minggu.
Antrean cukup panjang juga tampak pada paviliun yang menyajikan makanan khas Indonesia, di antaranya rendang dan nasi campur, mi bakso, sate ayam dan minuman kelapa hijau. Hampir seluruh area rumput di Pottersfield dipenuhi pengunjung, mereka duduk lesehan menikmati kuliner Indonesia sambil menyaksikan penampilan pencak silat, tari-tarian dan alunan musik tradisional. Tidak kurang dari 40.000 orang diperkirakan berkunjung ke acara Indonesian Weekend yang berlangsung selama dua hari di dekat Tower Bridge, kata Thoma
Zeynita Gibbons
London, 11/9 (Antara) - KBRI London berharap kegiatan "Indonesian Weekend" atau promosi seni budaya dan pariwisata yang berlangsung sukses pada akhir pekan dapat diadakan secara berkesinambungan dengan melibatkan lebih banyak lagi pemangku kepentingan.
Hal ini agar upaya mempromosikan seni dan budaya Indonesia kepada publik Inggris terus dikembangkan dan ditingkatkan pada masa mendatang, kata Minister Counselor KBRI London, Thomas Siregar kepada Antara London, Selasa.
Menurut Duta Besar RI untuk Inggris Raya, Republik Irlandia dan Organisasi Maritim Internasional Rizal Sukma, kegiatan Indonesian Weekend merupakan medium promosi seni dan budaya Indonesia kepada publik Inggris. Melalui kegiatan ini diharapkan publik Inggris lebih mengenal Indonesia dan dapat meningkatkan jumlah kunjungan ke Indonesia.
Menurut Minister Counselor KBRI London, Thomas Siregar, kegiatan promosi seni budaya bertajuk Indonesian Weekend 2018 digelar setelah sukses dilaksanakan selama dua tahun terakhir dimotori Bangga Indonesia Ltd pimpinan Endang Argo bekerja sama dengan KBRI London dan Kementerian Pariwisata serta beberapa pemangku kepentingan lainnya di Indonesia.
Indonesian Weekend pada tahun 2018 mengambil tema "Warm Destination", yakni anjungan berpasir yang didatangkan dengan volume sekitar 50 ton pasir putih menjadi salah satu daya tarik pengunjung.
Di tengah anjungan ini ditempatkan gubuk yang menyajikan minuman dingin serta beberapa tempat duduk yang tergantung (hammock).
Kehadiran 'pantai berpasir' di Pottersfield Park menarik perhatian pengunjung, tidak hanya anak-anak yang nampak asyik bermain, namun juga sejumlah orang dewasa yang menikmati dengan duduk bersantai sambil menyaksikan berbagai penampilan menarik seni dan budaya Indonesia diatas panggung.
Selama dua hari akhir pekan, pada 8-9 September 2018, masyarakat Inggris menikmati berbagai sajian tarian, musik dan kuliner Indonesia di kawasan ikonik di London tersebut. Salah satu paviliun yang mengundang banyak perhatian pengunjung adalah paviliun demo masak Chef Degan yang menerangkan dan mempraktikkan bagaimana memasak sate maringgi, soto ayam, gado-gado, nasi goreng dan rendang.
Paviliun yang juga mengundang perhatian pengunjung adalah paviliun seni 'tatoo' tangan dan wajah Henna yang disponsori oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengunjung harus bersabar mengantre cukup panjang untuk dapat dilukis dengan indah pada tangan atau wajah dengan tinta yang dapat bertahan paling lama sampai 2 minggu.
Antrean cukup panjang juga tampak pada paviliun yang menyajikan makanan khas Indonesia, di antaranya rendang dan nasi campur, mi bakso, sate ayam dan minuman kelapa hijau. Hampir seluruh area rumput di Pottersfield dipenuhi pengunjung, mereka duduk lesehan menikmati kuliner Indonesia sambil menyaksikan penampilan pencak silat, tari-tarian dan alunan musik tradisional. Tidak kurang dari 40.000 orang diperkirakan berkunjung ke acara Indonesian Weekend yang berlangsung selama dua hari di dekat Tower Bridge, kata Thoma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar