Kamis, 15 September 2011

AKUNTAN DUNIA

AKUNTAN DUNIA BAHAS STANDAR AKUNTANSI DI LONDON

London, 16/9 (ANTARA) - Akuntan dari berbagai Negara yang tergabung dalam International Accounting Standard Board (IASB) berkumpul di London dalam acara konferensi "World Standard Setters" (WSS) guna mencari masukan dalam penyusunan standar akuntansi dari semua negara.
Indonesia yang sedang menyusun konvergensi standar akuntansinya ke IFRS dengan target pada 2012, menilai WSS, yang berlangsung selama dua hari 15 dan16 September sangat berpartisipasi dalam kegiatan internasional agar suara Indonesia dapat diperhatikan.

Hal itu disampaikan Ketua Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, SAK-IAI, Rosita Uli Sinaga, yang didampingi Ersa Tri Wahyuni, technical advisor I di London, Jumat.

Konferensi dihadiri sekitar 150 peserta yang terdiri atas penyusun standar akuntansi dari 59 negara, guna mendiskusikan banyak topik seputar perkembangan IFRS di masa depan, ujar Rosita Uli Sinaga.

Indonesia mengusulkan beberapa topik menjadi agenda IASB untuk tiga tahun ke depan yaitu standar akuntansi agrikultur, transaksi shari'ah, akuntansi untuk perusahaan tambang dan perminyakan juga akuntansi kombinasi bisnis untuk entitas sepengendali.

Dikatakan, ke empat topik tersebut sangat relevan untuk Indonesia yang merupakan negara agraris juga penghasil minyak dan tambang.

Ketua IASB Hans Hoogervorst ketika membuka konferensi mengatakan perhelatan tahunan anggota akuntansi seluruh dunia diselenggarakan International Accounting Standard Board (IASB) untuk menampung masukan dari penyusun standar akuntansi dari semua negara.

Hans Hoogervorst, yang baru mulai menjabat menggantikan Sir David Tweedie Juli lalu, mengatakan bahwa IASB menjamin bahwa proses penyusunan IFRS (International Financial Reporting Standards) tidak akan memihak pada jurisdiksi atau Negara tertentu.

Walaupun kantor IASB berada di London, namun masukan yang diterima oleh IASB datang dari seluruh penjuru dunia. Jaminan yang diberikan Hans tentunya menenangkan negara-negara Asia yang selama ini banyak beranggapan bahwa IASB lebih banyak dipengaruhi oleh Eropa dan Amerika Serikat.

"Dengan ancaman krisis ekonomi di Eropa akibat dari krisis keuangan Yunani, kerja sama yang bersifat internasional sangat dibutuhkan. Penyusunan IFRS bukanlah suatu proses menara gading yang tidak mendengarkan masukan internasional, sehingga konferensi seperti ini sangat penting untuk IASB," ungkap Hans Hoogervost.

Ia juga memberikan apresiasinya kepada negara-negara Asia yang mulai terlibat dalam penyusunan IFRS seperti Malaysia yang membuat riset mengenai Akuntansi Agriculture dan Korea yang membantu IASB dalam riset mengenai transaksi mata uang asing.

Riset yang dilakukan oleh Malaysia dan Korea membuat kedua topik tersebut diperhatikan oleh IASB dan masuk ke dalam "Agenda Consultation 2011" yang dikeluarkan IASB Juli lalu dan membuka komentar masukan sampai 30 November 2011.

Konferensi kali ini sangat penting dan menarik karena IASB baru saja memiliki ketua baru yang dapat mengubah fokus IASB dalam menentukan agenda kerjanya di masa depan.

Pada kesempatan itu, ketua IASB juga menyebutkan beberapa negara yang sedang dalam proses konvergensi IFRS termasuk Indonesia.

Semenjak menjadi tuan rumah IFRS Forum di Bali, Indonesia lebih menjadi perhatian IASB dibandingkan sebelumnya. Hal ini tentunya sangat baik karena meningkatkan exposure Indonesia di di dunia internasional, ungkap Rosita Uli Sinaga merujuk pada suksesnya kegiatan IFRS Regional Policy Forum di Bali pada Mei 2011.

Pada forum IFRS di Bali itu, dihadiri oleh 300 peserta dari 20 negara termasuk ketua dan anggota IASB.

Dalam konferensi tingkat dunia ini, perwakilan negara yang memiliki permasalahan implementasi IFRS berusaha untuk memberikan masukan kepada IASB agar topik yang diusung oleh Negara tersebut menjadi agenda kerja IASB dalam tiga tahun ke depan.

Negara-negara di Asia dan Oceania yang bergabung dalam AOSSG (Asian Oceanian Standard Setters Group) berusaha membuat masukan atas nama grup negara sehingga lebih kuat dan akan lebih diperhatikan.

AOSSG melakukan diskusi tertutup dengan IASB sehari sebelumnya (14/9) untuk membahas masukan dari negara-negara di Asia dan Oceania terutama untuk standar akuntansi baru IASB seperti instrumen keuangan, sewa, pendapatan dan juga kontrak asuransi.

Kerja sama regional yang dilakukan AOSSG dan dimulai sejak 2009 menjadi motivasi untuk regional lainnya memulai kerja sama serupa. Negara-negara di Afrika pada Mei 2011 membentuk PAFA (Pan African Federation of Accountants) yang memiliki 37 anggota organisasi dari 34 negara.

Sedangkan negara-negara di Amerika Selatan juga membentuk GLASS (Group of Latin American Accounting Standard Setters) pada Juni 2011 memiliki anggota dari 12 negara.

Ketua AOSSG, PAFA dan GLASS memberikan presentasi dalam sesi panel hari pertama dalam WSS dan membahas apa yang telah dan akan dilakukan oleh organisasi masing-masing.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah satu-satunya organisasi profesi akuntan yang ada di Indonesia yang didirikan 23 Desember 1957 di Jakarta.

IAI mempunyai misi menjadikan organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan praktik akuntansi, manajemen bisnis dan publik, yang berorientasi pada etika dan tanggung jawab sosial, serta lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional.

Selain itu, IAI mempunyai misi memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam pengembangan manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika, tanggung jawab dan lingkungan hidup.

Mengembangkan pengetahuan dan praktek bisnis, keuangan, atestasi, dan akuntasi bagi masyarakat serta berpartisipasi aktif dalam mewujudkan "good governance."
Sementara kegiatan utama IAI adalah penyusunan Standar Akuntansi sebagai pegangan bagi entitas yang ada di Indonesia untuk menyusun laporan keuangan, melaksanakan peningkatan kompetensi anggota secara berkesinambungan melalui kegiatan workshop, lokakarya, seminar di bidang akuntansi, keuangan dan perpajakan.

Kontribusi pada Penyusunan Kebijakan Publik; Pengabdian Masyarakat melalui aktivitas pelatihan usaha kecil dan koperasi yang dilakukan oleh Klinik Usaha Kecil dan Koperasi (KUKK); Hubungan Internasional; pada skala internasional, IAI aktif dalam keanggotaan International Federation of Accountants (IFAC) sejak 1997. Di tingkat ASEAN IAI menjadi anggota pendiri ASEAN federation of Accountants (AFA).

***6***
(ZG)
(T.H-ZG/B/S004/S004) 16-09-2011 08:43:11

Tidak ada komentar: