Peluang produk seafood di tengah Covid-19
News ID: 1177060
London (ANTARA) -
Konjen RI Toronto, Leonard F. Hutabarat, mengatakan Covid -19 menyebabkan kekosongan supply ke Kanada untuk sejumlah produk salah satu produk yang sedang dibidik KJRI Toronto untuk memaanfaatkan situasi tersebut diantaranya produk seafood khususnya crab meat, udang dan tuna.
Pasar untuk produk seafood ini adalah masyarakat keturunan Asia khususnya keturunan Korea, Jepang yang menyukai makanan eksotis dan penuh gizi. Ketiga produk seafood tersebut juga merupakan produk unggulan Indonesia”, ujar Konjen RI Toronto, Leonard F. Hutabarat, pada Webinar yang berjudul "Kanada Pasar Potensial Produk Indonesia di Kawasan Amerika" Jumat.
Konsul Ekonomi KJRI Toronto, Dina Martina kepada Antara London, Jumat mengatakan kegiiatan diorganisir Direktorat Amerika I Kementerian Luar Negeri dan KADIN ini diikuti lebih dari 260 peserta.
Lebih lanjut Konjen RI Toronto, Leonard F. Hutabarat, mengataka untuk Kanada, British Columbia, Ontario dan Nova Scotia merupakan tiga provinsi dengan konsentrasi grosir perikanan dan seafood terbesar di Kanada.
Di Provinsi Ontario, konsentrasi grosir perikanan dan seafood mencapai 23.6%, British Columbia 26% dan Nova Scotia 19%.
Dari sisi revenue, industri perikanan dan seafood di Kanada dalam lima tahun ke depan diperkirakan akan terus tumbuh dan memberikan optimisme di kalangan bisnis terhadap profitability yang sustainable.
Di sisi lain, terdapat perkiraan permintaan yang stabil terhadap produk perikanan dan seafood dari industri makanan (seperti restoran dll) dalam lima tahun ke depan.
IBIS World mencatat, sebagai Provinsi dengan populasi terbesar di Kanada, Provinsi Ontario juga merupakan salah satu Provinsi dengan jumlah grosir di bidang perikanan dan seafood terbesar di Kanada.
Jumlah konsumsi seafood masyarakat Ontario lebih besar dari jumlah grosir sehingga menciptakan demand yang tinggi untuk produk seafood.Untuk udang negara-negara pesaing Indonesia adalah Vietnam, India, Thailand, China dan Ekuador. Crab meat, AS, Norwegia, Cina dan Korea Selatan.
Sementara pesaing Indonesia untuk Tuna adalah Thailand, Italia, Vietnam, Srilanka dan Philipina.
Pada saat Covid ini sebagian besar negara kompetitor Indonesia mengalami penurunan ekspor seafood yang dapat dimanfaatkan Indonesia untuk meningkatkan ekspor.Pelaku usaha Indonesia yang berminat melakukan ekspor perlu memperhatikan sertifikasi ekspor ke Kanada seperti HACCP, BAP dan Ocean Wise serta perlunya kapasitas produk dalam memenuhi komitmen pengiriman secara kontinyu.
Wilayah kerja KJRI Toronto khususnya Ontario menjadi penentu perdagangan Indonesia dengan Kanada. Nilai perdagangan dengan empat Wilayah Kerja KJRI Toronto (Ontario, Manitoba, Saskatchewan dan Nunavut) di tahun 2019 mewakili sekitar 53% total nilai perdagangan bilateral Indonesia – Kanada.
Begitu juga dengan nilai ekspor Indonesia ke wilayah kerja yang mencapai 54%.
Selain Konjen RI Toronto, hadir sebagai pembicara Konjen RI Vancouver dan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Kapuslitbang) Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri Ben Perkasa Drajat. (ZG)
Konjen RI Toronto, Leonard F. Hutabarat, mengatakan Covid -19 menyebabkan kekosongan supply ke Kanada untuk sejumlah produk salah satu produk yang sedang dibidik KJRI Toronto untuk memaanfaatkan situasi tersebut diantaranya produk seafood khususnya crab meat, udang dan tuna.
Pasar untuk produk seafood ini adalah masyarakat keturunan Asia khususnya keturunan Korea, Jepang yang menyukai makanan eksotis dan penuh gizi. Ketiga produk seafood tersebut juga merupakan produk unggulan Indonesia”, ujar Konjen RI Toronto, Leonard F. Hutabarat, pada Webinar yang berjudul "Kanada Pasar Potensial Produk Indonesia di Kawasan Amerika" Jumat.
Konsul Ekonomi KJRI Toronto, Dina Martina kepada Antara London, Jumat mengatakan kegiiatan diorganisir Direktorat Amerika I Kementerian Luar Negeri dan KADIN ini diikuti lebih dari 260 peserta.
Lebih lanjut Konjen RI Toronto, Leonard F. Hutabarat, mengataka untuk Kanada, British Columbia, Ontario dan Nova Scotia merupakan tiga provinsi dengan konsentrasi grosir perikanan dan seafood terbesar di Kanada.
Di Provinsi Ontario, konsentrasi grosir perikanan dan seafood mencapai 23.6%, British Columbia 26% dan Nova Scotia 19%.
Dari sisi revenue, industri perikanan dan seafood di Kanada dalam lima tahun ke depan diperkirakan akan terus tumbuh dan memberikan optimisme di kalangan bisnis terhadap profitability yang sustainable.
Di sisi lain, terdapat perkiraan permintaan yang stabil terhadap produk perikanan dan seafood dari industri makanan (seperti restoran dll) dalam lima tahun ke depan.
IBIS World mencatat, sebagai Provinsi dengan populasi terbesar di Kanada, Provinsi Ontario juga merupakan salah satu Provinsi dengan jumlah grosir di bidang perikanan dan seafood terbesar di Kanada.
Jumlah konsumsi seafood masyarakat Ontario lebih besar dari jumlah grosir sehingga menciptakan demand yang tinggi untuk produk seafood.Untuk udang negara-negara pesaing Indonesia adalah Vietnam, India, Thailand, China dan Ekuador. Crab meat, AS, Norwegia, Cina dan Korea Selatan.
Sementara pesaing Indonesia untuk Tuna adalah Thailand, Italia, Vietnam, Srilanka dan Philipina.
Pada saat Covid ini sebagian besar negara kompetitor Indonesia mengalami penurunan ekspor seafood yang dapat dimanfaatkan Indonesia untuk meningkatkan ekspor.Pelaku usaha Indonesia yang berminat melakukan ekspor perlu memperhatikan sertifikasi ekspor ke Kanada seperti HACCP, BAP dan Ocean Wise serta perlunya kapasitas produk dalam memenuhi komitmen pengiriman secara kontinyu.
Wilayah kerja KJRI Toronto khususnya Ontario menjadi penentu perdagangan Indonesia dengan Kanada. Nilai perdagangan dengan empat Wilayah Kerja KJRI Toronto (Ontario, Manitoba, Saskatchewan dan Nunavut) di tahun 2019 mewakili sekitar 53% total nilai perdagangan bilateral Indonesia – Kanada.
Begitu juga dengan nilai ekspor Indonesia ke wilayah kerja yang mencapai 54%.
Selain Konjen RI Toronto, hadir sebagai pembicara Konjen RI Vancouver dan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Kapuslitbang) Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri Ben Perkasa Drajat. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar